Kelebihan chapter

2K 255 72
                                    


|complete husband|

Eunha yang tengah menyiram tamanan menyerngitkan dahinya saat mendengar suara tangis.

Eunha membuka pagar rumahnya, dan terkejut saat melihat Abi tengah di papah beberapa temannya.

"Loh, Abi kenapa?" tanya Eunha panik.

"Tadi, Abi jatuh tante," balas teman Abi.

"Jatuh di mana?" tanya Eunha.

"Di belokan itu, tadi ada motor makanya Abi oleng," jawab teman Abi yang satunya.

"Oh gitu, makasih ya udah anterin Abi pulang," ucap Eunha.

Kedua teman Abi mengangguk, setelahnya mereka pamit pulang.

Abi masih terus menangis, lututnya mengeluarkan darah, dan itu terasa sangat perih.

"Abi bisa jalan sendiri kan? Macan susah kalo gendong Abi, perut Macan udah besar," ucap Eunha.

Abi mengangguk pelan, dengan tertatih dia berjalan di bantu Eunha.

"Macan obatin ya?" tawar Eunha.

Abi menggeleng, "Abi gak mau, perih, hiks..." balasnya.

"Nanti infeksi sayang, gak perih kok, Macan janji," ujar Eunha sembari berjalan mengambil kotak p3k.

"Enggak mauuu!" Abi malah menjerit keras.

Eunha kelabakan sendiri karenanya, Abi memang paling anti dengan obat-obatan. Apalagi jatuh seperti sekarang, dia tidak mau diobati karena alasan perih.

Dengan terpaksa Eunha membersihkan lutut Abi, Eunha meringis sendiri membayangkan betapa sakitnya itu.

Memilih mengabaikan Abi yang menangis semakin keras karena merasakan perih.

Eunha tidak mau ambil resiko saat nanti suaminya pulang bertanya kenapa lutut Abi seperti itu.

Eunha meringis saat Abi mencengkram tangannya kuat.

Setelah selesai memasangkan plester, Eunha segera memeluk anaknya erat.

"Ssttt... udah jangan nangis, nanti dedek bayinya ikut nangis, hm," ucap Eunha sembari menghapus air mata anaknya.

Abi masih terisak, "Mau Kapten," rengeknya.

"Stt, Kapten masih kerja sayang, sama Macan dulu, ya?" balas Eunha.

Abi tidak menjawab. Saat sakit Abi lebih sering mencari sosok ayahnya, dia akan lebih manja pada ayahnya.

Eunha yang harus repot sendiri saat anaknya sakit yang terus memanggil ayahnya.

"Kaptennya masih kerja, Abi di temenin Macan sama dede bayinya dulu, ya." Eunha tersenyum ke arah anaknya yang mencebikan bibirnya.

"Kok bisa jatuh?" tanya Eunha saat melihat anaknya sudah berhenti menangis.

Eunha mengusap pelan rambut Abi sayang. Sesekali mencium rambut Abi.

Complete Husband ; ekWhere stories live. Discover now