hermione

636 88 4
                                    

[ 𝐏𝐄𝐑𝐇𝐀𝐓𝐈𝐀𝐍: 𝐒𝐞𝐥𝐮𝐫𝐮𝐡 𝐤𝐚𝐫𝐚𝐤𝐭𝐞𝐫 𝐝𝐚𝐧 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤 𝐉.𝐊. 𝐑𝐨𝐰𝐥𝐢𝐧𝐠, 𝐩𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐧𝐣𝐚𝐦 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐚𝐦𝐛𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐫𝐚𝐤𝐭𝐞𝐫 𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐛𝐮𝐚𝐭𝐧𝐲𝐚. ]


---------------------------- < 3


"Suatu keahlian mendasar penyihir adalah melayang, kemampuan untuk membuat benda-benda melayang." Ujar Professor dengan postur tubuh yang kecil, Professor Flitwick.

Ia menatap seisi kelas, "Siap dengan bulu-bulu kalian? Bagus."

Kemudian Professor Flitwick mengeluarkan tongkat sihir milikknya dari dalam saku jubahnya, "Sekarang, jangan lupa dengan gerakan pergelangan tangan yang sudah kita latih."

"Swish and flick! Semuanya!" Perintahnya kepada semua murid yang ada di dalam kelas, dan para murid juga mengikutinya.

"Swish and flick!"

"Dan ucapkan 'Wingardium Leviosa'. Kalian coba sekarang."

Putri Slytherin itu mengangguk paham, ia mengangkat tongkat sihirnya dan mengucapkan 'Wingardium Leviosa' sebagai mantra agar bulu halus berwarna putih di hadapannya melayang.

Ia berhasil! Tentu, ia sudah sering melakukan latihan sebelum ia masuk Hogwarts, tepatnya saat ia mendapatkan tongkat sihir pertamanya.

Terima kasih kepada Ayah dan Ibunya karna sering memberikan buku-buku mantra kepada sang putri.

"Hebat! Hebat sekali Miss White. Kau berhasil melakukannya!"

Professor Flitwick menatap Winter bangga, ia tersenyum dan menganggukan kepalanya saat bulu tersebut melayang jauh di udara. Anak perempuan itu sedikit merona karenanya.

Seluruh murid di sana juga menatap Winter kagum, terlebih Draco yang duduk di sebelahnya.

"Kau memang yang terbaik dari yang terbaik, Miss White." Pujinya.

Disisi lain, salah satu anak berambut merah mengucapkan 'Wingardium Leviosa' dengan menggerakkan tongkatnya sembarang, hal itu mendapat respon dari teman asramanya, Hermione. Ia mencoba membenarkan teknik yang dilakukan oleh Ron.

"Berhenti! Berhenti sebelum kau menyelakai seseorang." Ujar sang gadis.

"Disamping itu, kau harus mengatakan 'Wingardium Levi-O-sa' bukan 'Wingardium Levi-o-sah'!"


----------------------------


Setelah kelas usai, Winter bersama dengan Draco dan kawan-kawan keluar dari kelas. Mereka berjalan tepat di belakang siswa asrama Gryffindor, Harry. Mereka seperti sedang membicarakan sesuatu yang menarik hingga Winter tidak sengaja menguping hal tersebut.

"Ia sungguh mimpi buruk, jujur saja. Tak heran bila ia tidak mempunyai teman." Kata Ron asal, namun tak disangka, dari arah belakang muncul seseorang yang sedang ia maksud. Sang anak perambut panjang itu dengan sengaja menabrakkan tubuhnya pada anak laki-laki yang membicarakannya tadi.

"I think she heard you." Kata Harry menatap kepergian Hermione.

Satu kejutan lagi datang dari arah belakang kelompok mereka, "Yes, she is! Biacaramu keterlaluan, Ron. Ia hanya mencoba membantumu."

Winter akhirnya mengejar Hermione dengan cepat, meninggalkan Draco yang terkejut karna sikap mendadakk dari temannya. Ron dan kawan-kawan juga dibuat terkejut oleh hal itu.


----------------------------



Beberapa hiasan labu untuk memperingati hari Halloween melayang di atas langit-langit Great Hall, dan sepertinya hiasan orange itu semua akan bertahan beberapa waktu di atas sana.

Seorang gadis sepertinya tidak akan memikirkan hal itu sekarang. Kini ia menatap meja Gryffindor, mencari seseorang.

Hermione.

Ia benar-benar tidak muncul untuk makan malam bersama mereka seperti yang dikatakan oleh Parvati. Ia menanyakan hal tersebut langsung karna ia tidak mungkin masuk ke dalam asrama Gryffindor tersebut dan menemani Hermione.

Lalu Parvati juga mengatakan bahwa Hermione tidak keluar dari kamar mandi perempuan asrama mereka, dan ia juga mengatakan bahwa ia mendengar Hermione menangis seharian.

Draco tahu apa yang sedang Winter cari dan pikirkan, ia dengan cepat menarik pipi temannya itu untuk fokus pada makanan mereka, "Makan."

Namun bukan Hogwarts namanya kalau tidak ada kejutan, pintu Great Hall mendadak terbuka, memunculkan seorang Professor dengan kain berwarna ungu yang melilit di kepalanya. Ia berlari dengan panik sambil berteriak.

"Ada Troll dalam Dungeon!"

Para murid memperhatikannya, namun masih tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Professor tersebut, sang Professor berhenti tepat di tengah ruangan, hingga Professor Dumbledor berdiri menatap salah satu guru asuhannya.

"Kupikir kau harus tahu!" Ujar Professor yang tadi berteriak, Professor Quirrell, sebelum ia jatuh pingsan dan membuat para murid berteriak ketakuan, mereka berhamburan keluar dari Great Hall.

"SILEEEEENT!!" Teriak Professor Dumbledore melihat para muirdnya yang terlihat panik.

"Semuanya harap tidak panik!" Lanjut Professor dengan janggut panjang setelah para muird berdiam di tempatnya masing-masing.

Matanya menatap tajam kepada para muridnya, "Sekarang para prefek akan memimpin kalian kembali ke asrama masing-masing. Dan para guru mengikutiku ke Dungeon."

OUR FATE [ Draco Malfoy x Reader ]Where stories live. Discover now