BAB 1 : EVERYTHING I NEED

32 11 3
                                    

MET MINGGU PAGI READERSS!!!

MAAF YA PART KEMARIN DIUNPUB, SOALNYA ADA YANG HARUS DI REVISI. AND, NOW YOU CAN READ THIS!

SELAMAT MEMBACAAA SEMUANYAAA!!!

DON'T FORGET TO VOTE AND COMMENT!!!!💞✨

_______________________________

Playlist : Selena Gomez-The Heart Wants What It Wants

***

Aku bagaikan bunga yang tak mekar.

Dunia seakan berhenti, diriku bagaikan tertimpa ribuan ton besi.

Mimpi dan harapanku hancur.

***

Senin, 12 Oktober

"MALIKK!!!"

Dengan langkah cepat, gadis itu menuruni tangga menuju ruang makan untuk sarapan seraya meneriakkan nama adiknya. Rambut panjang dengan curly dibagian bawah berwarna coklat gelap, rok span diatas lutut, dan almet sekolahnya berwarna hitam disertai garis merah di bagian saku dan kerah membuatnya terlihat sangat elegan bagi anak SMA Avior.

Bulan menatap sekitar sesampainya disana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bulan menatap sekitar sesampainya disana. Rumah kelihatan lebih sepi dari biasanya. Lalu, kedua matanya melihat seorang wanita yang memiliki paras tak kalah cantik dari Bulan. Usianya sekitar 35 tahun, masih terbilang muda. Dilara Ragnala—ibu kandungnya sedang duduk di kursi makan menyantap sepiring nasi goreng buatan Bi Ijjah.

"Bi, Malik kemana, ya?" tanya Bulan, ketika Bi Ijjah datang membawakan sepiring nasi goreng untuknya. Bulan segera mengambil tempat duduk di samping ibunya.

"Maaf, Non, Den Malik sudah berangkat. Buru-buru tadi. Hari ini katanya ada jadwal piket di sekolahnya." jawab Bi Ijjah yang sudah sepuluh tahun menjadi pembantu di rumah Bulan. Bulan menganggukkan kepalanya pertanda ia mengerti.

Bulan mencium aroma nasi goreng di depannya, harumnya menggugah selera. Beberapa menit kemudian Bulan sudah memakan nasi goreng itu lahap. "Oh iya, Bi, minta tolong buatin susu juga."

"Maaf, Non, tadi susunya sudah di minum Den Malik semuanya. Bibi sudah bilang ke Den Malik susu putihnya khusus buat Non Bulan, tapi sudah diminum Aden. " Bulan menghembuskan napas berat seraya menutup matanya. Dia menggenggam erat sendok dan garpu di kedua tangannya—khawatir tidak bisa meredam amarahnya.

Sekala BulanWhere stories live. Discover now