Part 12: "Love Dust"

76 31 0
                                    

(Cho Kyuhyun POV)
@Han River, Seoul
17:15pm

Hari ini jiyeon mengajakku menikmati pemandangan di han river di saat sebentar lagi matahari akan terbenam. Kami terduduk di sebuah rerumputan beralaskan sebuah kain berwarna putih. Ku lihat banyak pasangan kekasih yang mengayuh sepeda mereka, menikmati sebatang ice cream berdua atau sekedar duduk berdua menunggu sunset seperti yang aku dan jiyeon lakukan. Yeoja cantik ini mengatakan padaku jika aku pernah beberapa kali mengajaknya ke sungai han dan berkencan di tempat ini. Jiyeon bilang padaku, aku pernah menyanyikannya sebuah lagu saat malam hari di tempat ini dan memberikan jiyeon ring couple saat kami masih berkencan. Aku tidak menyangka jika perjalan cinta ku dengan jiyeon begitu panjang. Kami jatuh cinta ketika duduk di bangku smu, lantas saat dibangku kuliah hubungan kami sempat menjauh dan..kembali berkencan ketika..jiyeon sakit keras. Ne, jiyeon sudah menceritakan semuanya padaku. Tentang penyakit leukemia yang nyaris merenggut nyawanya dan aku mendonorkan sumsum tulang belakangku untuk menyelamatkan nyawa istriku ini. Mungkin karena itu perasaanku begitu dalam pada jiyeon. Sebagian tubuhku sudah menyatu dengan tubuhnya. Dan sepertinya itu juga yang membuatku seakan bercermin dengan diriku sendiri setiap kali aku berhadapan dengan jiyeon. Singkatnya, aku sudah melakukan banyak hal untuk jiyeon. Kami bahkan pernah mengunjungi pulau nami berdua saja karena aku mengetahui keinginan jiyeon yang ingin pergi ke pulau kecil itu dengan orang yang ia cintai. Dan aku, cho kyuhyun adalah orang yang jiyeon cintai.
Saat ini aku merebahkan kepalaku diatas paha istriku. Sejak tadi ia terus membelai rambut dan keningku, aku bisa merasakan rasa kasihnya yang begitu tulus untukku. Beberapa malam belakangan ini, aku sering melihat diriku tengah bermain di sebuah lapangan yang bercuaca dingin. Aku seperti memeluk seorang yeoja dan rambutnya berwarna coklat madu. Aku rasa yeoja yang aku lihat itu adalah jiyeon. Meski wajahnya tidak terlalu jelas namun suara dan cara bibir itu tersenyum, aku tahu jika gadis yang ada di dalam mimpi juga ingatanku adalah jiyeon.
,"Jiyeon..aku ingin menanyakan suatu hal padamu"
Sahutku dan masih merebahkan kepala ku di paha jiyeon. Kami seperti sedang berkencan meskipun tubuhku terlihat normal dan tidak kurang suatu apapun, tapi ingatanku..
,"Ne oppa? Kau mau tanya apa?"
Jiyeon membelai puncak kepalaku. Yeoja ini sangat sangat...cantik apalagi dengan sinar matahari yang menyinari wajahnya, jiyeon terlihat sangat mempesona dimataku dan kepribadian..ia seperti malaikat. Jiyeon penyabar, penuh kasih sayang dan kelembutan. Aku senang meski ingatanku belum pulih tapi aku memiliki istri sepertinya.

,"Jiyeon, apa..aku memiliki panggilan kesayangan untukmu?"

Aku menanyakan ini pada jiyeon karena aku sepertinya tidak asing dengan sebuah kata..'Yeonie'
,"Panggilan kesayangan?. Heum...oppa, kau itu selalu memanggilku dengan chagi, jiyeon-ah, dan..yeonie. Wae?. Oppa mengingat sesuatu hal lagi?"
Jiyeon tersenyum manis padaku kepalanya sedikit tertunduk karena kepalaku bersandar di kedua pahanya.
,"Ani, hanya saja aku seperti pernah mendengar nama yeonie. Aku sering mendengarnya saat aku terlelap dan saat aku membuka mataku, aku..langsung melihat wajahmu"
Jelasku yang lantas melihat bibir merah jiyeon kembali mengembang. Jiyeon, bagaimana bisa aku mengacuhkanmu jika kau begitu manis.
,"Jinjja?. Ne oppa kau benar, kau terkadang memanggilku dengan sebutan yeonie"
Kulihat jiyeon masih memandangiku dan membuatku bangkit dari pahanya. Wajah kami kembali saling berhadapan, jiyeon lalu merapihkan rambut belakangku yang mungkin sedikit berantakkan.
,"Kalau begitu...apa aku memanggilmu dengan sebutan 'chagi'?. Aku tidak tahu kenapa aku lebih menyukai memanggilmu chagi. Tapi..."
,"Itu karena oppa selalu memanggil ku chagi"
Jiyeon memotong pembicaraanku. Ia kemudian membelai salah satu pipiku dan kepalanya sedikit tertunduk sehingga aku tidak bisa memandangi dua bola mata jiyeon yang indah itu.
,"Waeyo?. C..chagi kau menangis lagi?"
Aku sedikit terbata ketika aku memanggilnya dengan kata 'chagi'.
,"Anio..."
Jiyeon kembali mengangkat wajahnya dan..aku tahu dia berbohong. Bola mata jiyeon tampak mulai berkaca-kaca, apa..aku sudah mengucapkan kalimat yang membuat hatinya terluka.

"Summer Of Love"Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon