ɢᴏᴊᴏ ꜱᴀᴛᴏʀᴜ

7.2K 936 41
                                    

Ribuan air hujan yang turun ke bumi menemani kesendirian [Name]. Matanya menatap keluar jendela, melihat pemandangan hutan lebat yang mengelilingi asrama dengan bosan.

Sudah dua hari ini Gojo Satoru sama sekali tidak pulang ke asrama, padahal Satoru sudah berjanji akan makan malam bersama untuk merayakan hari jadi mereka.

Salah satu tangannya terulur, menerima tetesan air hujan yang turun diatas telapak tangannya. Melakukanya beberapa menit sampai dia merasa bosan. Tangan kirinya meraih satu gelas coklat panas, meniupnya pelan agar uap yang mengepul itu sedikit berkurang.

Bibirnya menyesap pelan coklatnya, membiarkan indera pengecapnya menikmati rasa manis dari minuman yang dia teguk. Sampai suara pintu dibuka keras membuat terperanjat dari duduknya. Kepalanya menoleh kearah sumber suara.

Didepan pintu, pria bersurai putih dengan kaca mata hitam dan keadaan basah kuyup menatap [Name]. Dia tak bergerak masuk dan dia masih berdiri diluar kamar. [Name] berjalan kearah Satoru dengan satu handuk ditangannya.

"Kenapa kau bermain hujan-hujanan Satoru?" Tanyanya sambil mengeringkan rambut Satoru.

Satoru tertawa kecil, "Aku tidak bermain hujan,  aku baru saja pulang dari misi dan buru-buru kesini. Aku sudah merindukanmu dan ingin cepat-cepat memelukmu."

Satoru menarik [Name] kepelukannya. Membuat [Name] terkejut dan meronta untuk dilepaskan. "Astaga Satoru, kau membuat pakaianku ikut basah! Berhenti memelukku dan ganti pakaianmu."

Satoru berjalan masuk kedalam kamar setelah melepas pelukan [Name]. [Name]  mengambilkan beberapa pakaian untuk Satoru, kemudian meletakkan pakaian itu diatas tempat tidur. Membiarkan Satoru memakainya setelah selesai mandi dan dirinya beralih ke dapur.

Tangannya meraih apron biru muda dan mulai sibuk dengan peralatan masak serta bahan-bahan makanannya.


❤︎ꔛ❜


Satoru menatap berkilau hidangan diatas meja. Kacamata hitam yang biasanya ia pakai itu kini tak bertengger lagi diatas hidung mancungnya.

"Kenapa menatap ku seperti itu? Kau ingin sesuatu? Wine? Sake?"

"Aku tidak ingin apa-apa, aku hanya ingin kau [Name]."

[Name] mendongak menatap Satoru. Senyum mengembang tak kalah ucapan itu masuk kedalam hati dan membuatnya perasaannya menghangat.

"Selamat untuk hari jadi kita yang ke tiga tahun [Name], mari kita makan!"

Mereka berdua baru saja selesai makan malam dan membereskan semua cucian piring kotor. Mereka berdua kini sedang duduk disofa dekat jendela. Satoru tengah mengusap lembut rambut [Name], sesekali mencium aroma shampoo yang menguar dari surainya.

Kedua tangan besar itu terlepas dari pinggangnya. [Name] menoleh kearah Satoru, menatap bingung kearah pria itu. Satoru beranjak dari duduknya lalu berdiri didepan [Name]. Tangannya terulur menanti gadis itu menerima uluran itu.

[Name] menerima uluran tangan Satoru. Dia tersenyum malu-malu karena untuk pertama kalinya pria ini bertingkah seperti ini. Biasanya yang dilakukan Satoru adalah hal-hal konyol yang membuat perut sakit karena terlalu banyak tertawa.

Satoru mengeluarkan kotak cincin bludru berwarna biru gelap. Iris matanya menatap wajah [Name] intens.

"[Name], aku mencintaimu. Aku merasa bahagia saat bersama denganmu, aku bahagia menghabiskan waktu selama tiga tahun ini bersamamu. Dan sekarang aku ingin lebih dari sekedar hubungan sepasang kekasih, aku ingin kau benar-benar seutuhnya menjadi milikku. Jadi, maukah kau menikah denganku? "

Air mata lolos begitu saja, membuat Satoru terperanjat dan buru-buru menyeka air mata yang mengalir keluar dari mata [Name].

"Aku merasa bahagia Satoru…A-a-aku akan berusaha menjadi istri yang baik dan bisa di andalkan untukmu,"

Satoru tersenyum lebar, dia meraih jari jemari ramping milik [Name] dan memasangkan cincin yang dia bawah. Satoru menatap jemari yang berhias cincin permata itu lama kemudian menciumnya pelan. Tangannya menarik [Name] masuk kedalam pelukan hangatnya, membiarkan sang kekasihnya mendengar suara debaran jantungnya yang menggila.

[Name] mendongak, berjinjit dan meraih wajah Satoru. Mencium bibir Satoru cepat lalu kembali kepelukan pria itu, menyembunyikan rona merah yang tercetak jelas diwajahnya.

🎉 Kamu telah selesai membaca 𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐖𝐇𝐄𝐄𝐋 | 𝐉𝐮𝐣𝐮𝐭𝐬𝐮 𝐊𝐚𝐢𝐬𝐞𝐧 🎉
𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐖𝐇𝐄𝐄𝐋 | 𝐉𝐮𝐣𝐮𝐭𝐬𝐮 𝐊𝐚𝐢𝐬𝐞𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang