-18-

1.9K 304 17
                                    

Semua orang berkumpul di Aula Besar untuk mendengarkan pengumuman siapa yang terpilih menjadi peserta Triwizard Tournament. "Sit down, please." perintah Dumbledore lalu semua duduk di bangku masing-masing. "Sekarang, momen yang sudah kalian nantikan, pemilihan peserta." ucap Dumbledore lalu bersiap-siap. Tak lama kemudian api yang tadinya berwarna biru berubah menjadi merah muda dan mengeluarkan selembar kertas, lalu kembali menjadi biru lagi. Dumbledore mengambil kertas tersebut lalu membukanya dan membacanya. "Perwakilan Dumstrang, Victor Krum!" ujarnya lalu semua bertepuk tangan. Victor Krum maju ke depan lalu disambut oleh Dumbledore.

Api kembali menjadi warna merah muda lalu mengeluarkan selembar kertas lagi. "Perwakilan Beauxbatons, Fleur Delacour!" ucap Dumbledore. Semua orang bertepuk tangan lalu Fleur maju ke depan seperti Krum.

"Perwakilan Hogwarts, Cedric Diggory!" ucap Dumbledore. Semua siswa bertepuk tangan dan berseru menyemangati Cedric. Cedric menoleh ke arah (y/n) dan tersenyum dan (y/n) pun membalas senyumannya. Cedric maju ke depan seperti kedua peserta yang lainnya.

"Excellent! Sekarang kita sudah mengetahui ketiga pemenang. Namun, pada akhirnya, hanya satu yang akan tercatat dalam sejarah. Hanya satu yang akan mengangkat piala kemenangan ini, piala Triwizard!" ucap Dumbledore lalu Crouch membuka piala Triwizard tersebut dan semua murid berseru antusias. Snape menatap ke arah the goblet of fire dan mengernyitkan wajahnya. Api kembali menjadi warna merah muda dan mengeluarkan selembar kertas. Dumbledore mengambilnya dan membacanya. "Harry Potter!" serunya.

Semuanya tercengang mengetahui bahwa Harry terpilih menjadi peserta turnamen yang di mana ia masih di bawah 17 tahun. "Harry Potter!" teriak Dumbledore, ia terlihat sangat marah. "Ayo, Harry." bisik Hermione sambil menyenggol lengan Harry.

"That Potter?!" ucap Draco pelan tidak menyangka. "Menjijikan." lanjutnya. Harry maju menghampiri Dumbledore. Dumbledore memberikan kertas berisikan namanya tersebut lalu Harry mengambilnya dan membacanya untuk memastikan nama yang tertulis di kertas tersebut adalah benar-benar namanya.

"He's a cheat!"

"Dia bahkan belum berusia 17 tahun!"

Semua hinaan ditumpahkan pada Harry. Ron pun merasa sangat kecewa karena Harry melanggar janjinya untuk tidak mengajukan namanya. Semua menatap Harry kesal, heran, dan jijik, tapi tidak dengan (y/n) dan Hermione. Mereka merasa bahwa sepertinya ada seseorang di balik ini semua dan mereka juga percaya bahwa Harry tidak mungkin memasukkan namanya ke dalam the goblet of fire.

Dumbledore, Crouch, dan kedua kepala sekolah lainnya masuk ke dalam sebuah ruangan dan merundingkan masalahnya. (y/n) berdiri dan hendak menghampiri Hermione namun tangannya ditahan oleh Draco. "Mau kemana?" tanya Draco. "Ck, sekarang bukan urusanmu." ucap (y/n) lalu menghampiri Hermione. "Kau lihat? Sepertinya ia sedang datang bulan." ucap Draco pada Crabbe, Crabbe hanya mengangguk, namun sebenarnya ia tidak mengerti.

"Hermione!"

"(y/n)?"

"Apakah kau merasa ada yang aneh?"

"Sangat merasakannya. Harry tidak mungkin berbohong masalah seperti ini."

"Betul. Lagipula kita tahu kan kalau Harry bukan orang yang mengejar kemenangan dengan egonya."

Ron daritadi terlihat hanya diam, tatapannya tatapan benci. "Ron?" panggil (y/n). "Dia berbohong. Harry mengingkari janjinya. Dia berjanji padaku agar tidak memasukkan namanya ke the goblet of fire tapi ia memasukkannya." ucap Ron kesal. "Ron, look at me. Kau tahu Harry, ia tidak akan melakukannya. Pasti ada seseorang di balik ini semua." ucap (y/n). "She's right." ujar Hermione.

-- skip --

"Harry?" panggil (y/n) menghampiri Harry yang tengah berdiam diri di Menara Astronomi. "(y/n)? A-aku sama sekali tidak memasukkan-" "I know, Harry. I know it. I do trust you." ujar (y/n). "Ah, really? Thanks." ucap Harry tersenyum.

THE BOY WHO HAD NO CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang