Medical Robin Hood - 28

1.5K 373 42
                                    

Fakta tentang turut andilnya Sehun dalam proses percepatan kedatangan alat pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosa positif atau tidaknya ia terjangkit virus SVO2 membuat Lisa tidak bisa tidur dengan baik karena dihantui rasa penasaran. Oleh karenanya Lisa memilih pergi ke rumah sakit esok harinya tanpa menggunakan jas dokternya untuk menemui dokter Eko secara pribadi. Dokter Eko yang menemukan Lisa berada di depan pintu kantornya tentu terkejut dan mempersilakan Lisa untuk masuk. Ia memprotes bagaimana bisa Lisa datang ke rumah sakit di saat ia sudah memberikan cuti selama tiga hari.

"Ada yang ingin saya tanyakan dok," ujar Lisa langsung ke topik utama. Ia tidak ingin banyak berbasa-basi.

"Kamu kan bisa telepon atau chat saya Lis. Kamu tuh butuh istirahat setelah kejadian kemarin."

Lisa sama sekali tidak menghiraukan dokter Eko yang mengkhawatirkan kondisinya. "Dok, apa benar Oh Sehun terlibat dalam proses pengiriman alat tes pemeriksaan penunjang kemarin?"

Dokter Eko mengangguk mengiyakan. "Benar, kalau nggak ada dia mungkin kamu dan rumah sakit ini akan diisolasi lebih lama."

Dokter Eko lalu menceritakan terperinci bagaimana alat itu bisa datang lebih cepat dan juga perjuangan Sehun dalam mengambilnya, seperti tidak tidur semalaman dan berangkat sejak dini hari.

"Apa keutungan yang dia dapatkan dari kejadian ini dok?" telisik Lisa denga curiga.

Dokter Eko berpikir sejenak, menopang dagu dengan kedua tangannya. "Itu juga yang saya heran Lis. Berpikir ratusan kali pun saya tidak menemukan alasan yang sekiranya tepat untuk dia melakukan semua ini. Saya bahkan sampai bertanya langsung ke dia kenapa dia mau-maunya bantu rumah sakit ini padahal dia saja sudah tidak pengabdian di sini lagi, tapi dia nggak menjawabnya."

"Dia udah nggak pengabdian di sini dok? Tapi tadi saya masih lihat mobilnya di parkiran."

"Ah, itu, saya juga nggak tahu kenapa dia meminta saya untuk mencabut kembali keputusan pemotongan masa pengabdiannya. Dia bilang mau menjalaninya sampai akhir."

Kini Lisa yang harus berpikir ratusan kali. "Kalau begitu saya pamit dulu ya dok, saya ingin menjenguk teman saya yang masih dirawat."

***

Lisa menjenguk Laynard yang sekarang sudah ditempatkan di ruang perawatan. Ia membawakan beberapa buah dan juga minuman isotonik untuknya. Kondisi Laynard saat ini sudah cukup membaik dan dalam dua atau tiga hari akan diizinkan untuk pulang.

"Nanti lo pulang gimana? Ada yang jemput atau dianter? Jangan bawa mobil dulu, kondisi lo belum bagus bener." Lisa memberikan nasihat.

"Mobil gue juga masih di bengkel Lis. Katanya sih Sehun mau anter gue pulang ntar," timpal Laynard.

Mendengar nama Sehun disebut, ekspresi Lisa berubah menjadi muram, dan Laynard menyadari hal itu. "Lo abis cekcok sama Sehun ya?" tebaknya tepat sasaran.

"Enggak juga," kilah Lisa. Ia lebih suka menyebutnya dengan berargumentasi dibanding dengan cekcok meski memiliki makna yang hampir mirip.

Laynard menghela napas. "Gue cerita soal Sehun yang nggak mengerjakan tugas akhirnya ke lo bukan untuk mendiskreditkan dia di depan lo. Sama sekali enggak Lis," ungkapnya. "Setelah denger cerita dari lo tentang awal mula bagaimana seorang Oh Sehun terjebak di sini dan hal-hal apa aja yang udah dia lakukan untuk membantu rumah sakit ini serta pasien-pasien di dalamnya membuat gue mendapat konklusi kalau lo belum benar-benar mengenal dia."

"Emang dia yang benar-benar lo kenal gimana?" tanya Lisa ketus.

"Sehun mungkin seenaknya, tapi satu hal yang nggak pernah dia lakukan, yaitu merugikan orang lain. Dia tahu kapasitasnya, apa yang bisa dan perlu ia lakukan. Meski kadang pemikirannya lain dari yang lain, tapi dia bukan orang jahat."

"Orang baik nggak ada yang membantu penjualan organ Laynard. Apalagi harga yang tertera sekitar empat kali lipat dari harga pembelian organ pada umumnya."

"Banyak jalan untuk jadi orang baik loh, Lis. Bahkan Robin Hood yang merampok dari orang kaya untuk para rakyat miskin pun bisa dibilang baik bagi mereka yang ditolongnya. Apa lo tau alasan sebenernya Sehun menjual organ dengan harga berkali lipat dari harga normal?"

"Emangnya lo tau?" tanya Lisa balik.

"Semalam Sehun menjelaskan cara kerja Royal Raffles ke gue. Lo tau kan Royal Raffles punya dua tipe rumah sakit? Yang satu rumah sakit Royal Raffles yang kita kenal pada umumnya, yang satu rumah sakit umum yang baru berjalan dua tahun belakangan."

"Lantas, apa hubungannya dengan alasan 'penjualan organ' yang dia lakukan?"

"Ungkapan penjualan organ terlalu keras sepertinya."

"Lantas? Makelar organ?" sahut Lisa sebal karena Laynard terus membela Sehun.

"Listen Lisa, he's not as bad as you think. Uang yang Sehun dapat dari penjualan organ yang lo maksud itu dia gunakan untuk membangun rumah sakit umum Royal Raffles yang bisa dijangkau oleh lebih banyak kalangan. Dia bahkan melakukan subsidi untuk beberapa pasien yang benar-benar membutuhkan. Nggak hanya dari sana aja, Sehun bahkan mengucurkan uang pribadinya untuk mengelola rumah sakit tersebut tanpa campur tangan ayahnya."

Lisa terdiam, seperti yang Laynard bilang ia memang mengetahui bahwa Royal Raffles membangun rumah sakit umum yang kemudian dijadikan rumah sakit pendidikan juga dua tahun belakangan. Namun ia sama sekali tidak menduga kalau seperti ini lah cara Sehun membangun rumah sakit itu. Lisa merasa tidak enak hati sekarang. Sungguh, reaksinya pada saat itu benar-benar spontan sebagai bentuk kekecewaannya pada Oh Sehun karena belum mengetahui fakta mengenai hal ini.

"Masalah tugas akhir pun kalau dia nggak mengerti tentang materi yang udah gue buat untuk dia, dia akan habis dibantai di ruang sidang sama dosen penguji. Nyatanya Sehun tetap lulus dengan predikat baik kan? Ada atau enggak tugas akhir itu nggak mengurangi kemampuannya sebagai dokter praktik yang menangani pasien dengan baik Lisa."

Setelah selesai menjenguk Laynard, Lisa kemudian memikirkan kembali semua yang sudah Sehun lakukan untuk rumah sakit ini dari cerita kakaknya dan juga dokter Eko. Setelah berpikir ulang seperti yang Laynard bilang, Sehun memanglah tidak seburuk itu. Ia terlalu kejam dengan mengatai Sehun dengan perampok dan juga menjijikkan. Sekarang Lisa bingung harus bersikap seperti apa jika ia bertemu dengan Oh Sehun.

Lisa baru saja berpikir untuk menghindari Oh Sehun dalam beberapa waktu sebelum menentukan sikap yang harus ia ambil saat bertemu ketika ia berpapasan dengannya di lorong.

"Lo kok di sini? Nggak libur?" tanya Sehun keheranan.

Lisa merasa gugup sekarang. "Gue⸺Gue habis jenguk Laynard," jawabnya salah tingkah.

Sehun sedikit bingung dengan respon Lisa. Ia kira gadis itu akan membuang muka atau malah mengabaikannya, tapi dugaannya ternyata salah. "Oh, dia udah boleh pulang dua hari lagi."

Lisa mengangguk. "Iya, tadi Laynard udah cerita."

"Oke, kalau gitu gue duluan ya Lis, mau makan siang dulu," pamit Sehun kemudian.

"Hun," panggil Lisa dengan ragu. Sehun menghentikan langkah dan membalikkan tubuh. "Mau makan siang bareng? Gue traktir."

Medical Robin Hood | Lisa X SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang