Chapter 20

9.2K 915 15
                                    

Sepertinya aku perlu merasa sangat bersyukur saat ini, karena ternyata keberuntungan sedang berada di pihakku. Kalian tau? Aku keluar dari apartemen Zayn dengan mudah. Reaksinya saat aku kembali dan meminta di bukakan pintu sangatlah datar. Bukan, bukan datar. Dia lebih terlihat buruk, seakan-akan dia telah melewati suatu hal yang sangat membuatnya sakit hati.

Tapi, mana mungkin seseorang sepertinya bisa begitu? Yang benar saja. Zayn adalah orang terdingin yang pernah ku temui. Dan pagi tadi, mungkin saja dia hanya sedang tidak mood. Mungkin karena tadi malam dia harus membawa-bawa aku yang mabuk.

Seperti itu, pasti begitu.

Tidak mau memikirkannya, aku pun melangkahkan kakiku menuju sofa. Asal kalian tau, aku sudah mandi. Ponselku sudah penuh dan yang pasti jaket milik Zayn sudah aku cuci. Yang jelas sekarang adalah waktunya bersantai.

Tolong jangan ingatkan aku mengenai tugas sialan itu dulu okay? Aku sedang pura-pura melupakan tugas essay itu. Lagipula kepalaku masih sedikit pusing. Aku benar-benar mabuk berat tadi malam, aku bahkan sampai tidak ingat apapun.

Sewaktu ingin menyalakan televisi, ponsel yang sedang ku genggam bergetar. Ah, ternyata dari Liz. Untuk apa dia menelponku? Tumben sekali, ku pikir Liz lebih suka mengirimiku pesan.

“Yeah, Liz” jawabku saat Liz menyapaku di sebrang sana.

“Apakah kau baik-baik saja Clarr? Aku dengar dari Bels kau tidak pulang semalam. Tadi malam kau pergi ke flat Harry kan? Ikut Party? Ya tuhan Clarisse, kata Bels kau juga mabuk. Dia mengabariku lagi jika kau ada di apartemen Zayn tadi pagi. Kau baik-baik saja kan Clarr? Sungguh aku khawatir padamu. Apalagi menyangkut dengan Zayn. Ceritakan semuanya padaku Clarr”

Aku hanya bisa terdiam beberapa saat setelah Liz berkata sepanjang itu dalam satu kali tarikan nafas. Bisa kalian bayangkan? Dia bahkan bicara lewat telepon! Tapi, bagaimana bisa dia berbicara tanpa mengambil nafas?

“Calm Down Liz. Ambi nafas dulu, kau itu ya. Aku sampai khawatir jika kau akan mati karena lupa menggambil nafas”

“Itu tidak lucu Clarisse” jawabnya sambil menggerutu, aku tertawa. “Sekarang ceritakan semua kejadiannya padaku” lanjutnya.

Dan dengan itupun aku menceritakan semua kejadian yang terjadi tadi malam. Namun, aku hanya menceritakan bagian-bagian yang ku ingat. Tentu saja, kalian tau bukan jika aku mabuk berat sampai tidak mengingat apapun?

“ … Begitu, tenang saja. Zayn tidak macam-macam kepadaku. Dia terlihat berubah, uhm dia sedikit aneh tadi pagi. Aku tidak tau kenapa”

“Kau yakin Clarr?” Tanya Liz dengan ragu.

“Kalau melihat tubuhku yang masih utuh sih aku yakin. Memangnya kenapa Liz? Kenapa kau sangat cemas seperti ini? Kau mengenal Zayn?”

Aku merasa  Liz sedikit tersentak saat aku bertanya kepadanya, dia diam beberapa saat sebelum menjawab. Hal yang membuatku menjadi merasa ada yang tidak beres.

“Aku tidak bisa menjelaskannya di sini. Bisa kita bertemu Clarr?”

Aku mengerutkan kening heran, tapi mau tidak mau aku langsung meng’iya’kan permintaannya. Setelah itu sambungan telepon terputus.

Tidak lama setelah itu, sebuah pesan dari Liz masuk kedalam ponselku. Dia mengirimi alamat restaurant yang ingin kami kunjungi. Tadi, aku sempat menwarinya untuk kemari saja. Dan dia langsung menolak, katanya lebih baik menemuiku di tempat lain selain apartemen.

Memangnya ada yang salah dengan apartemenku?

**

Aku memandangi parkiran apartemen dengan heran, biasanya tepat di samping mobilku yang terparkir selalu ada mobil milik Zayn. Atau, seperti yang terjadi akhir-akhir ini, dia selalu menemuiku di mana saja. Terlebih jika aku ingin keluar. Tapi tidak untuk sekarang, mobilnya tidak terlihat sama sekali. Aku bahkan tidak bertemu dengannya saat melewati apartemennya.

Protect You || Malik [au]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang