"Oke, siapa takut."

Sis Endy yang melihat pertengkaran kecil antara kedua gadis belia itu hanya bisa tersenyum sembari menggelengkan kepalanya. Lalu ia kembali fokus untuk me-make over Devi.

*

Sementara di tempat lain,

"Kirana, kamu ngapain aja sih di kamar? Buruan deh, itu udah siap jemputannya."

"Iya sebentar, tadi baru abis tanya-tanya sama Devi."

Setelah pintu dikunci oleh Mama Dita, mereka sekeluarga lantas masuk ke dalam mobil yang telah disiapkan oleh Tante Rina.

Mobil berjalan dengan kecepatan sedang, hingga tak terasa sudah sampai di depan lobi sebuah hotel bintang lima.

Pak Tama sekeluarga mulai memasuki hotel didampingi oleh seorang pria yang memang sudah ditugaskan sebagai pengantar tamu.

Lift yang mereka gunakan sudah sampai ke lantai yang dituju.

Mereka terus berjalan hingga sampai di depan sebuah ruangan mewah bernuansa merah hati sesuai dengan dress code yang ditetapkan untuk para tamu.

'Ini pasti warna kesukaan mempelai wanitanya.' Batin Kirana sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan.

Saat baru akan memasuki ruangan sebuah teriakan menghentikan langkah Kirana dan keluarganya.

"KIRANAAA!"

"De-Devi?"

"Kenapa? Pangling kan dengan kecantikan paripurna yang gue punya?"

Kirana pun membisikkan sesuatu di telinga Devi yang membuat Devi sadar, bahwa disana tidak hanya Kirana sendiri.

"E-eh Tante, Om, Karen. Apa kabar?"

"Baik-baik aja Dev. Kamu cantik banget malam ini." Puji Mama Kirana.

"Makasih tan, ehm lebih baik sekarang kita masuk aja ke dalam, yuk." Ajak Devi sembari menggandeng lengan Kirana memasuki ruangan.

"Terima kasih ya, Dev. Kalo gitu Tante sekeluarga mau ke Tante Rina dulu. Abis itu, kamu boleh bawa Kirana semau kamu." Kata Dita sembari mengelus lengan Devi. Yang tanpa disadari membuat Devi ingin mengeluarkan air matanya. Ia sangat rindu sosok Mamanya.

"Iya tan, langsung ke atas panggung aja. Kebetulan ini acara pengucapan selamat."

Dita sekeluarga ikut antri di belakang para tamu yang sudah lebih dulu tiba. Urutannya adalah Papa Kirana-Mama Kirana-Karen-Kirana. Kenapa Kirana paling belakang? 'Yang tua ngalah aja lah.'—Beo Kirana yang paham maksud authornya.

Hingga ketika sampai pada giliran mereka.

"Rin, selamat ya. Akhirnya mantu juga." Kata Dita sambil tersenyum ramah.

"Iya nih, sebentar lagi kan giliran kamu. Eh kita deh." Celetusan Tante Rina membuat Dita sedikit tertawa.

"Iya ya, yaudah aku ke pengantinnya dulu ya." Ucap Dita

"Iya, silahkan."

Kirana terus menundukkan kepalanya. Ia sesekali tersenyum ketika bersalaman dengan Tante Rina dan suaminya. Hingga sampai gilirannya untuk menyalami sang mempelai pria, dia sedikit termangu di posisinya yang tepat berhadapan dengan pria itu. Membuat Kirana kalut dengan pemikirannya sendiri.

'Tunggu dulu, kalau mempelai prianya dia berarti mempelai wanitanya...' Kirana melirik ke arah mempelai wanita yang terlihat gelisah ketika dengan Dita yang juga termangu ke arahnya.
'OH MY GOD! Kak Rena?'

Suasana mendadak tidak mengenakkan. Walaupun tidak sering bertemu, Dita, Mama Kirana cukup tahu siapa dan bagaimana rupa dari kekasih keponakannya itu.

Pak Tama yang baru menyadarinya pun, kembali menoleh ke belakang dan merangkul pundak istrinya.

"Ma, yuk cepet. Tuh banyak tamu yang udah ngantri." Kata Pak Tama sambil menunjuk ke arah belakang Kirana.

Dita dan Kirana masih tak bergeming. Kini tatapan Pak Tama beralih ke kedua mempelai.
"Sebelumnya saya mewakilkan anak dan istri saya mengucapkan selamat menempuh hidup baru, semoga menjadi keluarga yang senantiasa selalu dilimpahi rasa bahagia."

Rey yang masih bingung pun hanya bisa membalas doa Pak Tama dengan mengucapkan terima kasih. Berbeda dengan Rena yang bungkam. Sepertinya Rey akan meminta penjelasannya nanti.

Akhirnya mereka sekeluarga turun dari panggung setelah selesai bersalaman. Pemandangan tersebut tak luput dari penglihatan Devi yang merasakan adanya hal ganjil.

Setelah sampai di bawah, Mama Kirana langsung mengirim pesan kepada Tante Rina bahwa ia harus segera pulang.

"Ra, Mama mau pulang dulu. Kamu mau ikut pulang apa gimana?"

"Kirana disini dulu Ma. Nanti pulangnya, Kirana minta anterin Devi. Ya kan Dev?"

"I-iya tan, nanti Devi anterin Kirana pulang."

"Oke, hati-hati ya. Kalo nanti ada waktu ngobrol sama Tante Rina tolong sampain permintaan maaf Mama ya."

"Iya, Ma. Mama, Papa sama Karen juga hati-hati di jalan."

Sebenarnya bukan tanpa alasan Kirana tidak mau langsung pulang. Kirana ingin menyelidiki Rena lebih lanjut. Mungkin dengan bertanya-tanya kepada Devi atau mendengar dari tamu yang lain.

"Ra."

"Raaa, wooy."

"Eh, gimana Dev?"

"Ngelamun mulu, lo. Mikirin anaknya Tante Rina yang satunya lagi?" Tanya Devi dengan jahil.

"Hah? Bukan lah. Gue cuma laper aja."

"Ya ampun! Gue lupa kalian kan belum makan. Gimana dong ini, Tante Dita, Om Tama sama Karen gimana dong?" Tanya Devi gelagapan.

"Udah, ngga papa. Di rumah juga masih ada nasi sama lauk, kali." Kata Kirana sambil tertawa kecil.

Kirana berjalan menuju stand makanan meninggalkan Devi yang mulai mengejarnya.

Setelah mendapatkan kursi mereka berdua duduk dan dengan khidmat menikmati hidangan yang sudah dipilih. Dalam pikiran mereka masing-masing pun sudah menyiapkan pertanyaan yang ingin dilontarkan.

"Ra" "Dev" Ucap mereka secara bersamaan.

"Lo duluan." Kata Devi sedikit mengalah. Karena dia kan memang yang lebih tua.

"Oke. Dev, gue mau nanya sesuatu sama lo. Kalo bisa lo jawab, dijawab. Kalo ngga bisa, ya ngga usah dijawab."

"Hm, ada apa?"

"I-itu, hm, lo tau ngga sejak kapan Kak Rey dan Kak Rena punya hubungan sebelum menikah?"

"Kalo gue ngga salah sih, mereka jadian dua bulan lalu. Tepatnya ketika Kak Rena ikut casting buat progran iklan di perusahaan ayah. Tapi, dia ngga berhasil. Dia kalah sama model terkenal. Disitu, ayah nawarin dia untuk nyoba casting di perusahaan Kak Rey yang juga lagi butuh model. Eh, keterima deh. Selain itu, Kak Rey juga jatuh hati pada pandangan pertama sama Kak Rena. Btw, emangnya kenapa Ra?"

***

Nih aku bantu jawab.
"Kirana ngga kenapa-kenapa kok, Dev. Cuma..."

Si sadboi yg kenapa-kenapa🤣

Hi, welcome back to me haha.
Sekalinya ada mood nulis, eh gajelas banget. Yasudahlah. Hmhmhm apapun yang terjadi *kok malah nyanyi?

Intinya, selamat membaca dan maafkan segala typo hihiw.

Luv,
Azliana Astari✨

Pengagum RahasiamuWhere stories live. Discover now