Emosi (5)

636 40 1
                                    

"Akaashi-kun lagi-lagi tidak datang ke pertandinganmu?"

Bokuto mengangguk mengiyakan, wajahnya kusut.

"Yukkipe, apakah Akaashi sesibuk itu hingga ia tidak pernah lagi datang ke pertandinganku?"

Hari ini Shirofuku dan Bokuto secara tidak kebetulan bertemu di jam makan siang, karena sudah lama tak bertemu, mereka memutuskan untuk makan Bersama.

Shirofuku mengernyit, "Aku rasa tidak... Hanya saja saat aku di rumah bersamanya, ia selalu menonton siaran ulang pertandinganmu."

Bokuto semakin pundung.

"Bokuto, lihat aku."

Bokuto mengangkat wajahnya dengan sendu.

"Apa kau masih berharap pada Akaashi-kun?"

Bokuto mengalihkan pandangannya, lalu tersenyum lebar pada Shirofuku.

"Dia sudah memilihmu, Yukippe. Aku sudah bilang, aku sudah tidak ada harapan... karena aku sendiri yang menutup jalanku."

Shirofuku balas tersenyum.

"Benarkah? Lantas kenapa bayanganmu masih ada dalam pandangannya?"

Bokuto terdiam.

"Aku... ingin menyalahkan Akaashi... Andai saat itu ia tidak menerimaku, mungkin-"

"Jangan menyalahkan Akaashi, ini salahku."

Shirofuku mengusap matanya yang berair, ia tertawa kecil.

"Ya, kau memang patut disalahkan... Hanya saja, aku ingin membicarakannya dengan Akaashi-kun, jika dia mau bercerai aku tidak apa."

"Eh?"

"Lagi pula hingga saat ini... Aku selalu memakai ribuan alasan agar aku tidak hamil."

Shirofuku menatap cincin perak dikelingkingnya, sorot matanya terlihat teduh. Bokuto meraih tangan Shirofuku, ia menggenggamnya dengan erat.

"Jika kau berpikir untuk bercerai, bicarakanlah dengan Akaashi... Walau aku rasa ia akan menolak keputusanmu."

"Dan ia juga tidak bisa selalu memendam perasaannya, akan ada di mana ia akan meledak."

Kedua orang ini memang mengenal Akaashi.

*****

5 Desember 2020

Akaashi Keiji 🔞Where stories live. Discover now