Chapter 55

7.1K 778 65
                                    

Zayn PoV

Aku menutup pintu kamar mandi sepelan mungkin sebelum masuk dan menyalakan shower tanpa melepas pakaian terlebih dulu. Persetan dengan apa yang baru saja kulakukan. Ini semua karena pertemuanku dengan si busuk Charlie yang lagi-lagi memaksaku untuk bergabung dengannya.

Semuak-muaknya aku dengan William, aku tak akan pernah mau untuk mengkhianatinya dan bergabung dengan si keparat itu. Bukan karena merasa berhutang budi padanya, tapi itu semua karena Safaa yang memintaku untuk sedikit menghormatinya. Lagi pula, bekerja sama dengannya lebih menguntungkan dibandingkan dengan Charlie.

Mereka sama-sama memperalatku, mereka juga orang-orang yang menyebabkan kematian kedua orang tuaku. Hal yang membuatku hampir berterimakasih kalau saja Charlie tidak membunuh Waliyha. Tapi sayangnya, ia membuat kesalahan dan justru membuatku lebih memihak pada William yang lebih memilih untuk menjaga Safaa alih-alih membunuhnya.

Dan hari ini, si keparat Charlie lagi-lagi membual tentang hal itu. Ia sudah melakukannya berkali-kali sebelumnya, tapi dulu ia hanya berkata tanpa bukti yang ada. Aku masih sama sekali tak memikirkannya sampai ia kembali menggertakku dengan hal itu disertai bukti  yang tak kuketahui sebelumnya.

Kalau saja membunuh termasuk hal legal, aku sudah melakukannya sejak dulu. Karenanya, untuk menghindari hal yang lebih buruk aku memilih untuk menenangkan diri dengan alkohol. Hanya saja, lima botol alkohol sialan itu justru berdampak lebih buruk daripada membunuh Charlie.

Aku tidak mabuk dan sepenuhnya sadar. Tapi, berada di dekat Clarisse benar-benar membuatku tak dapat berpikir jernih dan juga kehilangan kontrol. Ia memelukku dan menatapku dengan tatapan polosnya, membuatku semakin merasa bersalah. Dan keputusannya untuk tetap diam saat kucium juga membuatku hampir melupakan hal yang selama ini kujanjikan padanya.

Walau sebesar apapun aku menginginkannya, aku tetap tak bisa.

Sekarang, bukan waktu yang tepat.

Aku lebih memilih untuk mengabaikan keinginanku daripada membuat kesalahan lagi setelah kejadian fatal itu.

Akulah orang yang membuat orang tuanya meninggal. Dan aku juga yang harus memberitahunya tentang ini sebelum Charlie melakukannya.

Tidak. Mungkin tidak hari ini atau esok. Aku masih butuh beberapa hari dengan Clarisse yang mencintaiku dan mengira ia tak akan meninggalkanku sebelum ia mengubah keputusannya menjadi membenci, lalu pergi.

**

Clarisse PoV

Aku baru saja hendak keluar dari kamar tepat ketika suara Zayn menginterupsiku.

“Kau mau kemana?” ujarnya.

Menghentikan langkah, aku pun menoleh dan mendapati dirinya yang bertelanjang dada dengan air yang masih sedikit menetes dari rambut hitamnya. Ia tidak lagi terlihat mabuk, tapi matanya sayu seperti lelah karena memikirkan sesuatu. Dan itu semua hampir tak terlihat kalau saja aku tidak benar-benar memperhatikannya.

Aku hampir saja ingin kabur karena tidak tau harus bereaksi apa padanya setelah kejadian barusan. Tapi aku tahu, hal seperti itu hanya memperburuk keadaan. Jadi kuputuskan untuk tetap menghadapinya, walau pikiran negatif sudah memenuhi otakku soalah menyuruhku mengambil keputusan bodoh.

“Aku hanya ingin mengambilkan kau minum, mungkin kau haus?”

Zayn menatapku geli dan detik selanjutnya ia tersenyum miring.

“Haus apa yang kau bicarakan, Sayang? Tetaplah di sini, aku ingin tidur bersamamu malam ini.” ujarnya lalu melangkahkan kaki pada tempat tidur dan menepuknya, menyuruhku untuk ikut duduk di sampingnya.

Protect You || Malik [au]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang