comeback

1.1K 148 13
                                    

Jadi guys sebelum baca aku mau minta maaf dahulu
Sorry karena up lama,
Jujur aku pen nulis tapi karena kesehatanku yang tiba tiba drop jadi harus menunggu bahkan sampe sekarangpun masih belum sehat tapi aku nggak mau ditunda terlalu lama jadi....
Sorry guysT_T

Oh iya akhir akhir ini penulisanku kayak berubah jadi aku mau ganti lagi.








"Kau tumbuh dengan baik sayang... tunggulah sebentar" ujar seseorang sembari menampilkan senyumnya.

*

Dengan wajah yang tampak lesu,ia bangkit dari duduknya kemudian memilih untuk naik ke rooftop agar pikirannya sedikit tenang.

"Kalian berhasil. Berhasil membuatku merasa kacau. Cobaan apa lagi yang harus kualami. Tolong Tuhan aku tidak mampu melaluinya, berikanlah aku sedikit cahaya..." kata Dahyun membatin

Sejak kejadian hari itu,Dahyun menjalani hidupnya seperti biasa. Berbaur dengan Jeongyeon juga Tzuyu merupakan cara ia melupakan masalah untuk sementara.

Momo,Mina dan juga Sana. Mereka sepertinya baik baik saja. Mereka nampak cuek seperti saat Dahyun pertama kali memasuki sekolah itu. Mungkin karena orang tua mereka. Dahyun tidak mau diambil pusing.

Ia mengambil langkah menuju rooftop namun..

Di rooftop ternyata bukan hanya dia sendiri disana,yah memang semua rooftop bukan hanya akan dikunjugi oleh satu orang saja bukan. Rooftop adalah tempat yang umum.

"1 ,2 ,3 ,4 ,5 ,6 ,7... aku merindukanmu" lirihan keluar dari mulut orang tersebut yang membuat Dahyun bingung.

Orang itu membalikkan tubuhnya,sepertinya orang ini mengetahui akan kedatangan Dahyun.

"Maafkan aku...anakku,kau pasti sangat tersiksa hidup tanpa seorang ayah" hanya tatapan terkejut yang bisa Dahyun tampilkan.

Dahyun mengambil langkah mundur karena tidak percaya akan semua hal yang terjadi.

"Maafkan ayah nak...yang telah meninggalkanmu bersama ibumu. Tapi jujur,semua itu demi kebaikan kalian." Dengan sendu ia mendekat kearah Dahyun dan membelai rambut Dahyun bagaikan keluarga.

Dahyun menjadi luluh. Dari dulu ia iri  setiap kali melihat keluarga yang masih lengkap. Ia juga ingin merasakan kasih sayang seorang ayah dan sekarang tiba tiba ada seorang pria yang mengaku ayahnya datang dengan tiba tiba. Apakah ini bisa diterima?

Walaupun itu demi kebaikan kami tapi tidak sepantasnya tiba tiba menghilang tanpa alasan seperti ini.

"Dari dulu ayah sudah memperhatikanmu dan juga ibumu. Kau tumbuh menjadi lebih cantik sekarang. Sama sepertiku" mendengar hal itu Dahyun tersentuh akan perkataanya.

Namun ego tetap menguasainya. Ia tidak mau akan kenyataan bahwa yang berdiri didepannya saat ini ayahnya. Itu terlalu menyakitkan.

"Ayah tahu kau mengalami banyak sekali masalah yang kau tanggung beserta ibumu. Ayah janji untuk selalu menjaga kalian. Ijinkan aku Dahyun?"

"Baiklah...ayah?" Seketika itu juga air mata yang Dahyun bendung akhirnya tertumpah dengan deras.

Pria yang ternyata adalah ayahnya juga ikut menangis. Semua kerinduan yang ia tahan saat ini akhirnya bisa ia kabulkan.

Perasaan Dahyun merasa tenang saat berada dengan ayahnya. Ternyata ini perasaan yang ingin ia rasakan dari dulu.

Merasa mata akan mulai membengkak, Dahyun menghapus jejak air matanya.

"Ayo pulang nak... ibu pasti menunggumu"

" tapi ayah bagaimana dengan sekolahku, aku masih memiliki satu mata pelajaran lagi."

"Jangan khawatir sayang,ayah akan meminta kepala sekolah untuk mengulangi pelajaranmu yang ketinggalan"

"Tt-tapi bagaimana kalo-

"Ini adalah sekolah milik kita nak, apa lagi yang kau takuti"

Dahyun membelalakan matanya,ternyata benar. Selama ini beasiswa itu hanyalah tipuan semata. Ternyata memang ayahnya lah yang menyekolahkannya. Agar ibu tidak tahu mungkin.

"Aku tidak mau menjadi anak yang seenaknya. Meskipun ayah yang memiliki sekolah ini, tetap saja aturan berlaku!" Ujar Dahyun dengan tegas membuat Ayahnya tertawa.

"Aigoo anakku sudah besar rupanya... yasudah ayah akan menunggumu." Senyum Dahyun muncul saat itu juga.

"Janji? Tunggu dan jangan pergi lagi"

"Ayah janji akan menunggu dan akan terus berada di sisi anakku tersayang dan juga istriku tercinta!" Teriak ayah Dahyun yang membuat Dahyun tertawa akan kelakuan bodoh ayahnya. Padahal sudah tua tetapi merasa dirinya masih muda.

Dahyunpun pamit kemudian kembali ke kelas.

Dapat dilihatnya bahwa semua orang yang ada di kelasnya memperhatikan Dahyun saat ia masuk. Pelupuk mata yang meninggalkan jejak air mata menjadi pertanyaan bagi Jeongyeon dan Tzuyu.

Meskipun ingin bertanya namun saat ini sebagai sahabat,Jeongyeon dan Tzuyu harus peka akan keadaan Dahyun.di saat seperti ini Dahyun memerlukan waktu sendiri untuk menenangkannya.

Detik detik yang selalu ditunggu tunggu anak sekolah pun tiba,pulang sekolah. Pasti semua anak anak menunggu waktu untuk pulang sekolah meskipun mereka baru saja sampai ke sekolah. Begitu juga dengan Dahyun yang tidak sabar untuk pulang.

Saat ingin melangkah keluar,terdengar suara berasal dari speaker yang biasa dipakai jika ada pengumuman.

"Di cari siswi bernama Kim Dahyun untuk segera datang ke ruang kepala sekolah" semuanya dengan serempak memberikan atensi mereka kepada Dahyun,begitu juga JeongTzu yang melihat kearah Dahyun dengan tatapan yang artinya.

"Apa kau membuat masalah?" Dahyun pun menggeleng dan segera berjalan ke ruang kepala sekolah.

Dijalan Dahyun mendengar banyak sekali bisikan bisikan,biasalah sekolah khusus perempuan that's why banyak yang bergosip tentang buruk pada Dahyun.

Meskipun risih,Dahyun tidak bisa apa apa.

Dengan langkah yang pasti ia mempercepat jalannya menuju ruang kepsek.

Sesampainya di depan pintu,Dahyun mengetok pintu agar terlihat sopan. Dari seberang sana ternyata MiSaMo memperhatikannya saat memasuki ruangan.

"Ehmm selamat sore?" Ujar Dahyun saat memasuki ruangan itu. Dapat dilihatnya sang ayah yang sedang berbincang dengan kepala sekolah.

"Aigoo... anakku sudah pulang ternyata" Dahyun tersenyum dengan malu mendengar perkataan ayahnya.

"Jja ayo kita pergi... sampai nanti park-sshi" ujar sang ayah pada kepala sekolah.

Dahyun tersenyum saat sang ayah menggandeng tangannya bagaikan seorang anak dan ayah

"Apa kau lapar? Ingin makan sesuatu?" Tanya ayah Dahyun.

"Aku lapar tapi aku rindu masakan ibu"

"Memangnya sudah berapa lama kau tidak makan masakan ibumu?"pertanyaan yang dilemparkan sang ayah menjadi serangan bagi Dahyun.

"Ani aku memang selalu merindukan masakan ibu" kata Dahyun mengelak

"Yasudah kalo gitu,ayo kita pulang dan berikan kejutan pada ibumu"ujar sang ayah sembari mengacak rambut Dahyun

"Yakk jangan mengacak rambutku"

"Iya iya aigoo kau sama seperti ibumu. Pemarah" perbincangan pertama kali antara seorang ayah dan anak yang biasanya berlaku dengan canggung tidak berlaku bagi Dahyun dan ayahnya yang berbincang dengan hangat dan penuh warna.

Ada banyak pertanyaan yang ingin Dahyun tanyakan namun dikurungnya.

Ia malas atau tidak mau menambah masalah.

Tapi kalau dipikir pikir,apakah keluarganya cukup untuk bersaing dengan mereka?-batin Dahyun











Bintang dan juga saran jangan lupa









Bersambung....

Girls before flower[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang