15.

16.9K 1.5K 70
                                    

Saat ini alex sedang di ruang keluarga. meringkuk dengan keadaan yang pundung, karna sedari tadi dia mendengar suara cekikikan dua makhluk yang membully nya.

Bima yang sedari tadi di samping alex menatap miris dan jijik tuannya ini. miris karna tuannya sedang di kerjai oleh nyonya dan tuan mudanya. jijik karna Alex meringkuk dengan tisu bertebaran di sekitarnya.

Kemana sikap tegas dan kejam milik tuan William terhormat ini pikirnya.

Yah walau tak bisa di pungkiri perkataan kejam nyonya dan tuan mudanya memang menusuk di jantung.

Bima sudah tau rasanya di jahili oleh tuan mudanya, apalagi dirinya sudah jadi sasaran ketika tuan mudanya bosan. mengingat itu dirinya tersenyum miris.

"Apa yang kau lakukan dad?" tanya Austin yang baru datang dan di suguhi pemandangan Alex yang meringkuk di sofa dengan bima yang di sampingnya.

Alex yang mendengar suara Austin menjawab"tanyakan saja pada dua orang yang cekikikan di atas"

"Dimana mereka?"

"Ada di atas"

"Apa dia sudah berhenti dengan acara mogok bicaranya?"

"Entahlah lihat sendiri sana!"

"Sensian amat si dad pms yah" ucap Austin.

"Sepertinya sih" imbuh dion.

Alex yang mendengar itu bersiap melempar asbak yang ada di depannya. Tapi  kedua putra laknatnya sudah lari ke atas.

"Laknat memang"

"Sabar tuan"

"Gimana mau sabar semua nya sepertinya memang berniat membully ku"

"Sabar tuan saya berada di samping anda"ucap Bima yang membuat Alex kembali merinding.

"Kau benar benar bukan pencinta lelaki kan Bim"

"Maaf tuan?"

"Kau bukan gay kan?"

"Maaf tuan saya masih mencintai bongkahan depan dan belakang milik perempuan"

"Tapi nada bicara kau seperti maho. aku merinding mendengarnya kau pergi saja, aku mau keruanganku berada di dekat kau aku merasa harus warning"sarkas Alex dan berlalu pergi meninggalkan Bima yang lagi lagi bingung dengan tuannya entahlah pusing pala bima tuh.

Niatnya kan baik ingin menghibur tuannya tapi niat baiknya malah di anggap maho sakit kokoro Bima :(

__________

"Baby kau didalam kami akan masuk"

Dion dan Austin masuk kedalam kamar Darel. disana dirinya di suguhi pemandangan yang membuat hati mereka menghangat.

Rasa lelah oleh pekerjaan yang membuat mereka pusing, seketika terangkat melihat mommy dan adik mereka tertawa lepas.

Brianna yang menyadari keduanya pun berhenti tertawa "oh kalian sudah pulang boys"sapa Brianna. sedangkan Darel berhenti tertawa dan langsung memasang wajah datar  dan menatap tajam keduanya yang sialnya terlihat imut di mata mereka.

"Iya mom baru saja"jawab Dion..

"Bagaimana keadaanmu baby" tanya Austin pada Darel. Namun sang empu malah memalingkan mukanya menghindari tatapan kakaknya.

"Kau masih tak mau berbicara pada kami"tanya Austin lagi namun tak ada jawaban dari Darel.

"Hey baby jawab saat kami bertanya" ucap Dion dengan menahan Amarah karna adiknya tak menjawab pertanyaan adik pertamanya.

"Mommy aku akan tidur"ucap Darel pada Brianna.

"Baiklah baby nya mommy akan tidur. kalian keluar saja" usir Brianna.

"Tapi mom kami belum selesai denga bertanya  padanya" ucap Austin tak terima.

"Kakak tanya sekali lagi baby apa kau masih marah pada kami!" ucap dion datar tetap tak ada jawaban dari Darel dan menatap kedua kakaknya datar.

Bukannya menjawab Darel malah langsung berbaring dengan selimut yang menutupi tubuhnya.

Brianna yang peka mengusir kedua putra datar nya itu" kalian keluar!" ucap Brianna dengan nada tegas tak ingin di bantah.

Terbukti saat Austin dan dion yang mulai keluar dari kamar Darel dengan frustasi. Setelah keduanya keluar tinggalah Darel dan mommy nya.

Brianna mengangkat selimut itu dan melihat bungsunya sedang bergetar menahan tawa.

"Sepertinya ada yang senang nih?"

"Bwahahha gimana ga seneng mom, ngeliat muka mereka yang sok datar itu  frustasi"

"Nakalnya anak mom"

"Rencana kita berhasil mom hahahah"ucap Darel "tapi Aku heran perasaan muka mommy lembut tapi kok muka mereka kek tembok.

"Hihi kakakmu memang seperti itu"ucap brianna dan mengusap pelan rambut tebal milik baby nya.

"Sekarang tidur baby "tambahnya

"Hah~ aku ingin keluar mom "

"Tanyakan nanti pada daddy mu. karna yang menghukum mu bukan mommy tapi daddy"

"Pasti ga di bolehin"

"Itu hukuman mu baby"

"Tapi aku hanya bertemu temanku mom tidak lebih"

"Tapi kami tak menganjurkan kamu untul kabur sayang"

"Kalo aku izin yang ada ga bakal di izinin" cibir Darel.

"Kamu sudah tau pasti jawaban kami. tapi kamu tetap melakukannya" ucap Brianna mencoba bersabar.

"Tapi bukankah Aku sudah selalu menuruti kemauan kalian"kesal darel.

"Ya dan itu keharusan baby"

"Ta-

"Sekarang tidur dan jangan membantah"

"Mom da-

"Jangan membuat mommy marah baby. atau mommy akan membuat mu tak akan melihat kedua sahabatmu itu!" ancam Brianna

"Ck"

Darel yang mendengar anacaman itu merebahkan kembali dirinya mencoba menutup matanya agar cepat tertidur.

Brianna mengelus pelan rambut Darel berharap putranya tertidur. dan setelah beberapa saat akhirnya darel terlelap dalam tidurnya.

Brianna mengangkat selimut sampai atas dada darel mengecup kening dan pipi darel.

"Kami melakukan ini hanya tak ingin kau menghilang kembali baby. jangan membangkang atau membantah ucapan kami, atau kami akan membuat hal yang membuat  membantah, akan kami lenyapkan tak tersisa"ucap Brianna dengan tatapan tajam kearah darel yang terlelap.

Dai sudah menahan amarah dari tadi dan putranya ini memancing emosinya. dan keinginan untuk tak membunuh kedua cecunguk atau yang Darel katakan temannya itu.

Karena sudah berani membuat darel membantah ucapan dan aturan yang sudah keluarga ini berikan pada Darel.

Mengapa Brianna sekesal itu pada mereka? Jawabannya karena sebelum darel meminta bertemu kedua cecunguk itu, Darel penurut bahkan tak pernah membantah atau membangkang.

Dan setelah mereka bertemu, dengan beraninya Darel kabur dari Kungkungan sangkar emas yang sudah di rancang keluarga nya untuk putra bungsun mereka.

Lihat saja, jika mereka melakukannya lagi Brianna berjanji akan menjauhkan mereka dari Darel. mereka seperti pengaruh buruk untuk Darel dan Brianna tak suka itu.

Dia hanya suka saat Darel menurut perkataannya dan diam di dalam sangkar emas yang sudah disiapkan untuknya. tidak seperti sekarang yang mencoba membangkang dengan cara kabur?

Brianna juga sudah menahan rasa sabarnya dengan tak menghukum putranya dan mematahkan kedua kaki dan tangan Garry dan Alvin.

Karena dia tau putranya akan marah padanya.dan itu bukanlah keinginan Brianna, Darel tak berbicara sebentar dengan dirinya, Brianna merasa tak  nyaman dengan mood yang hancur. apalagi kalau berhari hari mungkin dirinya akan gila.

Darel ✔ Where stories live. Discover now