Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
— dari manusia 'produktif' binara devora. 231220
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
fang halilintar meriang fan ga ada niat ngerawat?
sejak pesan itu dikirim fang, taufan tidak bisa tenang. mengerjakan pekerjaan rumah pun rasanya tidak mengenakkan.
setelah sup ayam dan wedang buatan maminya dia masukkan ke tempat makan dan botol minum, taufan berpamitan. kakinya melangkah menuju kediaman sang pujaan hati.
sesekali taufan akan mempercepat langkahnya dan akan melambatkannya lagi ketika dia ingat bahwa dia sedang membawa makanan dan minuman untuk halilintar. dia tidak mau makanan dan minuman ini terkocok.
setelah lima menit berjalan, taufan akhirnya sampai di rumah halilintar. rumahnya tampak sepi mengingat hanya halilintar yang ada disana. nenek halilintar? neneknya itu sedang dibawa berobat oleh keluarga halilintar.
"assalamualaikum." salamnya. merasa tidak ada jawaban, taufan mencoba membuka pintu rumah yang ternyata tidak dikunci.
di dalam rumah sepi dan gelap. satu persatu lampu dihidupkan oleh taufan.
"kak hali?"
"hm? taufan?" taufan menoleh mendapati halilintar yang berjalan dengan selimut menempel dari kepala sampai betisnya.
"aku bawain ini, nih." kata taufan menunjukkan makanan yang dia bawa.
"terima kasih. kamu nggak gosongin dapur, kan?"
taufan menggeleng, "mami yang bikin."
"eh? aduh, aku ngerepotin, dong?" lagi-lagi taufan menggeleng.
"mami malah seneng. gabut katanya." kata taufan sembari berjalan ke dapur rumah nenek halilintar.
"kok kamu tau aku lagi sakit?"
"fang yang kasih tau." jawab taufan sembari membuka makanannya.
"dih, bocah itu kenapa ngasih tau, sih?"
"emangnya nggak boleh?" halilintar menggeleng.
"big no. nanti kamu kerepotan." taufan tersenyum lembut.
"nggak akan! nih, dimakan. kata mami harus habis." setelah mengucap terima kasih, halilintar mulai memakan supnya.
"buat apa cemburu, kak?" halilintar tampak kecewa dengan jawaban taufan. "kalo kamu jalan berdua sama salah satu diantara mereka, baru aku cemburu."
"kalo gitu besok aku mau jalan sama salah satu dari mereka." taufan menganggukkan kepalanya.
"kalau gitu, jangan ajak aku jalan lagi."
"ih, nggak!" taufan tersenyum. "nanti kalo aku kangen gimana?"
"emang kamu sebelum ini nggak pernah kangen sama aku?"
"selalu kangen. jangan ditanya lagi."
warung depan
sudah beberapa hari sejak halilintar sakit, kini dia sudah sembuh. taufan kembali mendapat kabar yang mengejutkan.
"halilintar tunangan!"
tunangan?! bukannya kemarin baru saja dia menggombali taufan?
"emangnya gombal setara dengan cinta? setara dengan tiga loli milkita anjir. manis, doang, nggak ada khasiat." kata blaze.
"yaaa tapi masa... :(("
"ga usah nangis lagi. kebuang sia-sia air mata lo, tuh." taufan langsung diam. "lo nggak mau kasih kata-kata puitis ke dia atau gimana gitu?"
"masa harus?"
"ya... biar nggak putus silaturahmi, sih. apa salahnya?" segera taufan mengambil ponselnya dan membuka roomchatnya dengan halilintar.
sejak kemarin, pesannya belum di jawab.
taufan wah, selamat ya kak! nggak nyangka kakak udah segede ini ternyata aku doain yang terbaik buat kakak lancar di hari h sampai nanti hari tuanya juga
"peluk :(" katanya pada blaze dengan muka yang sangat memelas. dengan segera blaze menangkap taufan di pelukannya sembari mengelus pucuk kepala taufan.
"lo mau apa? gue beliin apa aja, deh. asal lo nggak nangis lagi, ya?"
"mau mcd aja. beliin yang big mac sama panas dua."