🍁 열다섯 🍁

10.9K 2.4K 673
                                    

Malam semua. Sebenernya gw ga mau update. Soalnya habis ditagih, ngertilah gw paling ga bisa kalau ditagih. Dan harusnya Minggu kemarin update, tetapi karena ditagih jadi gagal lagi 🤣

Jujur tadinya juga ga mau. Cuman takut kedepanya agak sibuk, terus ada beberapa kerjaan. Takutnya wattpad ini ga tersentuh. Dan karena gw sayang kalian, jadi gw update. Walaupun kalian ga sayang sama gw karena masih ada aja yang nagih tapi gapapa happy reading 💚❤️


Ini part agak panjang. Gapapa ya ❤️💚




































🍁🍁🍁





Seakan menjadi sebuah sumur yang suatu saat bisa saja mengering. Seperti taman bunga yang akan ada kalanya bermekaran, dan layu, berakhir dengan berguguran.



Maka sama seperti dengan hatimu.
Boleh saja dulu sangat mengaguminya. Menyanyanginya, bahkan sangat tulus mencintainya. Dan sekarang jangan tanyakan seperti apa rasa sakitnya setelah kejadian tragis kemarin itu.



Sebuah kaca yang rusak mungkin tidak pecah, tetapi goresannya masih ada. Akan tetap ada, wampai kaca yang pecah itu, tergantikan dengan kaca yang baru.



Seperti itu pula hatimu. Gores sakitnya masih ada. Hanya menunggu kapan waktunya yang tepat untuk lekas sembuh. Bangkit dari hari-hari kelam, beberapa hari yang lalu.



Anggaplah dirimu ini egois dan pengecut. Persetan dengan kata-kata seperti itu. Kamu memang lebih memilih menghindar untuk bertemu dengan siapapun. Enggan untuk melihat wajahnya barang sedetikpun. Rasa sakit ini telah melukai, benar-benar melukai dirimu.



Entah itu Shienna, kak Krissie, kak Catherine, dan bahkan kak Ten sendiri. Kamu benar-benar menjauhi mereka semua.



Memilih untuk melipir ke kantin fakultas sebelah yang mana ada Dahyun dan Sinbi. Bahka jika di kampus kamu lebih memilih untuk mencoba menerima kehadiran Dikta selama ini.



Shienna mencoba sekeras mungkin untuk mengobrol, mengembalikan keadaan seperti dulu. Tapi kamu memilih untuk menjawab seperlunya saja. Enggan untuk berbasa-basi sekarang.



"Mau sampai kapan sih, lo bakalan kaya begini terus, enggak capek apa?"



Kamu mengemasi barang dan langsung berdiri tepat berhadapan dengan Shienna. Boleh saja kamu dulu takut dengan dirinya, karena tahu bagaimana Shienna dan amukanya. Tapi sekarang dengan mata yang memancarkan kesakitan serta kemarahan, kamu berani melawannya.



"Coba tanya sama diri elo, Na. Kalau posisinya jadi gue. Capek enggak? Salah gue dimana, kalau ada apa-apa ngomong, bukan diem."



"Gue tau memang lo enggak salah. Tapi gue juga enggak mau kalau masih berhubungan dengan orang-orang yang dekat sama dia."



"Terserah lo anggap gue cewek apaan, mau caci maki gue juga, bebas. Gue cuman mau belajar terima kenyataan, dan belajar buat berhenti suka cowok bangsat kaya kakak elo itu. Gue enggak mau ada sangkut paut lagi sama dia, Na."



"Bukanya gue jahat selama ini, bahkan sampai detik ini kesanya memusuhi elo. Enggak, gue enggak benci sama lo, Shienna. Gue cuman menghindari orang-orang yang masih satu circle sama dia."



NCT Husband Series 💚 TEN 💚Where stories live. Discover now