" Aniki tau kalau aku tidak menyukai perempuan! Dan aku bukan biseks! " Kata Hiro pelan.

" Aku tau, aku tidak mempermasalahkan orientasimu itu, Asuna juga sudah tau dan dia tidak mempermasalahkan hal itu. Tapi setidaknya kalaupun kau memang tidak suka Asuna, jangan Emu lagi! Walau dia itu istimewa tapi dia sudah menjadi istri orang. Kau akan dituduh merusak rumah tangga orang kalau masih mendekati mereka itu! " Hiro hanya diam saja. Membuat Ukyo sedikit kesal dengan adik semata wayangnya ini.

" Hiro, kau dengar tidak apa yang aku bicarakan ini? Berhentilah mengejar Emu dia sudah menjadi milik orang! "

Hiro kemudian bangkit dan duduk disamping kakaknya yang masih sibuk dengan urusan pekerjaannya. " Aku hanya kasian dengan Emu dan Ayumi saja, aniki! Aku tak ada maksud lain! "

" Alah... Itu hanya modus kau saja agar bisa berdekatan lagi dengan mantan kekasih mu itu. Sudahlah Hiro. Lebih baik Terima Asuna dan jalani hidup normal saja, punya anak dan menikah. Asuna itu adalah gadis yang baik. Meski tau kau ini sudah menyimpang dia masih mau menerimamu apa adanya sebab dia memang tulus mencintaimu! " Kata Ukyo Kagami menasehati adiknya itu.

" Gomen... Hatiku belum terketuk untuk mencari pengganti Emu. Aku tidak bisa mencintai siapapun. Tidak untuk saat ini! " Hiro memilih beranjak meninggalkan sang kakak yang agak tertegun mendengar ucapannya.

" Sebesar itukah cinta mu pada pemuda itu Hiro? Emu apakah dia menyadari kalau Hiro begitu mencintainya? Hingga ia tidak melepaskan sedikitpun pndangannya terhadap gadis lain yang bahkan lebih baik dari Emu sendiri? "

Ukyo menghembuskan nafasnya kembali. Entah mengikuti siapa sampai adiknya itu bisa seperti itu. Mencintai seseorang yang memiliki gender sama sepertinya dan celakanya lagi orang itu sudah menjadi milik orang lain dan dia tetap tidak mau melepaskannya. Entah cinta macam apa sebenarnya yang dimiliki adiknya itu Ukyo gagal memahaminya. Pribadi Hiro yang tertutup membuat mereka memang tidak pernah dekat bahkan saat kedua orangtua mereka masih hidup dulu. Kini Ukyo hanya bisa berharap semoga Hiro cepat menyadari kekeliruan nya dan menjalani hidup normal. Hidup yang sesuai dengan profesinya sebagai seorang dokter hebat dirumah sakit terbesar ditokyo tersebut. Dan Ukyo tidak menyesali telah menarik sang adik untuk bergabung dengannya dirumah sakit itu.

°°°°°©°°°°°
# Fragile #

Malam itu, sikecil Ayumi duduk di dalam kamarnya, sendiri menangisi tubuhnya yang perih setelah mengolesi sendiri luka-luka ditangannya dengan salep. Kata-kata ibunya saat menghampirinya siang tadi terus terngiang ditelinganya.

" Katakan... Apa yang telah dikatakan dokter muda itu padamu? Apa dia juga memburukan aku sebagaimana yang orang katakan tentang diriku? Semua orang sama saja. Selalu menyalahkan kehidupan orang lain. Dan kau anak sial! " Emu tanpa perasaan menyentak tangan mungil itu mencengkramnya kuat hingga Ayumi meringis kesakitan.

" Sakit... Sakit Oka-chan... Sakit!! " Runtuhnya pilu.

" Sakit? Apa kau tau kalau yang kurasakan ini jauh lebih sakit hah! Aku... Aku yang menanggung semua dosa yang diperbuat oleh ayahmu. Lelaki sialan itu, dia malah bebas berkeliaran tanpa peduli apapun akan nasib kita! Aku mmembencinya, membencimu yang terlahir karena ulah lelaki sialan itu!! " Emu. Menghenpaskan tubuh ringkih itu hingga terjatuh mencium lantai. Sebelum berlalu dia malah sempat menggunakan kakinya untuk menyepak tubuh kecil itu hingga terpelanting ke sudut. Hingga ayumi kecil merasakan nyeri yang luar biasa ditubuhnya. Tapi tak ada siapapun yang bisa menolongnya selain menangis merintih sampai anak itu tertidur dalam kesedihannya yang mendalam.

Fragile (End) Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon