2.10

4.9K 625 56
                                    

Hai!!















Enjoyy!!














Jeno terkejut bukan main, badannya bahkan sampai bergetar

Mark kini berdiri dibelakangnya, dengan senyum manis seperti biasa. Itu cukup membuat dada Jeno berdebar kencang,

"Kenapa nggak naik kereta?" Tanya Mark, yang kemudian duduk disebelah Jeno.

Jeno terdiam, dia tidak berniat menjawab. Sungguh kehadiran Mark disini membuat satu sisi dihatinya sakit, apa maksud laki-laki ini? Bukankah mereka sudah berpisah? Bukankah kemarin-kemarin laki-laki disebelahnya ini begitu tidak suka padanya? Kenapa sekarang seperti ini?

"Maaf kalo kamu risih, Jen. Tapi aku cuman pengen liat kamu..aku denger dari Haechan kalo kamu sekarang tinggal sama orangtua kamu ya? Baik-baik ya disana? Semoga kita masih bisa ketemu lagi."

Jeno masih terdiam, dia tidak mau membuka mulutnya karena jika satu saja gerakan makan airmatanya akan menetes deras.



"Gimana kabar Hana?"



"B-baik." Lirih Jeno

Mark yang mendengarnya tersenyum kecil, kemudian keduanya saling terdiam.



Tidak ada yang berniat memulai pembicaraan





"Aku minta maaf Jen, belum bisa jadi yang terbaik buat kamu."

Setelah mengatakan itu Mark beranjak pergi, ada perasaan ingin menahan laki-laki itu agar tidak pergi tapi Jeno sadar diri. Dia bukan siapa-siapa lagi

"Hiks apaan sih anjir hiks."

.
.
.
.

Haechan menatap Jaehyun kesal, setelah melepaskan Mark yang nekat menyusul Jeno suaminya itu mengatakan jika ada hal yang disembunyikan oleh Ayahnya dan Mark.

"Kakak tau nggak?" Tanya Haechan kesal,

Jaehyun menggeleng ringan, dia kembali menyesap kopi buatan Haechan.

"Tadi kakak diusir sama mereka, yaudah."

Haechan menghela nafas, dia curiga ini ada keterkaitannya dengan perceraian Mark dan Jeno.

"Awas aja kalo mereka gagal, apapun itu rencananya...gue nggak mau ngurus mereka!"

Haechan membanting serbet nya, lalu berjalan menuju ruang tengah membereskan bekas minuman tadi.

"Spadaaaaaa."

Haechan menatap datar anak perawannya itu, sudah hampir jam 7 malam dan dia baru pulang.

"Punya perawan satu gini amat." Ucap Haechan lalu membawa gelas-gelas tadi ke dapur

"Hehehee eh Papa udah pulang."

Sila berjalan menuju Jaehyun lalu memeluknya, kemudian dia berjalan menuju dapur menghampiri Haechan

"Ayaaahh sayaaaang."

Haechan memutar bola matanya malas, anak ini pasti ada maunya

"Mau apa?" Tanya Haechan,

Sila tertawa senang lalu memeluk Haechan, bahkan beberapa kali anak ini mencium pipi ayahnya itu.

"Bagi duit ehe."

Haechan memutar bola matanya malas, dia meletakkan gelas yang telah dicuci olehnya lalu memutar tubuhnya menghadap Sila

egoïstisch - 2Where stories live. Discover now