-14-

2.2K 354 178
                                    

Beberapa waktu kemudian, terdengar bahwa Wanita Gemuk menghilang dan lukisannya seperti dicakar. Semua panik, terutama para Gryffindor karena tidak bisa masuk ke ruang rekreasi mereka. Kabarnya, Sirius Black yang melakukannya dan karena kastil sudah tidak aman, semua murid diarahkan ke Aula Besar.

"What?! Sirius Black?! So, he's already here?!" tanya (y/n). "Yeah, those Gryffindork said." jawab Draco. "Kabarnya ia terlihat di kastil dan kastil sedang diamankan." tambah Blaise. "So we're gonna go and sleep at the Great Hall?" tanya (y/n). "Yup." jawab Blaise singkat. "Really? Tubuhku akan gatal-gatal jika aku tidur di sana." ucap Draco. "You're too much, Draco."

Semua murid masuk ke dalam kantung tidur. Percaya atau tidak, Draco memilih tempat di samping (y/n). Entah apa modusnya nanti.

"Aku sudah mencari di Menara Astronomi dan di kandang burung hantu. Namun tidak ada apa-apa di sana."

"Terima kasih."

"Lantai tiga juga aman."

"Very good."

"Aku sudah memeriksa ruang bawa tanah dan tidak ada tanda-tanda Black dan begitu juga di tempat lain di dalam kastil."

"Kuharap ia tidak berlama-lama di sini."

"Tindakan yang sangat mustahil, bukan? Masuk ke dalam kastil Hogwarts atas keinginannya sendiri dengan tidak terdeteksi sedikitpun. Apakah ada teori kenapa ia bisa melakukannya?"

"Banyak. Masing-masing sama mustahilnya."

Di tengah Dumbledore, Snape, dan Filch berbincang, Draco yang belum bisa tidur mengubah posisi tidurnya menjadi menghadap (y/n) yang sudah tertidur.. Draco menatap wajahnya lalu tanpa disadari ia tersenyum. Draco mendekatkan tubuhnya, ia menyingkirkan rambut yang menghalangi wajah (y/n) ke belakang telinganya. 'I don't wanna lose you.' batin Draco.

—— skip ——

Siang ini jadwal PTIH. Snape masuk ke dalam ruangan lalu langsung menutup semua jendela. "Page 394." ucap Snape. Para murid terheran mengapa yang mengajar PTIH hari ini Snape, padahal seharusnya Lupin. Semua murid langsung membuka halaman 394. "Excuse me, Sir. Where is Professor Lupin?" tanya Harry. "Itu bukan urusanmu 'kan, Potter? Profesor kalian sedang berada di kondisi tidak mampu untuk mengajar. Buka halaman 394." jawab Snape lalu menyalakan proyektor.

"Werewolfs?" tanya Ron. "Tapi, Professor, kita baru saja memulai untuk mempelajari Red Cap dan Hinkypunk. Tak seharusnya kita memulai mempelajari makhluk nokturnal selama berminggu-minggu." ujar Hermione. "Quite." ucap Snape.

"Sekarang, siapa di antara kalian yang bisa menjelaskan perbedaan antara animagus dan werewolf?" tanya Snape. (y/n) mengangkat tangannya, "Me, Sir." ucap (y/n). "Ok, Ms. Rozewands. What is your answer?" "Animagus adalah seorang penyihir yang memilih untuk berubah menjadi hewan. Sedangkan werewolf tidak punya pilihan. Di setiap bulan purnama, ia akan berubah menjadi werewolf dan tidak ingat siapa dirinya. Bahkan ia akan membunuh sahabatnya sendiri jika ia bertemu dengannya. Selain itu, werewolf hanya menanggapi panggilan dari jenisnya sendiri." jelas (y/n) panjang lebar. Lalu Draco menirukan suara serigala, "Auu .."

"Thank you, Mr. Malfoy." ucap Snape. (y/n) menginjak kaki Draco. "A-aw .."
"Great, Ms. Rozewands."

Draco menulis sebuah surat lalu dilipat berbentuk seekor burung. Ia meniup surat itu ke arah meja Harry. "Aku meminta kalian untuk menulis segala hal tentang werewolf dengan penekanan khusus dalam mengenalinya. Dua gulungan perkamen. Kumpul pada Senin pagi. "Sir, it's Quidditch tomorrow." ucap Harry. "Kalau begitu, aku sarankan untuk kau lebih berhati-hati, Potter. Kehilangan anggota tubuh takkan memberimu pengecualian. Page 394." jawab Snape.

THE BOY WHO HAD NO CHOICEWhere stories live. Discover now