A || 1

16 5 0
                                    

Aletha menghentikan taxi yang ditumpanginya didepan sebuah rumah minimalis bergaya Jepang. Gadis itu berjalan pelan sambil berusaha tersenyum pada satpam penjaga rumah.

"Nyari Non Rere ya, Non Aletha?" tanya Bi Intan, pembantu di rumah Rere, sahabatnya.

Gadis itu mengangguk pelan. Matanya yang sembab benar-benar membuatnya semakin terlihat berantakan.

"Non Rere-nya ada di kamar, Non," ucap Bi Intan. Aletha mengangguk, gadis itu segera berjalan ke arah kamar Rere.

Tok... tok... tok...

"Gue nginap sini," ucap Aletha saat sahabatnya itu baru saja membuka pintu.

Belum sempat Rere menjawab, gadis itu sudah berjalan masuk kekamar dengan menyeret koper besarnya.

"Busyeetttt, lo mau nginap atau mau pindahan, Tha? Banyak amat bawaannya?" tanya Rere sambil menutup pintu.

"Gue capek," ucap Aletha tanpa menjawab pertanyaan Rere. Gadis itu menghempaskan tubuhnya di atas kasur empuk milik Rere.

"Kenapa sih lo gak ikut Kak Leo aja?" tanya Rere sambil bersandar di balik pintu.

Gadis itu merasa iba pada keadaan sahabatnya, rumahnya yang selalu berisik dengan pertengkaran orang tua, juga tentang Kakak laki-laki satu-satunya yang terlalu possessive.

"Lo sebenarnya kenal Kak Leo gak sih, Re?" tanya Aletha gemas.

Rere mengangguk polos, "Setidaknya dia ngelarang lo demi kebaikan lo. Daripada, lo gak nyaman tinggal di rumah lo sendirikan?"

"Oh, jadi lo gak suka gue numpang di sini?" tanya Aletha to the point.

"Gak gitu Alethaaaaa!" Rere berjalan mendekati Aletha.

"Ah, udah! Lo boleh nginap sini sampai kapanpun." Rere akhirnya mengalah, membuat Aletha menyunggingkan senyum manisnya.

Aletha melirik ke dinding kamar Rere, ada sesuatu yang membuat dada Aletha sesak.

"Re," panggil Aletha pelan.

"Kapan ya, gue bisa ngerayain ulang tahun kayak kalian-kalian? Bareng orang tua, bareng keluarga."

Rere melirik sahabatnya itu. Sejak kecil, tak ada perayaan ulang tahun, kado bahkan ucapan dari kedua orang tuanya. Terkadang Rere heran, mengapa Aletha harus hadir di tengah-tengah keluarga yang seperti itu.

"Lo masih punya gue Tha, lo punya Kak Leo, punya nyokap-bokap gue juga," jawab Rere.

Aletha menggeleng, bukan. Bukan mereka semua yang Aletha mau. Ia tahu, Leo sangat sayang padanya, terkadang kakak laki-lakinya itu memberikan kejutan kecil untuknya.

"Gue pengen dapat ucapan dari nyokap-bokap gue sendiri, bukan dari orang tua lo."

Rere merangkul bahu Aletha, kemudian memeluknya, "Lo itu cewek kuat, lo bukan cewek lemah. Jadi, jangan cengeng kayak gini."

"Gue yakin, di tahun ini, di umur lo yang menginjak 20 tahun, mereka pasti akan peduli sama lo!"

"Gue sampai sekarang heran, kenapa Kak Leo lebih milih tinggal di apartemen daripada tinggal sama gue," ucap Aletha.

"Mungkin dia punya alasan sendiri yang menurut dia lo gak perlu tahu," balas Rere. Gadis itu berusaha meyakinkan sahabatnya, bahwa kakaknya itu sangat sayang padanya.

"Mau kemana?" tanya Rere saat Aletha beranjak dari duduknya.

"Kamar mandi. Mau pipis, ikut?" Rere menggeleng menjawab pertanyaan Aletha.

A (Aletha & Arga) [END]Where stories live. Discover now