009

1.2K 152 7
                                    

"Evan, bangun ihh! Kebo banget sih kamu. Udah siang ini, nanti ketinggalan kereta lagi kayak kemarin!!"

Tidur nyenyak Evan terganggu. Ia mengerjapkan kedua mata nya berkali-kali, lalu membuka kedua mata nya secara perlahan.

Hal yang pertama kali Evan lihat adalah Sakina.

Eitss, jangan salah paham dulu. Sakina memang menginap di apartemen Evan. Tapi mereka tidur di kamar yang berbeda. Sebenarnya Sakina engan tidur di kamar satu nya, ia ingin tidur bersama Evan tetapi Evan menolak nya keras.

"Emang masih jam berapa sih Kina?" Ucap Evan dengan suara serak.

"Jam 06.30,"

Kedua mata Evan melebar, ia langsung melihat ponsel nya. Dan ternyata benar saja, jam masih menunjukkan pukul 06.30. Masih ada waktu banyak untuk mereka pergi ke stasiun.

Iya, hari ini mereka hendak pergi ke Jakarta untuk menemui keluarga Sakina. Seharusnya mereka sudah berada di Jakarta dari kemarin. Tetapi, gara-gara menunggu Evan yang masih sibuk mengurusi pekerjaan, akhirnya mereka ketinggalan kereta.

"Bangunin aku jam 08.00. Aku masih ngantuk banget soalnya Kin,"

Sakina berdecak, kemudian ia mengangguk kan kepala nya. "Iya. Awas aja kalau masih susah di bangunin. Tak siram air kamu!"

Evan hanya mengangguk pelan. Ia pun melanjutkan tidur nya kembali.

******

Kini mereka berdua berada di perjalanan menuju stasiun Tawang. Mereka berdua di antar oleh supir pribadi papa Evan.

Ya, Evan dan Sakina sebelum berangkat berpamitan terlebih dahulu kepada orang tua Evan. Dan berujung membawa bekal banyak untuk di perjalanan nanti.

Evan menolak sebenarnya, tetapi mama nya memaksa agar tidak membeli makanan sembarangan.

"Berasa piknik kalau bawa bekal begini. Tapi gapapa lah, dari pada jajan sembarangan nanti." Ucap Sakina.

Evan mengangguk tanpa bersuara. Ada rasa takut di dalam lubuk hati Evan. Ia takut jika keluarga Sakina tidak menyetujui hubungan Evan dan Sakina. Terutama kakak laki-laki Sakina.

Sakina yang berada di samping kiri Evan memandangi nya. Tangan kanan nya pun menjulur ke arah wajah Evan lalu mengusap pipi Evan.

"Kenapa? Kamu takut ketemu keluarga aku?"

Evan menoleh ke arah Sakina. Lalu menggenggam tangan Sakina yang sedang mengusap pipi nya itu.

Evan tersenyum tipis, lalu mengangguk kan kepala nya pelan.

Sakina terkekeh pelan, lalu tangan kiri yang menyentuh pipi Evan beralih mengacak-acak rambut Evan.

"Cemen! Ngapain juga takut? Keluarga aku nggak bakal gigit kamu kok. Jadi apa yang membuat kamu takut?"

Evan masih terdiam sembari menatap wajah cantik milik Sakina.

Sakina yang di tatap seperti itu hanya bisa berekspresi bingung. Ada apa dengan Evan?

"Kamu kenapa sih Van? Ada masalah? Kalau ada masalah cerita ke aku. Jangan kamu pendam sendiri!" Ucap Sakina lagi.

Evan menghembuskan nafas nya gusar. Ia mengambil ponsel di dalam saku jaket nya, lalu membuka pesan dan menunjukkan nya pada Sakina.

Evan's Love Story [SELESAI]Where stories live. Discover now