part 32

1.8K 232 19
                                    

Budayakan Vote dan Comment.
Gomawong!

# Happy Reading #

🌸🌸🌸

Keduanya kini saling bertatapan.

Sorot mata mereka begitu tajam. Bahkan salah satu dari keduanya terluka dan orang itu adalah Seokjin. Beruntung pisau tak berhasil menikamnya. Namun telapak tangan sebelah kiri harus menjadi korban.

Ia berusaha mencekal pisau tajam yang ujungnya mengarah pada dada kirinya dengan tangan kosong dan berakhir tangannya terluka. Sampai mengeluarkan darah pekat yang cukup deras dan dalam.

Junghwan terus menekan pisau itu agar menusuk dadanya. Tepat pada Jantung Seokjin berada. Berusaha untuk membunuh Seokjin tentunya.

"Aarrrgghh!! Mati kau sialan!" teriak Junghwan.

Pisau terus ditekan hingga ujung pisau runcingnya sedikit melukai kulitnya. Hanya sedikit. Karena setelah itu Seokjin berhasil menendang tubuh Junghwan sampai jatuh terlentang.

Bruk

Prang

Pisau tersebut juga terlempar cukup jauh dari jangkauannya. Junghwan bahkan meringis kesakitan dan memegangi pinggangnya yang sedikit sakit.

Mendengar suara benda jatuh, Jaehwan dan kedua rekan setimnya berlari masuk. Hanya saja Junghwan tak memperdulikan kedatangan mereka.

Junghwan mencari keberadaan pisaunya kala mengingat pisau itu terlempar cukup jauh. Begitu mengetahui letak keberadaan pisau tersebut, Junghwan bergegas mengambil. Namun belum juga menjangkaunya, secepat kilat Seokjin menendang pisau tersebut. Menjauh dari eksistensi seorang Junghwan. Seokjin tak memperbolehkannya menjangkau pisau tersebut.

"Berdiri dan lawan aku dengan tangan kosong," celetuk Seokjin dingin.

Otomatis Junghwan berdiri dan memasang kuda - kuda untuknya melawan Seokjin. Entah dirinya bisa melawan Pemuda ini atau tidak. Yang jelas ia berharap bisa mengalahkan Seokjin. Namun Seokjin hanya menatap malas sosok Junghwan di depannya.

Berlaga berani di depannya. Padahal Seokjin mengentahui jika Junghwan tidak ada pembekalan bela diri sama sekali dalam hidupnya. Kemungkinan besar sahabat saudara kembarnya ini akan kalah darinya.

"Aku akan mengalahkanmu!!"

Junghwan lebih dulu maju tanpa sebuah rencana. Tapi ternyata berhasil dihindari Seokjin dengan santainya. Jaehwan dan kedua rekannya menatap mereka dalam diam. Tangan kanannya masih bertengger di gagang pistol pinggang kanannya.

Iris mata tak sengaja mendapati telapak tangan Seokjin yang terluka. Darah pekat merembes keluar dari sela - sela kepalan tangan kirinya. Jaehwan yakin darah itu akan lama untuk berhenti. Karena ia tahu ada Hemofilia yang bersarang di tubuhnya sedari kecil. Bisa - bisa Seokjin pingsan jika tak dihentikan. Maka mau tak mau ia harus membuat rencana agar mereka berhenti bergulat.

"Yak! Berhenti menghindar!" teriak Junghwan.

Mendengar teriakan Junghwan, ketua Tim seketika menoleh. Dan beberapa detik kemudian, sebuah ide muncul. Jaehwan lantas mengangkat tangan kanannya sambil membawa pistol dan,

Dor

Pergelutan singkat yang terjadi di antara Seokjin dan Junghwan seketika terhenti. Keduanya kini saling tatap dengan sorot mata tajam. Posisi keduanya bahkan masih saling mencengkram erat tangan satu sama lain.

The Twins ✓Where stories live. Discover now