-17-

2.1K 322 64
                                    

Hari ini semua murid telah kembali ke Hogwarts. Semua warga sekolah dikumpulkan ke Aula Besar untuk mendengarkan penguumuman dari Dumbledore. "Sekarang, aku akan mengumumkan sesuatu. Tahun ini, kastil ini bukan hanya rumah kalian, melainkan juga bagi tamu-tamu yang sangatlah istimewa. Hogwarts telah dipilih untuk menjadi tuan rumah dari sebuah acara legendaris, Triwizard Tournament." ucap Dumbledore, lalu Filch masuk ke dalam Aula Besar dan berlari menuju Dumbledore dan seperti membisikkan sesuatu lalu pergi lagi.

"Bagi kalian yang tidak mengetahui apa itu Triwizard Tournament, Triwizard mempersatukan 3 sekolah dalam serangkaian perlombaan sihir. Dari setiap sekolah, satu siswa akan dipilih untuk bertanding." ucap Dumbledore. "Aku pasti akan terpilih." ucap Draco pada (y/n) dengan percaya diri. (y/n) memutarkan bola matanya dengan jengkel, "Aku tidak akan pernah percaya jika kau akan terpilih."

"Sekarang akan kuperjelas, jika terpilih, kau akan berdiri sendiri. Percayalah, ketika aku mengatakan bahwa pertandingan ini bukan untuk orang berhati lemah. Namun, hal itu akan dibahas lebih jauh nanti. Untuk sekarang, mari kita sambut nona-nona cantic dari Beauxbatons Academy of Magic dan kepala sekolah mereka, Madam Maxime!" ucap Dumbledore lalu pintu Aula Besar terbuka dan memperlihatkan sekumpulan perempuan dengan seragam yang berwarna biru muda keabuan, disusul dengan seorang wanita bertubuh sangat besar, lebih tinggi daripada Hagrid.

Mereka masuk lalu memberikan sedikit pertunjukkan. "W-wow .. mereka sangat cantik!" gumam (y/n). Crabbe dan Goyle sedaritadi hanya melamun dengan mulut yang terbuka. "You're more, (y/n)." ucap Draco sambal tersenyum. Wajah (y/n) memerah, lalu ia menginjak kaki Draco. "A-aw .." rintih Draco. "Drake, are you okay?" tanya Pansy dengan wajah yang sangat khawatir. "(y/n), kau menginjak kaki pacarku?!"

"Yeah, urus saja pacar meresahkanmu ini." jawab (y/n). "H-hey, (y/n), apa-apaan ini?! Kau gila, ya, menjodoh-jodohkanku dengan perempuan gila ini?!" protes Draco, (y/n) menghiraukannya. "Drake .." goda Pansy sambil memegang tangan Draco. "Shut up, Pansy! Get away from me!" bentak Draco. (y/n) terkekeh melihat mereka. "Apa yang kau tertawakan?" tanya Draco. "Nothing."

Semua orang bertepuk tangan saat pertunjukkan dari siswi-siswi Beauxbatons itu selesai. "Lalu sekarang, teman-teman kita yang dari utara, sambutlah, putra-putra kebanggaan Dumstrang dan kepala sekolah mereka, Igor Karkaroff!" ucap Dumbledore lalu sekumpulan pria masuk ke dalam Aula Besar. Mereka melakukan sedikit pertunjukkan yang berkesan berwibawa dan tegas. Lalu tak lama kemudian Krum dan Karkaroff masuk. "It's Victor Krum!" seru para murid. Ia berjalan dengan berwibawa, tatapannya lurus pada satu titik, namun terkadang menoleh ke arah para murid. Saat matanya bertemu dengan mata (y/n), ia tersenyum. (y/n) membalas senyumannya sekedar sapaan.

"He's smiling at (y/n)!" bisik Ron pada Harry. "Apa-apaan ini?" Draco berdecak kesal. "Sainganmu Krum." bisik Blaise. "Hey, kau cukup ingat satu hal. Tentu aku akan menang, karena aku laki-laki paling tampan di dunia." jawab Draco dengan percaya diri.

"Aku ingin menyampaikan beberapa patahan kata. Kejayaan abadi, itulah yang menantikan sang pemenang Triwizard. Namun untuk mendapatkannya, siswa itu harus menyelesaikan 3 tugas. 3 tugas yang sangat berbahaya." ucap Dumbledore.

"Keren." gumam kembar Weasley.

"Oleh karena itu, kementerian merasa sudah sepantasnya untuk menambah peraturan baru. Untuk menjelaskan semua ini, kami mengundang kepala departemen kerja sama sihir internasional, Bartemius Crouch." lanjut Dumbledore.

Crouch masuk ke dalam Aula Besar. Lalu tak lama kemudian masuk seorang pria tua berambut berantakan dengan mata satunya yang terlihat seperti mata palsu, menyeramkan. "It's Mad-Eye Moody!" bisik Ron.

Moody menatap Harry dan (y/n) dengan tajam. "My dear old friend, thanks for coming." ucap Dumbledore lalu memeluk Moody. Lalu terlihat Moody seperti meminum sesuatu. "Menurutmu, apa yang dia minum?" tanya Seamus. "I don't know. Yang pasti bukan jus labu." jawab Harry.

THE BOY WHO HAD NO CHOICEOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz