bad memory

757 96 2
                                    

[ 𝐏𝐄𝐑𝐇𝐀𝐓𝐈𝐀𝐍: 𝐒𝐞𝐥𝐮𝐫𝐮𝐡 𝐤𝐚𝐫𝐚𝐤𝐭𝐞𝐫 𝐝𝐚𝐧 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤 𝐉.𝐊. 𝐑𝐨𝐰𝐥𝐢𝐧𝐠, 𝐩𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐧𝐣𝐚𝐦 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐚𝐦𝐛𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐫𝐚𝐤𝐭𝐞𝐫 𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐛𝐮𝐚𝐭𝐧𝐲𝐚. ]


---------------------------- < 3


[ Winter POV : START. ]

Ingin sekali rasanya aku kabur dan bersembunyi di tumpukan buku-buku perpustakaan. 

Jika aku bisa memilih untuk membaca ratusan halaman atau bermain dengan gagang sapu konyol itu, aku akan memilih bermandikan ratusan buku yang menimpa tubuhku—Tapi tidak, buku-buku itu berat, bagaimana kalau diganti dengan ratusan kue manis buatan Mother? Sepertinya itu ide yang bagus.

Kami, atau lebih tepatnya aku berjalan sangat pelan dan benar-benar dibarisan paling belakang, kami semua melangkahkan kaki kami menuju halaman hijau yang di kelilingi oleh koridor sekolah Hogwarts.

Jantungku berdegup lebih kencang namun tidak sehebat saat aku bertemu, Cedric Diggroy. Bukan! Maksudku— Saat bertemu dengan Professor Snape, tapi kurasa, bukan juga... aku... aku... Maaf...

Aku sepertinya terlalu asyik dengan pikiran dan ketakutanku sampai tidak menyadari bahwa aku sudah menginjak rerumputan hijau. Halaman ini terlihat sangat nyaman kalau aku bisa membaringkan tubuhku untuk beristirahat sejenak dibawah terangnya sinar matahari.

Ketika itu, muncul lah Madam Hooch yang langsung menyuruh kami berbaris, berdiri di samping sapu terbang menyebalkan ini.

Apa kalian penasaran kenapa aku membenci sapu terbang konyol ini? Berawal dari saudaraku, Ruel White yang menemukan sebuah sapu terbang di gudang penyimpanan rumahnya.

Saat itu keluargaku sedang berkunjung untuk menghadiri pesta keluarga—namun karna aku dan dua orang saudara laki-laki ku bosan, akhirnya kami menyelinap keluar dan memutuskan untuk berkeliling masuk ke dalam gudang.

Tempat itu tidak buruk, namun tidak bagus juga. Banyak sekali barang-barang yang terlihat masih sangat bagus namun diletakkan di dalam gudang, seolah-olah barang itu sudah rusak. 

Lalu aku tidak menemukan sesuatu yang menarik sampai saudaraku, Ruel, berteriak kalau ia menemukan sebuah sapu terbang. 

Saat itu umurku yang masih berusia 7 tahun menganga kagum, sapu terbang adalah sebuah benda yang hebat jika kau bisa memainkannya dengan baik. 

Ruel yang lebih tua dua tahun dari aku saat itu mengungkapkan ide gilanya, ia ingin menaiki sapu terbang yang sedikit berdebu.

Namun saudaraku yang lain, Louis menolaknya karna mereka belum diajarkan oleh kedua orang tuanya.

Louis yang memiliki sifat bertolak belakang dari Ruel memutar bola matanya malas, tingkah bodoh kakaknya ini benar-benar di luar nalar. 

Aku ingat sekali dia mengatakan, "Aku akan melaporkanmu jika kau mengajak Winter melakukan hal-hal aneh."

Dia memang terlihat dingin, namun tidak! Ia sangat perhatian, semua perhatiannya ia berikan kepadaku, sama seperti Ruel.

Dan seperti yang aku katakan sebelumnya, Ruel sangat ceria dan humoris, ia memiliki banyak teman di usianya, ia juga sangat terkenal. Aku tahu karna aku mendengar Aunt Grace, ibu mereka, menceritakan hal itu kepada Mom.

Meskipun memiliki sifat yang sangat jauh berbeda, Louis dan Ruel sangat dekat, benar-benar dekat. 

Kembali ke cerita awal, ide gila Ruel ternyata menjadi kenyataan, ia menaikkan sapu terbang itu dan berhasil! Ia berhasil dalam sekali percobaan, ia mengitari seisi gudang sambil berteriak kegirangan. 

"Lilwin, kau harus mencoba ini! Ini sangat seru! Yuhuuuu!" Teriaknya dari atas.

Kepalaku mendongak, menatap saudaraku dengan tatapan kagum dengan mulut yang sedikit terbuka.

"Winy ingin mencobanya!"

Louis yang mendengar itu membelakkan matanya tidak percaya, ia menahan tanganku, "No! Itu berbahaya."

"Tapi.. Ruewl.. Dia baik-baik saja di atas sana.."

"Kita masih kecil, Winter."

Aku yang mendengar itu hanya mengendus kecil dan memajukan bibirku sebagai tindakan ketidakpuasanku, namun Ruel yang mendengar percakapanku dengan Louis segera mendaratkan sapu terbangnya tepat di hadapan kami.

"Lilwin, kemari." Ia memberi kode agar aku datang menghampirinya dan menyuruhku duduk di belakangnya.

Louis yang tadi melarangku memberikan tatapan tajam dan menarik tangan milikku untuk berdiri di belakang tubuhnya.

"Aku bilang tidak."

"Ini tidak sulit, brother." Ruel mencoba menenangkan saudaranya, meyakini kalau semua akan baik-baik saja.

"Aku saja bisa mengendalikannya hanya dalam satu kali coba."

Aku lantas meremas tangan Louis pelan, "Please..?"

Memang dasarnya Louis tidak bisa menolak permintaan saudarinya, ia lantas melonggarkan genggamannya, "Tapi hati-hati!" Ingatnya.

Setelah itu, aku tersenyum sangat lebar dan mengangguk mengerti, aku segera menghampiri Ruel dan duduk di belakang tubuhnya.

"Pegangan yang erat! Kita akan terbang!" Ruel menarik kedua tangaku untuk aku lingkarkan di tubuhnya, dengan senang hati melakukannya. 

Aku melingkarkan tanganku dengan erat agar tidak jatuh.

Detik berikutnya, aku dapat merasakan kakiku melayang di udara, semakin tinggi, dan semakin tinggi. Bahkan aku dapat melihat Louis di bawah sana sedang memperhatikan kami.

"I-Ini sangat menyenangkan!" Kataku.

"Benar kan! Lihat, kita bisa melewati lemari tinggi ini."

Saat itu aku benar-benar menikmati momen yang tidak aku sangka akan menjadi yang terakhir, sampai akhirnya, sapu terbang kami menabrak lampu gantung yang berada di tengah ruangan hingga Ruel hilang keseimbangan.

Aku semakin mengeratkan pelukanku kepadanya, namun nasib sial menimpa kami berdua, kami terjatuh dan tubuh kami mendarat tepat di atas tumpukan kursi kayu.

Louis yang melihat itu segera berlari meghampiri kami, aku melihatnya dengan pandangan gelap.

"..D.. Darah."

Itu kata-kata terakhir dari Louis yang aku dapat dengar sebelum semuanya benar-benar gelap dan aku tidak dapat mendengar apa pun. 

Setelah kejadian itu, aku mendengar Ruel dan Louis mendapatkan hukuman dari Aunt Grace dan Uncle Daniel, sedangkan Mom dan Dad, mereka menyerahkan hal itu kepada kedua orang tua mereka. 

[ Winter POV : END. ]

OUR FATE [ Draco Malfoy x Reader ]On viuen les histories. Descobreix ara