-9-

2.2K 356 81
                                    

hai ges✨

(y/n) terbangun di rumah sakit sekolah. Kepalanya terasa sangat pusing, bagaimana tidak? Bola bludger yang keras itu membentur kepalanya. (y/n) memegangi kepalanya yang pusing itu. "(y/n), kau sudah bangun?" ucap Draco sambil tersenyum. "T-tadi aku kenapa?" tanya (y/n). "Kepalamu terbentur bludger." jawab Higgs lalu menyenggol lengan Adrian Pucey. "Ah, m-maaf, (y/n), aku tidak sengaja melemparnya. S-sungguh, aku tidak bermaksud." ucap Pucey meminta maaf dengan wajah memelas.

"Tidak apa-apa. Kan kau tidak sengaja, kecuali kau sengaja, akan ku-" ucap (y/n) lalu terpotong oleh Draco. "Akan berurusan denganku." ucap Draco sambil mengangkat alis sebelahnya dan menatap Pucey.

Lalu pintu terbuka dan memperlihatkan geng golden trio itu masuk. "(y/n)!" teriak mereka bertiga bersamaan. Para atlet Quidditch Slytherin menatap golden trio sinis, terutama Draco yang menatap sinis Harry. Harry membalas tatapannya lalu menaruh perhatiannya pada (y/n). "(y/n), are you ok?" tanya Harry. (y/n) tersenyum dan mengangguk kecil, "I'm ok, Harry." jawabnya. "Thank, God." ucap Hermione sambil menghela napasnya. "Ron? Kau tak apa-apa?" tanya (y/n). "Yeah, better than before, thanks for asking me." jawabnya.

"You know, Flint. Ruangan ini jadi bau sekali dengan kehadiran seorang mudblood." ucap Draco menyindir Hermione lalu menyeringai. Lalu para Slytherin tersenyum meledek Hermione. (y/n) mencubit Draco. "A-aw .. why?!"
"That should be me to asking you 'why', silly!".

Draco menunjukkan wajah tidak percaya. Wajah Hermione terlihat seperti menahan amarah namun Ron menepuk pundaknya untuk menenangkan. Tak lama kemudian semuanya keluar dari ruangan dan menyisakan Draco dan (y/n). Draco menatap mata (y/n) lalu tersenyum dan mengelus rambut (y/n). (y/n) tersenyum tanpa disadari dan wajahnya memerah. Draco hanya terkekeh melihat wajah merahnya.

—— skip ——

Suasana malam menjadi riuh ketika ada kabar bahwa Mrs. Norris, kucing milik Filch dibekukan dan digantung. Lalu terdapat tulisan di dinding lorong yang ditulis menggunakan darah. Semua warga sekolah langsung menghampiri tempat tersebut, termasuk (y/n) dengan Draco yang selalu di sampingnya. Saat semuanya baru sampai, mereka langsung melihat golden trio yang sedaritadi sudah ada di sana, terutama Harry yang posisinya dekat dengan Mrs. Norris. "The chamber of secrets has been opened.  Enemies of the heir .. beware." gumam (y/n) membacanya.

Semua orang terkejut, tidak menyangka. "Enemies of the heir .. beware, you'll be next, mudblood!" ucap Draco menatap Hermione. "What's going on here, eh? Minggir." ucap Filch yang muncul dari kerumunan. "Potter, what do you .. Mrs. Norris! Kau membunuh kucingku!" ucapnya. "No! No!" Harry membantahnya. "I will kill you." ucap Filch lalu menarik jubah milik Harry, "I'LL KILL YOU!".

"Argus!" panggil Dumbledore. "Argus, I-" belum sempat menyelesaikan kata-katanya, Dumbledore langsung berkata, "Semuanya kembali ke asrama, segera! Semua, kecuali kalian bertiga." lalu menunjuk ke arah Harry, Ron, dan Hermione.

"Kau tidak seharusnya berbicara seperti itu, Draco." ucap (y/n) saat menuju asrama. Draco hanya menghela napasnya, merangkul (y/n) dan berkata, "Lebih baik kau kembali beristirahat ke kamarmu, tuan putri."

"Draco! Singkirkan tanganmu!" ucap Pansy yang tidak suka dan risih melihat tangan Draco merangkul (y/n). "What? Ini tangan aku, bukan? Itu hakku untuk merangkul (y/n) atau tidak." jawab Draco dan menatap Pansy sinis. Pansy menatap (y/n) dengan penuh kebencian. "Besok akhir minggu, mau ke Hogsmeade?" tanya Draco sambil tersenyum. (y/n) mengangguk sambil tersenyum. "Ok, then. Goodbye, (y/n)." ucap Draco berpisah lalu masuk ke asrama laki-laki, (y/n) mengangguk lalu kembali ke kamarnya.

THE BOY WHO HAD NO CHOICEWhere stories live. Discover now