1

85.5K 4.1K 149
                                    









Kring

Kring

Kring


"Duh berisik banget sih!" kesal seorang pemuda merengut tak suka tidurnya terganggu oleh suara jam weker yang menganggu, padahal dirinya kan lagi enak-enaknya mimpi remes remes manja janda sebelah itu.

"Sial gw telat!" ucap Darel, nama dari pemuda itu.

Darel beranjak dari tempat tidurnya dengan tergesa-gesa ke kamar mandi karna demi pun apa dia telat.

"Ga guna lah gw beli jam weker sialan itu!" gerutunya.

Padahal jam weker sudah berbunyi sejak 1 jam lalu,  dasarnya saja Darel yang kebo.

Selesai dengan seragamnya, Darel mengambil Hoodie hitam dan kunci motor yang di berikan oleh ibu panti sebagai hadiah ulang tahunnya, serta tas sekolah lalu pergi keluar kamar.

"Bun darel berangkat dulu!" ucap Darel berteriak pada ibu panti  sambil berlari.

"Darel , kamu harus sarapan dulu!" ucap Helen sang ibu panti  sambil berkacak pinggang.

"Yah bun.. nanti deh darel sarapan di sekolahan" ucap darel memelas.

"Ga ada penolakan darel!" kekeh Helen dia sudah hafal tabiat Darel, dia tak akan sarapan di luar panti.

"Ah gimana kalo bunda bikinin Darel bekal saja" usul Darel.

Helen menghela nafas, lalu pergi ke dapur menyiapkan bekal untuk Darel.

Setelah mendapatkan bekal dari helen, Darel langsung ngacir karna dia sudah telat 30 menit dari jam masuk sekolah.

Salahkan saja di Alvin setan itu yang ngajak Darel mabar sampai jam 3 pagi, alhasil beginilah jadinya.

Darel sudah berada di depan gerbang yang bertuliskan SMA GEMILANG dan sialnya gerbang itu sudah tertutup rapat.

Tapi sepertinya Darel tak kehabisan akal, Darel menitipkan motornya pada warung sebelah dekat gerbang sekolah tempat darel nongkrong bersama kawan kawannya, selain murah makanannya juga enak.

Setelah menitipkan motornya Darel langsung saja memanjat dinding dan  gotcha berhasil, Setelahnya Darel pergi menuju kelas dengan mengendap endap berharap pak tono selaku Guru BK itu tak menemukannya

"Bagus sudah jam berapa ini dan kamu baru datang!" suara menggelegar itu berhasil Mengagetkan Darel.

"Eh bapak hehe. " Darel hanya nyengir.

"Malah nyengir, lari keliling lapangan 10 kali!" seru Pak Tono.

"Yah pak jangan dong pak, bapak ga kasian apa sama anak ganteng kek gw ini entar kalo lecet gimana. " Melas Darel  dengan pandangan bak kucing minta dipungut  membuat Pak Tono jengah dengan anak didik satunya ini.

"Ga usah alasan, atau mau bapak tambah!" kekeh Pak Tono.

"EH PAK ADA BU YANTI PAK!" teriak Darel yang membuat Pak Tono otomatis menoleh berharap melihat pujaan hatinya buk Yanti.

"Mana mana!!" setelah Pak Tono menoleh kearah lain dengan cepat Darel kabur dari pandangan guru killer itu agar tak mendapatkan hukuman.

"DAREL!!!" teriak pak Tono penuh amarah karna di bohongi oleh bocah ingusan seperti Darel.

Darel meringis pelan saat mendengar teriakan pak tono. Tetapi Darel tak peduli, yang dia lakukan sekarang bagaimana caranya lolos dari hukumannya pak tono.

Setelah dirasa aman, Darel menghentikan larinya dia lelah berlari dari tadi dan juga perutnya sudah sangat lapar,  untungnya sudah masuk waktu istirahat dia juga di bawakan bekal oleh bundanya jadi dia bisa mengajak 2 sahabatnya ke roftoop, akan tetapi baru saja dia berbalik, Darel menabrak sesuatu.

Bruk

Darel meringis pelan saat pantatnya menyentuh lantai dengan tak elitnya,  menganga tak percaya bekalnya sudah hancur tak berbentuk di lantai. Dia menoleh ke arah orang yang menabraknya dengan pandangan marah.

"Oyy kalo jalan liat liat dong!"ucap Darel penuh emosi. Orang yang di depannya diam menatap darel dengan pandangan yang sulit di artikan yang membuat darel tambah kesal.

"Huh dasar triplek ga bisa ngomong yah lo!" serunya. Pria di depannya menatap dirinya datar lalu meninggalkan Darel.

"Huh dasar tembok berjalan nabrak orang bukannya minta maaf malah pergi. Dari pada ngurus orang gajelas itu mending gw makan aja dasar gajelas!" Darel berjalan sambil menggerutu dan segera menemui temannya, tentu saja untuk meminta traktiran karna bekalnya sudah hancur.

Sementara di parkiran terlihat seorang pria yang tadi menabrak Darel sedang menghubungi seseorang.

"Halo dad" ucapnya pada seorang di sebrang.

"Halo son. "  balas orang itu.

"Aku menemukannya dad, dia bersekolah disini"

"Apa kau yakin son. "ucap nya dengan nada serius.

"Ya aku serius dad, tadi aku bertemu dengannya wajahnya begitu mirip dengan mommy dan aku tak mungkin lupa dengan wajah adik mungilku. jika dad tidak percaya kita akan melakukan tes DNA karna aku sudah mendapatkan satu helai rambutnya," Ucap pria itu tak kalah serius.

"Baiklah son kita akan melakukan tes itu sekarang pulanglah "

"Baik dad" setelah mengucapkan itu pria itu langsung pergi dari sana.

____

Setelah 3 hari berlalu di sebuah kediaman keluarga william sedang berkumpul membicarakan hal penting  untuk memastikan sesuatu.

"Dad hasil nya sudah keluar, " ucap Austin anak kedua keluarga william dan juga orang yang ditabrak oleh Darel 3 hari yang lalu. Memberikan beberapa lembar kertas tentang hasil dari tes yang mereka lakukan.

Surat itu di terima baik oleh Daddy nya.

"Jadi benar dia  adalah jagoan kita, putra kecil ku," ucap Alex atau sang daddy setelah melihat hasil tes menunjukkan bahwa 99,9% Darel adalah putranya yang hilang beberapa tahun silam.

"Anakku Darel, Sayang kita harus menjemputnya!" ucap Briana pada suaminya dengan tangis haru, anak mungil nya akhirnya di temukan.

"Iya sayang kita akan menjemputnya besok, kamu  tunggu saja disini okay," Ucap Alex dengan memeluk erat istrinya.

"Tidak, aku juga akan menjemputnya!" kekeh Brianna.

"Sayang kau cukup menunggu nya di sini okay bersama yang lain," bujuk Alex.

"Kita tunggu di sini ya, bagaimana kalau kita membeli perlengkapan untuknya?" ucap Freya sang ibu mertua yang ikut membujuk menantunya, Brianna.

"Ibu benar."

"Percayakan semua padaku sayang. Aku akan menjemputnya bersama Austin besok, " Tegas Alex dii angguki Brianna.

"Baiklah, aku akan mempersiapkan kebutuhannya, ayo ibu." Brianna  beranjak dari sana bersama Freya.

"Bima siapkan apa saja yang di butuhkan besok untuk menjemput nya," ujar Alex memerintah pada sang ajudan.

"Baik tuan. "

"Aku juga ikut dad. " ucap Dion, anak sulung yang sedari tadi diam menyimak.

"Baiklah kamu boleh ikut son. "

"Sebaiknya kalian segera beristirahat."

Mereka segera pergi ke kamar masing-masing setelah mendengar perintah Abraham William ayah sekaligus opa mereka.





Tbc.

Darel ✔ Where stories live. Discover now