☆SAGARA 33☆

613 46 11
                                    

Sagara terbangun seluruh badannya lagi-lagi terasa remuk hidungnya terasa perih dan mulutnya merasakan amis iya itu darahnya sendiri ia meludah ke pinggir kasur tiba-tiba seseorang berteriak dari samping kasur.

"Taiiiiiiiiii" Seseorang muncul dari samping kasur mengusap wajahnya.

Wajah Garva menatap nyalang Sagara yang di tatap pun hanya diam juga menatap wajah Gatva kebingungan.

"Apa liat-liat" tanya Sagara.

"Nih liat limbah air Lo kena wajah ganteng gua" Garva mengusapkan kasar tangan bekas kepada Sagara.

"Gilak masih perih su wajah gua"

Garva merasa bersalah meminta maaf berulang kali walaupun wajahnya tidak separah tadi karena sudah di obati kini wajah Sagara sedikit enak di pandang.

Sagara menyandarkan punggungnya pada kepala kasur memijat kepalanya masih sangat pusing nafasnya bau darah mencari handphonenya.

"Istirahat ra Sagara" decak Vincen.

Tak ikut ucapan vincen Sagara masih mencari handphonenya dan Atlas melemparkan handphone yang tengah di cari kepada pemiliknya.

"Grusa-grusu kenapa?" Tanya vincen.

"Gua dapet chat dari malik harvard butuh perwakilan dari SMA indonesia dan gua mau masukin Alana" Atlas kaget.

"Tapi alana kaga mau kuliah gar" ucap Atlas.

"Bang masa Alana udah berhenti itu aja"

Atlas terdiam ia berfikir juga tidak mau Alana tidak mencapai cita-cita dan berhenti di tengah jalan tanpa membawa hasil "Gua coba bujuk Alana"

"Kesempatan nggak datang dua kali" ucap Sagara sebelum akhirnya dia pergi ke kamar mandi membersihkan badannya tujuannya ia mau belanja karena kulkasnya sudah kosong di habiskan teman-temannya.

Setelah menyelesaikan mandinya apartemennya sepi mereka pulang dan Sagara mengambil mobilnya mengunci pintu jantungnya berdetak cepat kaget melihat seseorang di depannya dia jelita.

"Sagara"

"Apa?" Jawab ketus Sagara ia malas bertemu seseorang ini.

"Maaf gua nguping boleh gua ikut perwakilan sma untuk ke harvard?"

"Pertama gua gasuka ada seseorang nguping pembicaraan privasi gua kedua tunjukin kalau lo bener-bener bisa ikut perwakilan ke harvard" ucap Sagara kemudian pergi meninggalkan Jelita.

Jelita berjanji kepada diri sendiri ia pasti bisa ikut perwakilan ke harvard karena ini adalah salah satu jalan untuk dia melangkah lebih baik dan lebih baik lagi dengan ini iya berjanji.

Sagara menuju ke supermarket terdekat mengambil troli belanja dan mulai memutari berbagai rak belanjaan mulai mengambil mie instan beberapa minuman sachet dan makanan ringan untuk apartemen juga buah-buahan pun tak luput dari troli nya dirasa cukup ia menuju kasir masa-masa membuat hati berdetak ketika keluar jumlah total belanjaan.

Saat mengeluarkan dompetnya ada satu anak perempuan datang langsung ke kasir menaruh satu permen kapas.

"Adek bisa antri ya" ucap kasir.

"Aku ditunggu temanku tante" ucap Anak itu.

"Iya dek-" ucapan kasir berhenti saat Sagara mengangkat telapak tangannya rendah dan tiba-tiba anak itu mengeluarkan sesuatu dari saku bajunya menghitung jumlah uang itu seketika wajah anak itu muram.

Kasir membiarkan anak itu dan mengurusi belanjaan Sagara tapi Sagara memperhatikan teliti anak kecil itu anak sekecil itu sudah pandai berhitung dan berani membayar ke kasir sendiri.

S A G A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang