x9

20 6 0
                                    

Sudah dua hari ini, Junghwan belum ditemukan. Sepertinya pelaku semua ini benar-benar cerdik menyembunyikan korban.

Sekarang tinggal Haruto dan Junkyu. Di mana Yoshi? Tidak ada yang memperdulikan keberadaannya sepertinya?. Atau jangan-jangan inilah alasannya?. Tidak ada yang perduli pada Yoshi dan Yoshi lah pelakunya?.

Junkyu menjadi pendiam. Sama halnya dengan Haruto. Mereka seperti mayat hidup. Hanya sekolah, makan, tidur, dan sesekali menangis. Baiklah, Junkyu sekarang menatap Haruto dengan tatapan kecewa. Sebenarnya dia menyembunyikan suatu perasaan kecewanya terhadap Haruto.

Hingga jam pulang sekolah telah tiba. Saatnya semua berhambur keluar kelas untuk pulang rumah mereka masing-masing.

Tapi...

"Siapa?!"

"Bang Yedam!! Anak dari kelas 2 seni utama!! Katanya dia ketemu di dalem dinding mading sekolah!"

"Hah?!..kok bisa?!..berarti udah..."

"Iya!..dia udah meninggal..ayo ke sana..semuanya udah pada kumpul!"

Samar-samar Haruto dan Junkyu mendengar keributan di luar kelas. Keduanya kompak bangkit dan saling pandang sebelum akhirnya mereka berlari keluar. Apalagi ini!.

.....

Junkyu menutup mulutnya yang terbuka lebar karna saking syoknya. Dapat dia lihat, tubuh sahabatnya sudah membusuk di dalam dinding yang sekarang masih dalam proses pembongkaran. Siapa yang melakukan hal sekeji ini?.

Haruto mematung dengan airmata yang terurai semakin deras. Dia tidak menyangka, Yedam akan mati secara menggenaskan seperti itu.

Pria tampan yang selalu menjadi sebutan pria idaman para gadis, kini memiliki rupa yang sedikit menjijikan. Banyak lebam di wajahnya bahkan darah di sekujur tubuhnya. Terlihat ceruk lehernya seperti terkena bekas tembakan. Siapa yang tega melakukan ini padanya. Setau mereka semua, Yedam tidak memiliki musuh.

.......

Pemakaman berjalan dengan lancar, kini Haruto mengendarai motornya dengan sangat pelan. Pandangannya kosong. Dia seperti banyak pikiran. Hingga airmatanya kembali keluar begitu saja. Dia membelokan motornya.

Hingga berhentilah dia di depan rumah milik orang tua Jeongwoo. (?)

Haruto mengetuk pintu rumah lama milik temannya yang bahkan sampai sekarang masih belum ditemukan. Sampai seorang wanita awet muda membukakannya pintu.

"Haruto?..ada apa, nak?" Kejut wanita itu menyadari kedatangan Haruto, teman putranya yang bahkan sudah sangat lama ini menghilang tanpa kabar.

"Gimana kabar tante?"

Wanita itu menunduk. Tubuhnya bergetar. Dia menangis. Hatinya terasa sakit. Sampai akhirnya wanita itu memecahkan tangisannya. Haruto menegarkan diri dan memeluk wanita itu. Mencoba memberi ketenangan dan kekuatan untuk nyonya Park.

"Jeongwoo masih belum ditemukan nak hhiks..tante udah berusaha keras buat nyari dia hiks..ini semua salah tante hhiks.."

Haruto mengusap pungggung wanita itu. Meski sekarang dia juga menangis dalam diam. Pandangannya kosong bahkan dia terlihat rapuh dalam keadaan seperti itu.

"Tante ga nyangka..ternyata selama ini dia pergi ke gereja buat main sama anak-anak di panti gereja hhiks..buku diary yang kamu temuin di kostan miliknya juga bikin tante makin lemah hhiks..Jeongwoo pasti kesakitan hhiks..dia pasti ga suka karna tante yang cerai sama ayahnya hhiks..dia pasti depresi hhiks..astaga apa yang udah tante lakuin selama ini hhiks.."

Wanita itu menyesali perbuatannya selama ini. Benar, Haruto mengetahui alasan Jeongwoo selalu menangis diam-diam selama belakangan dua minggu terakhir itu. Haruto merasa curiga tentang Jeongwoo yang tiba-tiba saja menginginkan pindah. Hingga hilangnya Jeongwoo secara misterius.

give an explanationOnde histórias criam vida. Descubra agora