Seconds Of Happiness

Start bij het begin
                                    

“SiZhui, cepat tidur!” JingYi mengulangi perkataanya saat SiZhui masih mengelak. JingYi mengelengkan kepalanya, pening rasanya.

“Tenang saja, Dia akan segera pulas. Jadi kau tidurlah lebih dulu.” Kata-kata JingYi kian melembut, SiZhui melirik Lan XinGuang yang memang sudah tertidur. “Jangan terlalu memaksakan diri, jika dia terbangun lagi, langsung saja bangunkan aku.” SiZhui pasrah, ia menarik selimutnya sebelum memejamkan matanya.

JingYi masih menimang-nimang Lan XinGuang, nampaknya putranya sudah pulas. Langsung saja ia baringkan disamping dirinya sebelum ia ikut berbaring. Menarik selimut sebelum matanya benar-benar terpejam. Dalam hitungan detik JingYi langsung terlelap, ia harus segera bangun tiga jam lagi untuk membantu Jin Ling, sementara SiZhui akan membantu ZiZhen.

.
.
.

Pukul enam pagi, JingYi sudah rapih. Ia langsung bergegas ke kamar Jin Ling, sementara itu, SiZhui sudah lama pergi ke kamar ZiZhen yang jaraknya lumayan jauh dari kamar mereka. JingYi menitipkan putra-putranya kepada para pelayan sebelum ia benar-benar meninggalkan kamar tidurnya itu.

Matanya terpaksa terbuka, kakinya berlarian dengan sangat cepat dan sedikit mendobrak kamar Jin Ling sehinga pemuda di dalamnya langsung terkejut. JingYi langsung menarik paksa selimut yang dikenakan oleh Jin Ling, bisa-bisanya ia belum bangun. “Cepat mandi! Atau mau ku mandikan?” JingYi menarik Jin Ling yang masih setengah sadar menuju kamar mandi. Nada bicaranya sedikit ketus.

“Hm, hm, aku mandi!” Katanya seraya menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

JingYi mencari beberapa pelayan yang sedang berlalu lalang di depan kamar Jin Ling. Ia memanggilnya untuk mencarikan baju pengantin milik Jin Ling. Ya wajar saja, ia tak pernah memasuki kamar sahabatnya itu, jadi dia tidak tahu menahu tentang barang-barang yang di letakan sahabatnya itu.

Setelah JingYi menemukan barang yang ia cari, dia langsung masuk kedalam kamar mandi. Mendobrak paksa pintu berkelas itu, JingYi yakin, pintu itu harganya sangatlah mahal. Ah, masa bodo dengan harga pintu! Yang terpenting sekarang JingYi sangat kesal saat melihat Jin Ling tertidur di bak mandi megahnya.

Terpaksa JingYi melepaskan jubahnya dan beberapa lapis baju tipis yang ia kenakan. Ia berniat untuk membangunkan Jin Ling sekaligus memandikannya. Sebelum tangannya benar-benar menyentuh permukaan air itu, JingYi menggulung lengan bajunya sampai sikunya.

JingYi menyapu wajah Jin Ling mengunakan air, sampai-sampai pemuda di bawahnya kelagapan. Jin Ling menengadahkan kepalanya untuk melihat siapa pelaku yang berani-beraninya berlaku tidak sopan terhadap Pemimpin Sakte Lanling Jin. “Ah, ternyata kau! Ku kira siapa sialan!” Jin Ling mencipratkan air cukup banyak kepada JingYi.

“Jin Ling! Aku sudah mandi, dan kau mencipratkan air mandimu kepadaku. Kurang ajar!” JingYi langsung mengambil shampoo sebelum ia mengosokanya dengan lembut ke rambut yang sangat halus milik Jin Ling. Mendapat perlakuan seperti itu, tentu saja Jin Ling melontarkan protesan nya. “Aku bisa mandi sendiri sialan!”

Kesabaran JingYi sudah habis, ia menatap sinis sahabatnya itu. Ia menggerakkan jari telunjuknya di lehernya, memeragakan gerakan memotong. “Diam atau ku bunuh!” Begitu katanya, sontak hal itu membuat Jin Ling diam dan tak berkutik apa-apa. Pasalnya, ia menjadi semakin takut jika JingYi sudah marah. Ia pernah sekali mengintip saat SiZhui dimarahi habis-habisan oleh JingYi beberapa bulan yang lalu. Dia sangat, sangat dan sangatlah seram! Melebihi seramnya mayat hidup yang pernah ia bunuh.

Air mengguyur kepala Jin Ling, sampai semua rambutnya melemas karena tersiram air, dan bak mandinya penuh dengan busa sekarang. Jin Ling menyapu wajahnya menggunakan tanganya, ia tak akan bisa bernapas jika air masih mengalir di sekitar wajahnya.

“Turun!”

Bahu Jin Ling bergidik ngeri saat perintah mutlak terlontar dari bibir JingYi. Dengan ketakutan, Jin Ling turun dari bak mandinya. Dia duduk di kursi kecil yang tersedia di samping bak mandinya.

Saat rambut panjang Jin Ling tersingkir ke samping, tangan halus JingYi mulai menyabuni punggung cantiknya dengan sangat hati-hati, khawatir melukai kulit halus itu. Saat hendak menyabuni tubuh bagian depanya, Jin Ling menahan tangan sahabatnya itu. “A-aku bisa sendiri.” Ia masih menahan tangan JingYi yang penuh gumpalan busa dari sabun yang ia gosokan.

Raut wajah JingYi mulai normal, ia menatap Jin Ling dengan tatapan jahilnya sekarang. “Hehehe, tidak bisa. Kapan lagi aku melihat seluruh tubuhmu!” JingYi langsung mengosok dengan lembut dimulai dari bahu sampai lengan Jin Ling, dan seterusnya.

“Sialan! Akan ku pukul kau nanti!”

Sepuluh menit telah berlalu. JingYi mendapatkan pukulan yang dijanjikan Jin Ling saat dikamar mandi tadi. Sekarang Jin Ling sudah mengenakan setelan penggantinya. Benar-benar sangat indah dan terpasang sangat pas di tubuh milik Jin Ling. JingYi yakin, jika ZiZhen akan langsung pingsan saat melihat calon istrinya nanti.

“Cepat duduk! Aku akan menata rambutmu!”

Jin Ling memutar bola matanya dengan malas sembari duduk mengikuti perintah JingYi.

鲜花盛开  [ZhuiYi]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu