11• Telah Hancur ☪︎

Comincia dall'inizio
                                    

"I-iya tuan"

Ayah...hati Naura sakit.

Lutfi yang mendengar dirinya di panggil Tuan pun menyunggingkan senyum nya. "Mulai sekarang, anda tinggal bersama saya"

Sontak mata Naura membulat sempurna, bibir nya terangkat lebar menampilkan senyuman sumringah nya. "B-beneran yah, eh maksud saya Tuan?"

"Ihh apaan sih yank. Aku gak mau ya dirumah kita ada virus! Nanti kalo Angel sakit gara-gara dia gimana!?" Rajuk wanita itu sambil memukul bahu Lutfi lalu menolehkan kepalanya ke samping tak mau melihat wajah Lutfi.

Lutfi terkekeh melihat wanita itu merajuk, baginya wajahnya sangat menggemaskan. Sebut saja namanya adalah Michelle.

"Nggak sayang. Aku pastikan pembantu kita nggak akan membuat Angel sakit"

Naura yang mendengarnya hanya bisa tersenyum getir. Dirinya mati matian menahan air matanya yang ingin turun dirasa sesak di dada. Hati Naura tergores cukup dalam oleh ucapan tajam Lutfi.

Michelle hanya mengerucutkan bibir nya lalu mendongak melihat langit yang mendung dan mengeluarkan rintik rintik pertanda hujan.

"Yang mau hujan nih, untung aku bawa payung. Ayo pulang" ajak Michelle lalu membuka payung berwarna orange itu dan mengangkat nya hingga menutupi kepala Michelle, Lutfi daya si kecil Angel.

Lutfi mengangguk lalu menatap nyalang Naura yang menunduk hingga air matanya turun ke rumput. "Hei! Ikut saya tapi jangan naik ke mobil saya! Saya tidak ingin Angel sakit hanya karena kamu. Kamu naik angkutan umum saja. Ini uang nya!" Sentak Lutfi sambil melempar uang sepuluh ribu.

Naura menghela nafas panjang sambil menggigit bibir bagian bawahnya kuat kuat hingga terluka.

"Ssshh" ringis Naura sambil mengusap darah di bibir nya.

Ingin rasanya ia berteriak sekencang kencang nya dan menangis sepuas nya. Namun ia tak ingin menganggap dirinya lemah dihadapan mereka. Ini hanya sementara. Suatu saat Lutfi akan menganggap dirinya sebagai anak kandung. Memeluk nya erat dan mencium kening nya pertanda sayang.

Ya! Naura percaya itu. Naura hanya menahan nya sebentar saja. Naura percaya, tak lama Lutfi akan tersadar atas kelakuannya. Meminta maaf padanya dan memeluknya erat.

Pelukan yang sudah lama Naura ingin kan. Pelukan dari ayah. Bahkan Naura lupa bagaimana rasanya, bagaimana hangatnya dirinya di peluk oleh ayah saking lama nya ia tak merasakannya.

"AYAH! HATI NAURA SAKIT!" Raung nya dalam hati yang telah hancur sehancur hancur nya.

Menghapus jejak air mata kesedihan, Naura berjalan pada rumput ketidakadilan, mendongak menatap langit yang mendung seakan mewakili hati nya.

Naura melihat mobil yang Lutfi kendarai semakin mengecil. Hatinya pun semakin tersayat mengingat bahwa Lutfi bukan lah ayah yang Naura kenal.

Sembari tersenyum pahit, Naura melambaikan tangannya saat angkutan umum berwarna hijau itu datang ke arahnya

───── ◦´𖥸'◦ ─────

"Ini pak uang nya" Naura menyerahkan yang limabelas ribu kepada bapak yang mengantarkannya didepan rumah mewah.

"Iya neng terimakasih"

Naura mengangguk lalu membalikkan badannya menatap kagum bangunan megah didepannya ini.

"Ini rumah atau istana?" Gumam Naura.

Ia mengetuk gerbang berwarna hitam yang berdiri kokoh didepannya. Lalu dari kotak kecil yang ada di gerbang, munculah satpam yang mengintip di celah kotak tersebut.

About NauraDove le storie prendono vita. Scoprilo ora