brackium emendo

409 65 0
                                    

[ 𝐏𝐄𝐑𝐇𝐀𝐓𝐈𝐀𝐍: 𝐒𝐞𝐥𝐮𝐫𝐮𝐡 𝐤𝐚𝐫𝐚𝐤𝐭𝐞𝐫 𝐝𝐚𝐧 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤 𝐉.𝐊. 𝐑𝐨𝐰𝐥𝐢𝐧𝐠, 𝐩𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐧𝐣𝐚𝐦 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐚𝐦𝐛𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐫𝐚𝐤𝐭𝐞𝐫 𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐛𝐮𝐚𝐭𝐧𝐲𝐚. ]


---------------------------- < 3


Hari ini adalah hari perdana Ruel, Louis serta Draco bermain Quidditch secara resmi, lawan main mereka saat ini berasal dari asrama Gryffindor. Sebuah kebetulan lagi bukan?

Sedangkan Winter berdiri di barisan paling belakang para pendukung Slytherin, tidak usah dijelaskan lagi apa alasannya, dan kalau bukan karna rengekan Draco, dia tidak akan mau berdiri di barisan paling depan seperti yang sebelumnya.

Namun hari ini tidak sepenuhnya buruk, karna dia bertemu dengan Father Lucius sebelum pertandingan dimulai, pria tersebut ingin melihat jalannya pertandingan yang dimainkan oleh anaknya, dan kini dia tersebut duduk bersama dengan Professor Snape.

Pertandingan sudah berjalan cukup lama, dan skor kali ini dipimpin oleh asrama Slytherin dengan selisih skor yang cukup banyak.

Netra biru milik Winter terus bergerak mengikuti para pemain, terlebih tiga pemain yang sedang bertanding, berharap mereka melakukan yang terbaik dan tidak ada yang cedera hingga akhir pertandingan. Tapi entah mengapa, perasaannya mengatakan bahwa pertandingan kali ini berjalan sangat.. Sengit.

Kedua asrama terus melakukan penyerangan untuk mendapatkan skor sebanyak-banyaknya. Sampai kini, Draco bersama dengan Harry, mereka berdua yang bertugas sebagai Seeker terus terbang untuk mendapatkan Golden Snitch. Winter tidak bisa melihat mereka karna mereka terbang begitu cepat.

Namun ini berjalan tidak baik, Winter melihat Draco yang datang dari arah belakang, dia terbang namun tidak menaiki sapu terbangnya. Tubuhnya mendrarat di atas lapangan hijau dengan posisi terbaring menahan sakit.

Sang putri melangkah dengan cepat melangkah menuju Draco, menuruni anak tangga ini dengan penuh ke khawatiran.

Sesampainya di samping tubuh Draco, Winter segera duduk dan meletakkan kepala anak laki-laki tersebut di atas pahanya, menatap wajah yang kesakitan itu.


----------------------------


Kini kedua tim Quidditch yang tadi sedang bertanding berada di Hospital Wing, Harry yang tadi melakukan pertandingan bersama dengan Draco ikut dilarikan kesini karna tangannya terhantam bola besar yang sangat kuat, dan buruknya, tulang tangannya dihilangkan oleh Professor Lockhart yang mencoba menyembuhkannya.

Ruel dan Louis juga menyusul ke Hospital Wing, menjenguk Draco.

"You okay, mate?" Tanya Ruel dengan napas yang memburu, tangannya memegang Nimbus 2001 yang menemaninya bertanding.

Draco menggeleng lemah, tangannya terus menggenggam erat tangan Winter yang sedari tadi menemaninya. Menahannya agar tidak beranjak. Hingga datang Madam Pomfrey yang sedang membawa sebuah ramuan yang akan diberikan kepada Harry.

"Kau bisa pergi, Mr. Malfoy! Dan minggir kalian." Ujarnya memperingati agar para murid Gryffindor tidak menghalangi jalannya.

Winter lantas bangkit dari duduknya dan membantu Draco untuk ikut bangkit agar dia bisa beristirahat lebih tenang di asrama. Setelahnya, tubuhnya di bopong oleh Ruel bersama dengan Louis, sedangkan Winter malah melangkahkan kakinya menuju kerumunan Gryffindor.

Tatapan tak biasa dilayangkan oleh hampir seluruh murid disana, namun tidak dengan Hermione, Harry dan Ron, mereka malah menyapa Winter dengan senyuman.

Hermione dan Ron memberikan jalan kepada Winter untuk lebih dekat dengan Harry.

"Harry, you okay?"

Harry hanya menggeleng, melirik tangannya yang terbaring lemah di atas ranjang.

"Pasti itu sangat buruk.." Komentar Winter sembari menatap tangan Harry yang terlihat sangat lentur tanpa tulang tersebut.

Si kembar George dan Fred menghampiri Winter, tangan salah satu dari anak kembar tersebut merangkul pundaknya, seperti seorang teman dekat.

"Hei Miss White, kita belum berkenalan secara langsung."

Winter membalikkan tubuhnya, menatap kedua orang yang berdiri di hadapannya.

"Aku George!"

"Dan aku Fred!"

Sang gadis itu hanya tersenyum dan mengulurkan tangannya, menyalami satu persatu teman barunya.

"Aku Winter, senang bertemu dengan kalian George dan Fred." Sapanya ramah, kemudian kembali menatap Harry serta Hermione, "Aku harus kembali ke asrama, dan Harry, semoga tulangmu.. Tumbuh dengan cepat."


----------------------------


Di perjalanan menuju asrama Slytherin, Winter kembali dikejutkan dengan kehadiran pria tinggi yang langsung menghalangi jalannya.

"Oh astaga! Cedric!"

Yang dipanggil hanya tertawa dan meletakkan kedua tangannya di dalam saku celana, namun tatapannya hanya fokus kepada perempuan cantik tersebut.

"Lama tidak bertemu langsung, Miss White." Ujarnya.

Winter hanya terkekeh, tidak memberikan jawaban untuk ucapan Cedric tersebut, hingga kini tangannya di tarik, mengikuti Cedric untuk duduk di sebuah taman yang biasa ia kunjungi bersama teman-temannya.

Setelah keduanya duduk, Cedric tersenyum kecil ketika menyadari bahwa hadiah yang ia berikan saat liburan kemarin digunakan oleh gadis tersebut. Dan oh, tangan mereka tidak saling melepas, tepatnya, Cedric masih menahan tangan lembut tersebut untuk terus berada di dalam genggamannya.

"Aku senang kau memakai hadiah yang aku berikan." Cedric tersenyum manis.

Sepertinya Cedric tidak bisa menghentikan senyumannya jika ada Winter di dekatnya.

Winter mengerutkan dahinya sesaat dan baru menyadari setelah beberapa detik bahwa pria tersebut sedang membahas gelang berwarna silver yang ia gunakan pada tangan kanannya, "Ah, benar.. Mom menyuruhku untuk memakainya, padahal aku lebih suka melihatnya tersimpan rapih di kotak perhiasan."

Cedric menaikkan satu alisnya, "Kau tidak menyukainya?"

Winter tersenyum mendengar pertanyaan tersebut, ia menggeleng dan menatap mata coklat yang sangat indah tersebut, "Aku hanya tidak ingin gelang ini rusak."

Rona merah terlihat di pipi sang gadis. 

OUR FATE [ Draco Malfoy x Reader ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang