Medical Robin Hood - 18

1.7K 432 33
                                    

Para perawat mondar-mandir tanpa henti, membantu dokter-dokter memberikan terapi yang dibutuhkan. Rata-rata pasien mengalami luka terbuka yang cukup dalam hingga set alat jahit rumah sakit kehabisan stok.

"Langsung sterilkan alat jahit habis pakai!" teriak Lisa saat mendengar keriuhan akibat kekurangan set alat jahit. Tangannya tak berhenti untuk memberikan pertolongan pada pasien luka berat tadi.

Lucas menggeleng, sedikit menggerutu. "Set alat jahit di sini cuma lima, proses steril alat setidaknya makan waktu tiga puluh menit. Dengan pasien sebanyak ini kayaknya nggak keburu."

Sehun mengeluarkan ponselnya, keluar dari ruang IGD untuk menghubungi Royal Raffles cabang terdekat. Memang benar rumah sakit cabang terdekat mereka pun sedang mengalami lonjakan pasien di IGD karena kecelakaan ini. Kabarnya IGD semua rumah sakit terdekat hampir penuh. Namun Royal Raffles masih memiliki stok alat jahit yang cukup di gudang perelngkapan mereka. Ia memerintahkan salah satu petugas untuk mengirimkannya ke sini, itu memerlukan waktu yang relatif sedikit lebih singkat dibandingkan harus menyeterilkan alat-alat.

Saat masuk kembali ke dalam IGD ada anak kecil dalam gendongan seorang ibu mengalami muntah-muntah di ruang tunggu setelah menangis terus menerus. Melihat dari bercak darah yang ada di pakaian sang ibu dan luka lecet di sekujur tubuhnya membuat Sehun yakin mereka adalah salah satu korban kecelakaan.

Sehun menghampiri si ibu, menurut pengakuannya suaminya adalah salah satu korban dengan luka terbuka yang cukup berat yang sedang menjalani perawatan di dalam. Sehun memperhatikan kondisi bayi dalam gendongannya secara seksama, nalurinya mengatakan bayi itu tidak dalam kondisi baik.

"Apa anak ibu baik-baik saja?"

"Nggak kenapa-napa dok, nggak ada luka, cuma muntah aja tadi."

"Sempat terbentur nggak?"

Sang ibu terlihat ragu. Kemudian ia menggeleng. "Saya nggak ngeh, kejadiannya begitu cepat."

"Sini Bu biar saya periksa," ujar Sehun sambil menggendong anak itu, tangannya kemudian meraba bagian kepala dan menemukan sebuah benjolan di sana.

"Sempat pingsan nggak Bu anaknya?"

"Saya bener-bener nggak tau dok, saya panik lihat suami saya bercucuran darah. Pas kejadian saya masih dengar suara tangisan anak saya."

"Setelahnya?"

"Anak saya sempat tidur."

Sehun segera membawa anak itu masuk ke dalam IGD diikuti oleh sang ibu, tangis sang anak semakin pecah saat dibaringkan. Sehun menoleh ke sekitaran namun tak menemukan seorang pun perawat yang bisa membantunya. Semua tenaga medis sedang sibuk dengan pasien yang mereka tangani.

Memasang infus pada anak bukanlah keahliannya, dan itu sangat sulit untuk dilakukan. Namun melihat anak yang terus menerus menangis membuat Sehun segera beranjak mempersiapkan set infus.

"Dok! Anak saya kejang!" teriak sang Ibu histeris saat Sehun masih mempersiapkan infusan. Sehun sudah mendunga bahwa anak tersebut mendapat cedera kepala, ia segera menghampiri pasien tersebut lalu memberikan obat kejang melalui anus.

Ekor mata Sehun menangkap Lisa yang memperhatikannya dari kejauhan. Lisa menganggukkan kepalanya, mengapresiasi kesigapan dan tindakan Sehun barusan. Sementara ia masih terus berjuang menyelamatkan pasien tadi yang sudah lebih stabil kondisinya saat ini.

Dengan susah payah akhirnya Sehun berhasil memasangkan infus pada anak tersebut, bersamaan dengan ambulans Royal Raffles yang datang membawa set alat jahit.

"Bu, dari gejala yang timbul dan benjolan yang ada, kemungkinan besar anak ibu mengalami cedera kepala. Seberapa buruk kami belum dapat mengetahuinya. Anak ibu memerlukan CT Scan untuk penanganan lebih lanjut. Kebetulan rumah sakit kami belum memiliki fasilitas tersebut."

Medical Robin Hood | Lisa X SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang