Kelebihan chapter

2.5K 265 38
                                    

|complete husband|

"Macan, sunat itu apa?"

Dari pertanyaan itu, akhirnya Abi mau di sunat, di usianya yang kelima tahun, dia meminta untuk di sunat.

Hari ini, karena Jungkook libur, akhirnya dia memutuskan untuk melaksanakan apa permintaan Abi itu.

Sudah disiapkan jauh-jauh hari, karena jadwal Jungkook yang padat. Usia kandungan Eunha juga sudah menginjak lima bulan sehingga perutnya kelihatan lebih buncit.

Keluarga juga semua sudah tahu, jika hari ini Abi akan di sunat.

Selesai Solat Subuh, Jungkook dan Eunha bersiap-siap untuk pergi ke dokter khusus khitan.

Eunha juga membantu Abi untuk bersiap-siap. Reaksi Abi saat tahu akan punya adik awalnya tidak terima. Tapi, pelan-pelan Jungkook membuat anaknya mengerti.

"Macan, kok Abi degdegan," ucapnya.

Eunha terkekeh pelan mendengarnya, dia duduk di dekat anaknya dan mengelus pelan rambut Abi.

"Gak papa sayang, Macan janji cuman sebentar," jawab Eunha.

Abi mengangguk pelan, "Dede baik-baik kan Ma?" tanyanya.

"Baik dong, dia juga seneng katanya Kakaknya mau sunat," balas Eunha.

Abi mengusap pelan perut ibunya, terkekeh gemas saat melihat perut  ibunya yang membuncit.

Tidak lama, Jungkook masuk ke dalam kamar Abi, dia mengecup pipi Abi pelan.

"Udah siap kapten?" tanya Jungkook.

Abi mengangguk ragu, "Iya," balasnya pelan.

Jungkook tersenyum lembut, dia mengusap rambut anaknya sayang, "Gak usah takut ya? Ada Kapten sama Macan," ucapnya.

"Iya Kapten," balas Abi semangat.

"Ya udah, yuk berangkat?" ajak Jungkook.

"Bunda ikut Mas?" tanya Eunha.

"Mau ikut katanya, Ibu juga mau ikut," balas Jungkook.

Eunha mengangguk, "Kayak udah kebiasaan gitu, kalo ada cucu atau saudara atau anak yang mau khitanan itu pasti yang anter banyak, kayak sekeluarga, se-RT kali ikut," ujarnya tertawa pelan.

Jungkook ikut tertawa mendengarnya, "Iya, dulu juga seinget Mas, Mas dianter banyak orang," jawabnya.

"Kapten, Abi mau duduk sama Kapten ya, boleh?" tanya Abi.

Jungkook mengangguk. "Duduk sama Macan aja, kan Kapten nyetir sayang," ucap Eunha.

"Tapi kan perut Macan ada dedek," balasnya.

"Um, ya udah, Macan duduk di kursi belakang, kamu duduk di depan di samping Kapten gimana?" tawar Eunha.

Abi menggeleng, "Enggak mau, nanti Macan duduknya ke sempitan, di belakang kan ada Nenek," jawabnya.

"Terus Macan gak ikut, gitu?" tanya Eunha.

Abi menggeleng tegas, "Ikut, tapi Macan tetep duduk di depan, Abi pokoknya mau duduk sama Kapten, biar nyetir juga," balasnya.

Complete Husband ; ekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang