ꜰᴜꜱʜɪɢᴜʀᴏ ᴍᴇɢᴜᴍɪ

20.8K 2.2K 391
                                    

Nyeri menjalar ketika punggungnya menabrak dinding, suara disekitarnya seperti menjadi satu dalam pendengaran. Dia hampir saja putus asa, seragamnya robek sana sini. Sedikit memperlihatkan pakaian dalamnya, gadis itu menutup dadanya dengan kedua tangannya, mencoba berteriak tatkala suaranya hampir habis.

"Hei, sialan! Kalian menjijikkan!"

Seorang gadis lain berdiri dengan tegap didepan gang, tangan kanannya memegang papan skateboard. Tiga orang pemuda seumuran dengan gadis itu, tertawa terbahak-bahak menatapnya.

Salah seorang pemuda berjalan menghampirinya. Menarik rambutnya dengan kasar, mendekatkan wajahnya pada gadis itu. Si gadis menyeringai saat kedua mata mereka bertemu. Tangan rampingnya menggenggam erat pergelangan tangan pemuda itu, memberikan senyum sebelum mematahkan pergelangan tangannya.

Merasa belum puas dengan pergelangan tangan, dia menendang perut cukup keras yang membuat pemuda itu berlutut.

"Sepertinya sampah seperti kalian tidak tau siapa diriku! Ingat baik-baik, namaku adalah Sasaki [Name]. Cepat pergi dari sini atau aku mematahkan semua tulang kalian!"

Sasaki [Name], gadis kelas dua SMP yang terkenal dikalangan para gadis dan anak laki-laki karena tampilan nyetrik dengan gaya cool, dan juga seorang atlet karate. Yang paling terkenal dia perna mematahkan tangan dan kaki para pembully di sekolahnya, dan semua orang tentunya mendukung gadis itu.

Setelah puas menghajar mereka, dia menghampiri gadis tadi yang terduduk diatas tanah. [Name] melepas hoodie kebesarannya, memakaikan pada gadis itu.

Menarik gadis itu untuk segera pergi dari gang sempit itu, berencana untuk mengantarkannya ke kantor polisi untuk melaporkan kejadian yang menimpanya.

Dan seorang pemuda lain tengah bersadar ditembok sebelah kiri arah gang masuk. Kedua tangannya terlipat didepan dada.

"Oh Fushiguro!"

Pemuda lain ini bernama Fushiguro Megumi, sahabat dari gadis yang tengah tersenyum lebar dengan rambutnya yang sedikit berantakan. Fushiguro menatapnya dengan datar seperti biasanya.

"Aku sudah bilang, kau ini merepotkan! Berhenti membuat masalah [Name]."

Bibir [Name] mengkrucut, memperlihatkan wajah sedihnya yang dibuat-buat. Tetapi Fushiguro berwajah datar itu sempat terpesona, betapa imutnya [Name]. Ya, meskipun tidak ada perubahan pada ekspresi wajahnya.

[Name] tengah menikmati susu kotaknya sembari berjalan melewati koridor, hari ini dia berencana untuk menemui seseorang yang mengiriminya surat di loker sepatu. Pandangannya tertuju pada Fushiguro yang sedang mengobrol dengan salah seorang temannya.

Fushiguro sepertinya sadar jika [Name] berencana menghampirinya, dengan tenang pemuda itu pergi meninggalkan lawan bicaranya setelah menepuk pundaknya.

[Name] menatap bingung, bukankah dia sempat menatapnya. Lalu kenapa dia malah berjalan pergi seperti tidak melihat gadis itu.

"Oi Fushiguro! Oi Megumi! Kenapa sih dia?"

[Name] berlari menyusul Fushiguro, mensejajarkan langkah mereka saat gadis itu sudah berada disampingnya. Fushiguro menghela napas pasrah, lalu beralih menatap [Name] yang masih menunjukkan senyum lebar memperlihatkan deretan gigi putih dan rapih.

"Ikut denganku bertemu seseorang saat jam makan siang!"

"Hah? Kau bisa pergi sendiri [Name]."

"Tidak. Megumi kau harus ikut bersamaku! Bagaimana jika orang itu berniat menculik ku? Pokoknya kau harus ikut bersamaku."

"Tidak ada yang mau menculik gadis berisik dan merepotkan sepertimu [Name]."

Gadis itu mendengus kesal, memukul pundak Fushiguro keras. Korban meringis kesakitan, dan gadis didepanya malah tersenyum semakin lebar.

"Kau harus ikut Fushiguro Megumi. Ini perintah dari Sasaki [Name]."


[Name] bersama Fushiguro sedang dalam perjalanan menuju kebelakang sekolah. Sinar matahari yang panas membuat gadis itu mengeluh beberapa kali, sedangkan Fushiguro hanya menatapnya dari sudut mata.

Fushiguro bersandar pada tembok, menunggu [Name] yang sedang mengobrol dengan seseorang.

"Gomen, aku tidak bisa menerima mu."

"Huh? Apa kau menyukai seseorang?"

"Iya. Aku menyukai seseorang dan aku tidak bisa menerimamu sebagai pacarku, maaf."

Fushiguro menatap langit, tangannya meremas dadanya. Seperti mendapatkan serangan telak saat mendengar gadis itu mengatakan jika menyukai seseorang. Padahal dia tidak perna tau siapa yang disukai [Name], dan gadis itu sendiri tak mengatakan apapun tentang perasaan suka menyukai ini.

Isi pikiran Fushiguro dipenuhi dengan tanda tanya, siapa yang disukai [Name]? Apa mereka berdua sudah sangat dekat? Apa mereka berencana untuk segera menjalin hubungan pacaran?

Terlambat untuk Fushiguro, ini salahnya karena tidak perna punya nyali untuk mengatakan pada gadis itu bahwa dia sangat menyukainya. Sangat khawatir jika [Name] berkelahi dengan berandalan, tidak tenang jika dia tak mendapat kabar tentang kondisi [Name].

Fushiguro Megumi, seorang pengecut yang tidak berani menyatakan cintanya pada [Name].

Dia memejamkan matanya, merasakan hembusan angin yang menerpanya. Mencoba menetralkan pikiran dan hatinya yang dipenuhi tentang [Name], tentang siapa yang disukai gadis itu.

Samar-samar terdengar suara lagi.

"Apa kau menyukai Fushiguro?"

"Ya, aku menyukai Fushiguro. Aku minta maaf tidak bisa membalas perasaanmu, tetapi terima kasih untuk surat cintanya."

Fushiguro mendadak lola (loading lama), berusaha mencerna apa yang baru saja dikatakan gadis itu. Detak jantungnya seakan-akan ingin meledak, senyumnya yang tadinya hilang telah muncul kembali. Buru-buru dia menutup mulutnya, berharap jika [Name] tidak melihat ekspresi terkejut sekaligus bahagia miliknya.

[Name] muncul disebelahnya, gadis itu tengah menikmati susu kotaknya, yang etah dia dapat dari mana. Mata birunya menatap Fushiguro dengan rona merah dipipinya.

"Wajahmu memerah, apa kau sakit?"

[Name] berdiri dihadapan Fushiguro, menarik kera lengan pemuda itu. Memberikan isyarat untuk sedikit mensejajarkan wajah mereka. Kening mereka saling bertemu, [Name] dengan santainya menatap kedua manik mata milik Fushiguro.

Sedangkan Fushiguro merasa ingin menarik gadis itu kedalam pelukannya dan menyembunyikan rona merah disela-sela rambut panjang yang tergerainya.

"Kau tidak demam, tetapi kenapa wajahmu memerah? Apa karena sinar matahari yang panas ini?"

"[Name] apa kau menyukaiku?" Pertanyaan itu terlontar tanpa sadar dari mulut Fushiguro.

[Name] menyeritkan dahinya, mendorong Fushiguro untuk berdiri tegap. Lalu dia tertawa.

"Tentu aku menyukai Fushiguro. Kau kan sahabat baikku! Kau ada-ada saja, ayo kembali ke kelas."

[Name] berjalan meninggalkan Fushiguro yang masih mematung disana.

Begitu ya, jadi yang dia maksud menyukaiku sebagai sahabatnya.

"Oi Megumi, cepatlah!"

𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐖𝐇𝐄𝐄𝐋 | 𝐉𝐮𝐣𝐮𝐭𝐬𝐮 𝐊𝐚𝐢𝐬𝐞𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang