🍁 열셋 🍁

10.2K 2.5K 1.4K
                                    

Nih update ya,  agak pajangan juga, jadi happy reading ❤️💚


























🍁🍁🍁




"Berhenti."



Dahimu mengkerut ketika hendak keluar dari kamar mandi, tetapi langkahmu sudah terhenti.



"Gue mau ngomong sama elo. Bisa enggak jadi orang jangan sok cantik, dan sok laku. Keliatan murahan tau enggak!" sarkas Adara.



"Kayaknya elo kudu ngaca di dalam deh Kak, sebenernya yang murahan itu siapa?" balasmu membuat Adara semakin murka.



"Lo jangan sok laku jadi cewek, lo pikir gue enggak tau kalau di balik, elo yang sering jalan sama Ten. Lo jalan sama Dikta juga, iya kan? Terus itu apa dong namanya kalau enggak cewek murahan?"



"Gue sering banget pulang bareng sama Dikta, karena pertama, kelas sore kita selesai secara bersamaan walaupun beda jurusan, kedua rumah kita satu arah. Ketiga hemat duit coy. Kalau ada yang nawarin tumpangan kenapa harus ditolak?"



"Kenapa? Lo iri karena gue bisa deket sama kak Ten, sedangkan lo udah enggak bisa? Makanya jadi cewek jadi posesif. Setiap orang punya batasannya masing-masing. Termasuk lo, tau batasan lo dimana. Wahai Kakak tingkat, Adara."



"Songongnya elo sama Kakak tingkat, jadi enggak tau rasanya sopan santun. Belagu, lo enggak tau gue siapa?"



"Kalau Kakak tingkatnya belagu, sok superior, sok jadi penguasa, tukang tindas kaya elo begini, apa yang harus dihormatin? Kaya lo ngerti aja cara menghormati orang lain," balasmu.



"LO!"



"WOY MONYET BEKANTAN, NGAPAIN TUH!" teriak Shienna dari kejauhan dengan tampang khas preman pasarnya.



Shienna mendekat dan berdiri tepat di depanmu dan juga Adara. Cewek itu melihat kearah kalian berdua bergantian sambil menyilangkan tangan.



"Ributnya tanggung amat di depan WC. Di lapangan dong sekalian. Atau sekalian depan ruang rektor. Yok lah lapangan aja, jangan di sini, biar gue jadi wasitnya. Butuh pedan? Golok? Celurit? Jangan sekedar mulut doang dong. Sekalian hajar, sekalian babak beluarnya biar cakep. Jadi kan tau nanti siapa yang masuk rumah sakit."



Adara langsung menuding lurus kearah muka Shienna, "Jangan suka ikut campur urusan orang. Lo cuman adik kelas yang enggak tau apa-apa."



Yang mana langsung ditepis dengan kasar oleh Shienna, "Eh bego, ini gedungnya anak arsitektur sama anak desainer. Lo anak jurusan sebelah ngapain ngajak ribut di sini. Ngajak ribut di kandangnya. Salah tempat gelo sia."



"Gue enggak ada urusan sama lo, ya, jadi diem ! Gue ada urusan sama dia yang berani-beraninya suka sama Ten," jelas Adara.



Sebentar, mendadak dirimu ingin segara pergi saat itu juga. Jujur saja kamu memang tidak takut dengan si Adara. Lebih takut ke Shienna, apalagi jika dia tau kalau sosok yang selama ini Shienna ingin tahu, ya itu kamu orangnya.



"Weits, lo bawa-bawa Kakak gue ternyata. Lo pikir gue enggak tau lo siapa, hah?"



Seketika Adara terkejut, "Elo ... Jadi elo yang adiknya Ten?"



"Kenapa Mba setan? Kaget gue adeknya Ten? Pantesan kakak gue putusin elo. Sikap lo kaya titisan Dajjal begini, ckckck. Muka cantik, hatinya BURIK!"



NCT Husband Series 💚 TEN 💚Where stories live. Discover now