🍁 마흔일곱 🍁

1.1K 254 51
                                    


Lagi-lagi Krissie dan lagi-lagi Krissie.


Kayaknya sebentar lagi kamu yang krisis sendiri.


Entah krisis suami, atau krisis pasal komunikasi. Rasa-rasanya ada yang mau mengamuk, tapi kalau kamu mengamuk rasanya capek.


Enggak tahu, pokoknya capek aja. Merasa ini macam mengulang kisah di masa lalu.


Mau berpikir negatif pun, buktinya sudah ada. Dari mulai Ten yang membeli kebutuhan anak kecil sampai datang ke tempat tinggalnya Krissie. Terakhir kali komunikasi pun, singgungan soal Krissie.


Paham enggak sih rasanya jadi kamu?


Di era gempuran banyak ani-ani dan pelakor, wajar dong kalau kamu marah? Tapi rasanya capek padahal belum ngapa-ngapain.


"Soal Krissie aja cepet. Sama istri sendiri malahan beda," katamu yang nangis sesenggukan di kantor bareng Shienna.


Jangan tanyain kenapa bisa se-cengeng ini.


Semuanya karena rasa capek.


"Apa gue salah ya nikah buru-buru gini, Na? Kayaknya benar lo deh, jangan nikah cepet-cepet. Hasilnya begini."


"Enggak salah apapun. Mau nikah cepet-cepet atau enggak, kalau komunikasi antar pasangan jelek, ya mau pahamnya di mana?" balas Shienna.


"Enggak tahu gue, enggak paham. Yang jelas gue capek banget. Dari zaman kuliah sampai itu cewek punya anak. Selalu aja bikin gue sedih begini. Demi Tuhan, gue tuh kaya ... CAPEK BANGET WOY YA ELAH! ITU DUNIT 271T KEMARIN BUAT GUE AJA SINI BIAR GUE ENGGAK CAPEK LAGI."


Shienna jadi ikut kasihan melihat kamu gila sendiri begini. Masalahnya, Shienna enggak mau ikutan gila, cukup kamu aja. Jangan ajak-ajak dia maksudnya.


Di sini Shienna enggak memihak siapapun. Dia paham dengan maksud Ten, tapi dia juga paham dengan apa yang kamu inginkan.


Intinya memang komunikasi aja yang jelek macam jalan-jalan di negara ber-flower ituloh.


Tapi salutnya Shienna di sini, kamu yang enggak melabrak ataupun bikin kegaduhan susulin Ten ke apartemennya Krissie.


Justru kamu meminta Shienna untuk kembali ke kantor. Walaupun pulangnya sempet mampir terlebih dahulu untuk membeli rujak, ujungnya itu rujak belum di makan juga.


Keduluan kamu yang nangis langsung tumpah ruah begitu sampai di kantor.


"Sudah-sudah, nanti aliran sungai banjir perkara lo nangis, mending di makan aja rujaknya."


"Enggak mau, Na. Perut gue sakit."


"Ya terus kenapa beli rujak!" bentak Shienna.


Kamu justru semakin kencang menangisnya. "Gue enggak tahu, perut gue tiba-tiba sakit banget."


"Hati gue sakit, perut gue sakit, terus sekarang lo bentak gue. Lo enggak tahu jadi gue gimana sekarang, Shienna!"


"Lo kira gue mau jadi kaya begini! Enggak!"


"Gue capek!" teriakmu, langsung Shienna kalang kabut.


Semakin panik ketika kamu memegangi perut karena sakit rasanya. Perut terasa keram. Baik berdiri maupun duduk rasanya kurang nyaman.


Tanpa menunggu lebih lama lagi, Shienna langsung membawamu ke rumah sakit. Rasa khawatir langsung menghantui wanita tomboy yang satu itu.


NCT Husband Series 💚 TEN 💚Where stories live. Discover now