☆SAGARA 13☆

1.1K 91 0
                                    

Garva mengepalkan tangan kanannya menatap tajam ke arah Antoni yang tak kunjung menjawab pertanyaan Sagara justru Antoni menatap amarah kepada sagara.

"ANAK TIDAK TAHU DIRI SAYA AYAHMU BODOH PANTAS KAMU MEMPERLAKUKAN AYAHMU SEPERTI INI"Suara Antoni meninggi wajahnya sampai memerah.

"Dan apakah Anda adalah ayah yang tidak tahu diri menghina anaknya sendiri menyiksa anaknya sendiri APAKAH PANTAS ANDA DI SEBUT SEORANG AYAH?"

"SAGARA" Teriakan devos berlari tertatih-tatih dari luar ruangan belum sempat Sagara berbalik hanya benda yang keras panas dan sakit menembus tubuh Sagara.

Tubuh Sagara terjatuh pada lantai yang berdebu hampir garva ingin membantu Sagara bunyi senjata menggema di ruangan
"Jangan bergerak angkat tangan Anda" polisi menodong pistol tepat wajah garva.

"S-sagaraaa" rintih devos.

"Team 2 amankan pelaku team 3 bawa korban" ucap polisi pada ht di dada kirinya.

Tak selang lama segerombolan polisi bersenjata lengkap masuk dengan garu yang di bopong dua polisi juga devos sudah di bopong Sagara di seret oleh polisi lainnya.

"Kalian salah menangkap pelaku" ucap garva di balas Dengan tawa bariton dari Antoni "bocah seperti kalian tidak akan bisa melawan saya" sombong Antoni bangkit dari duduknya.

Garva menghadap Antoni ingin dirinya menghantam wajah itu hingga hancur ketika peluru di tarik ia terdiam "saya tidak akan mati sebelum balas dendam saya terbalaskan".

"Tidak usah banyak bicara mati kamu" Antoni memukul punggung garva dengan balok kayu.

Bunyi senjata terdengar kembali Antoni menatap ke depan semua senjata mengarah kepadanya juga Julia pun ikut terkepung oleh polisi bersenjata.

"Saya memang Anda bayar untuk melindungi Anda dengan terkecuali jika Anda menghajar seseorang tanpa alasan apapun Anda menjadi musuh kami"

Antoni mengangkat tangannya mundur perlahan dengan tiba-tiba banyak orang berpakaian hitam dengan jumlah tiga kali lipat dari polisi menghajar semua orang di dalam ruangan.

Tak menyisakan kesempatan Antoni menarik tangan Julia keluar dari ruangan meninggalkan perkelahian di dalam ruangan.

"Tuhan jangan sekarang"

"Al bantu gua Gathan sama Vincen di luar" alpha mengangguk.

°•°•°

Ambulans berturut-turut datang semua perawat dan dokter mengambil tugas masing-masing semua brankar turun.

"Ada empat pasien bergerak cepat" seru salah satu perawat.

Mobil Jeep terparkir sembarangan di depan lobi semua pengendara yang ingin lewat menghidupkan klakson mereka.

"Hubungi semua keluarga" suruh atlas sambil berlarian untuk mencapai ugd secepatnya.

Pintu UGD tertutup Sagara Garva Garu Devos di dalam ruangan hanya doa yang bisa mereka bantu.

"Gaada keluarga yang dihubungin atlas" ucap alpha.

"Maksudnya?di-oh gua lupa Al"

"Sagara Lo tau keluarga nya siapa bokap nya doang yang tadi nyuruh polisi nembak Sagara apa itu benar seorang ayah?juga garva dia punya ayah tapi dia gatau ayahnya di mana garu orang tuanya di luar negeri semua ke Indonesia butuh waktu beberapa hari untuk nyampe devos dia broken home dia tinggal sendiri di apartemen nya mereka nggak punya siapa-siapa atlas kecuali diri mereka sendiri"

"Gua gatau hidup teman-teman gua"

"Hidup lu sendiri aja belum tau gimana pet gimana mau ngertiin hidup orang"

"Emang lu udah ngertiin hidup lu?"

Alpha menggelengkan kepalanya menggulir kembali handphonenya hanya suara ac yang terdengar sepi.

"Adek lu gimana?" Tanya alpha

"Jangan kasih tau besok dia harus sekolah"

"Tapi kita jahat kalau kita nggak ngasih tahu Alana pet itu Sagara orang terdekat Alana"

"Berati Lo pikir Alana jauh lebih Deket ke Sagara dari pada kakaknya sendiri gitu maksud lo Al?"

"Selow las gua gamau kita berantem"

"Makanya jangan bacot mulu"

"Iya"

Alpha bangkit meninggalkan atlas berpapasan dengan Gathan dan Vincen yang baru saja keluar dari lobi hendak menyapa tapi Gathan batalkan wajah alpha tidak seceria biasanya.

Mungkin hari esok atau beberapa tahun lagi lambat cepatnya dunia ini akan semakin jahat semakin menghancurkan semua jiwa di dalam dunia menghantam nyawa merenggut kebahagiaan dan pada akhirnya senyum ikut di tindas habis.

Hanya air mata teriakan jeritan pukulan pembunuhan mental bertarung dengan diri sendiri bertarung dengan emosi sendiri pikiran kita sendiri sampai pada akhirnya tubuh benar-benar sudah tak beraturan Tuhan membawamu kembali memeluk kembali untuk selamanya.

Bukan seseorang yang akan membunuh dirimu tapi dirimu sendiri yang membunuh kamu memusuhi kamu sendiri hanya kamu dan dirimu sendiri yang bermain dengan jahatnya dunia ilusi ini.

"Na kata orang angan imajinasi itu indah tapi lihatlah kalian hidup di kehidupan ilusi" kata Sagara sore itu terngiang-ngiang dalam kepala Alana perasaannya dari tadi bercampur aduk ketika ia menelfon Sagara berdering saja tidak apalagi di jawab.

Hari sudah mulai malam biasanya Sagara akan cerewet pada chat wa tapi sampai sekarang hanya chat tidak penting dari grup kelas dan olshop milik Alana.

"Sagara kamu dimana?" Alana berjalan mondar-mandir di samping ranjang.

Kenapa Sagara posesif sekali hanya nomor Sagara nomor bunda dan ayah yang ada di nomor handphone Alana bahkan atlas pun tak ada dalam daftar kontak alana.

"Seenggaknya berdering bisa nggak si garrr" pertahanan Alana runtuh ia benar-benar khawatir dengan sahabatnya satu itu segera air mata saat ponselnya mengeluarkan bunyi tidak menerima panggilan.

"Bunda sama ayah pergi lagi ahhhh ini gimana kalau Sagara kenapa-kenapa terus nggak ada yang nolongin ntar gua sama siapa?"

Terlalu lama Alana menangis matanya sangat berat kepalanya pusing ia berbaring di atas ranjang ia di tarik ke dalam mimpi merasakan hangat dan bau parfum ini iya Alana sangat ingin menghirup pemilik parfum ini benar Sagara tengah memeluknya dari belakang dengan senyum yang selalu terukir iya benar ini Sagara yang Alana cari.

"Sagara baik-baik aja?"

"semua baik-baik saja terkecuali kamu sendiri na"

"Maksud mu?"

Sagara tersenyum pelukan itu hilang tidak ada kehangatan lagi tidak ada aroma parfum itu tidak ada senyuman itu

"Aku nggak akan kemana-mana na tetap di sini di detak jantung ku ada di kamu".

°•°•°





S A G A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang