ɢᴏᴊᴏ ꜱᴀᴛᴏʀᴜ

9.7K 1.2K 2
                                    

Benturan badan ke aspal begitu menyakitkan. Sekujur tubuhnya sudah hampir mati rasa karena saking banyaknya luka yang dia terima. Sudah sepuluh menit pertarungan antar kutukan tingkat satu dan [Name].

Ia mencoba bangkit, sesekali menggerutu dan mengumpat karena ketidak terimanya kepada kutukan di depannya. Bahkan kutukan itu terlihat tertawa nyaring menikmati setiap goresan, pukulan, darah yang mengalir dari gadis didepannya.

Kini dipikirannya dia harus bertahan sampai bantuan akan datang. Dia tidak boleh kalah semudah ini. Itu yang terlintas didalam kepalanya. Mengeluh saja tak akan mengalahkan kutukan ini.

Sekali lagi ia berlari kearah kutukan, menyerang dengan tongkat panjang yang berisi energi kutukan. Memukul menusuk dengan keras sebisanya. Ia harus bertahan sampai sang pahlawan kebenaran datang membantunya.

Dia tau jika ia lemah, dia tau bisa saja ia mati sekarang juga, dan dia tau bahwa dia tidak berguna. Tetapi sekali saja ia ingin melihat wajah Gojo sekali lagi. Ingin menatap iris matanya lagi untuk terakhir kalinya.

Badannya melayang di udara setelah mendapat serangan. Waktu seakan berjalan lambat, ia bisa merasakan jika sebentar lagi tubuhnya akan jatuh di atas aspal keras. Jadi dia menutup kedua matanya.

Tiga detik—empat detik—lima detik. Ia tidak merasakan kerasnya aspal jalan, malah sekarang ini mendengar suara degup jantung bukan miliknya dan namanya yang disebut.

Kelopak matanya terbuka perlahan. Didepannya Gojo tanpa penutup mata menatapnya khawatir. Dia tersenyum.

"Ahaha~aku sepertinya sedang bermimpi melihat Gojo tanpa penutup matanya." Katanya lirih diikuti tawa pelan.

Gojo tersenyum, iris mata itu menatap [Name]. Bersyukur jika ia datang tepat waktu saat [Name] benar-benar sudah sampai batasannya.

"Aku beneran nyata [Name], bukan hanya sekedar mimpi."

"Eh?"

Wajah [Name] bersemu, karena baru sadar jika ini bukan mimpi. Dan juga ia teringat akan perkataannya sebelumnya. Gojo mengulum senyum, masih menatap hangat sekaligus khawatir dengan gadis yang berada digendongannya saat ini.

Gojo mencium kening [Name] lembut. Berjalan meninggalkan sisa-sisa tubuh kutukan tingkat tinggi yang mulai menghilang. Dan gadis dalam dekapannya itu menyembunyikan wajahnya karena malu.

"Nah, mari kita pulang. Kau perlu dirawat."

𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐖𝐇𝐄𝐄𝐋 | 𝐉𝐮𝐣𝐮𝐭𝐬𝐮 𝐊𝐚𝐢𝐬𝐞𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang