PART XIII

31 10 5
                                    

Akhirnya kami tiba di Serendipity cafe. Pantas aku keluar dari kereta.

" Gumawo, aku masuk dulu " kataku.

" Siapa kata aku hantar kau je ? Kau kena teman aku makan kat cafe " kata Jimin lalu keluar dari kereta.

Kepala hotak dia. Dia nak semua orang fikir bukan - bukan ke ?

" Kau ni kenapa ? Nanti orang fikir bukan - bukan macam mana ? Mampus la aku kena kecam woi ! " marahku.

" Then, do I care ? " dia terus menarikku masuk ke dalam cafe.

Buka sahaja pintu, semua mata orang yang berada di dalam cafe itu terarah pada kami. Fucek ini semua.

Dia menarikku duduk di sebuah meja kosong. Again, kepala hotak dia.

" Semua pandang kita siut ! " bisikku pada Jimin.

" Just sit and do like no one here except us " ujarnya.

Aku mengetap bibir. Kenapa mamat ni hanurt sangat ? Tahu la dia nak seksa aku. Tapi, sikit - sikit dah la !

" Jaena ? Kenapa kau lambat ? Mian boss, saya -- "

" Takpe, saya yang bawak dia " potong Jimin.

Fuh selamat. Ingatkan aku bakal innalillah la tadi.

" Em, Tuan nak makan apa ? " soal makcik yang bekerja sekali denganku.

" Macam biasa. Oh yeah, give me two set " balas Jimin.

" Jaena, go take it " arah makcik itu.

Aku mengangguk. Baru nak bangun, tanganku ditarik dan aku terduduk kembali. Ya, Jimin memang tapir.

" Andwae, dia akan teman saya dekat sini " kata Jimin.

Makcik itu mengangguk dengan muka yang aku sendiri tak dapat tafsir dan berlalu meninggalkan kami berdua.

Pantas tangan Jimin yang masih menggenggam tanganku aku tepis. Haram ya anak - anak.

" Don't touch my hand tapir " ujarku tegas namun perlahan.

" Hey miss tenuk, did you think I want to hold your hand ? Oh please, never ! " bantahnya.

Aku menggulingkan biji mata. Menyampah aku. Ada - ada je dia nak menjawab.

Lama kemudian, makcik tadi datang bersama semangkuk besar jajjangmyeon dan dua gelas air apple.

" Joesonghamnida tuan, mi baru belum rebus lagi. Jajjangmyeon bekas extra sahaja yang ada " ucap makcik itu.

" Ah gwenchanha. You can go " katanya.

Makcik itu mengangguk lalu memandangku tajam dan beredar. Aku menelan liur. Laparlah !

" Aku order dua untuk kau sekali, tapi dah takde nampak gayanya kena share la " ujarnya.

Dia menghulurkan chopstick padaku. Share ? Aish, jinjja ?!

" You want it or not ? " soalnya.

Malas nak menyeksa perut sendiri, chopstick itu aku gapai.

Jajjangmyeon di depan mata aku terkam. Lapar sia aku tak sarapan pagi tadi.

Tanpa sedar, aku dan Jimin menarik mi yang sama. Wajah kami bertentang. Mata bertemu mata.

Wajahnya mendekat. Dengan gelabah aku putuskan mi itu. Fuh, tak boleh bayang kalau mi tu tak putus. Ngeri !

Dengan kelajuan lipas kudung bibirku dikucup Jimin. Weh, aku kena samak sia bibir aku !

" Oops, tak sengaja " ujarnya bersama senyum sinis.

Dia adalah anak tapir kacuk cipan kacuk tenuk. Dia memang tak guna. Full stop.

+- Continued

[ H ] The Failed Revenge [PJM]Where stories live. Discover now