Awalnya dia mengejarku, tapi seketika ia berubah menjadi orang menyebalkan dan pemaksa.
"Aku akan terus membuatmu jatuh cinta kepadaku"
- Adnan Adipramana
"Silahkan ...."
- Ayna Azkayra
Rank #2 Dark Story (13092021)
Rank #4 Mafia (17072021)
Rank #1...
"Hmmm sepertinya Pak Adnan memang tidak suka berbasa-basi ya. Baiklah, saya ingin menawarkan kerja sama dengan Bapak. Saya akan membangun sebuah perhotelan di Midlands dan saya lihat di sana adalah tempat yang sangat bagus. Saya ingin Pak Adnan menanamkan saham kepada perusahaan kami," jelasnya padaku lalu memberikan file-filenya.
"Berapa keuntungan yang saya dapatkan?"
"30% Pak. Saya yakin ini sangat menguntungkan kedua belah pihak," ucapnya untuk meyakinkanku.
"Saya pikirkan lagi. Sera kamu bawa file-filenya."
"Baik Tuan," sahut Sera.
"Saya ke toilet sebentar."
Saat aku di toilet, aku dihampiri seorang perempuan yang bisa kutebak umurnya sekitar 20 tahun. Ia memakai dress berwarna coklat yang ketat dengan belahan dada yang sangat rendah dan lihatlah dress itu pun seperti tidak mampu menutupi tubuhnya, dasar Jalang!
"Hmmm maaf, boleh saya minta bantuan?" tanya perempuan ini.
"Apa?"
Dengan segaja ia merapatkan tubuhnya kepadaku. "Tidurlah bersamaku, kau pasti akan kupuaskan."
Ia mulai mengelus-elus dadaku hingga ke rahangku dengan lincahnya, bahkan aku sampai tidak sadar jika sekarang ini ia sudah menurunkan salah satu lengan bajunya dan menampakkan sebuah pemandangan yang seharusnya tidak aku lihat.
Karena aku tidak merespon apa pun, dengan beraninya ia meletakkan salah satu tanganku pada benda kenyal itu.
"Lakukanlah sayang," ucapnya dengan begitu manja sekaligus berusaha meremas area bawahku.
"Berhentilah Jalang! Saya tidak tertarik dengan tubuhmu," hardikku dan mendorongnya begitu keras.
Aku memang tidak tertarik dengan perempuan ini. Setelah bertemu Ayna, hanya Aynalah yang bisa membuatku bergairah dengan begitu mudahnya.
"Saya sudah punya kekasih yang jauh lebih baik dari pada kamu dan pastinya ia tidak murahan," sindirku dengan nada tegas lalu pergi meninggalkannya.
"Sera, kita pulang sekarang."
"Pak Adnan, kenapa sudah mau pulang?" tanya Hanendra kepadaku.
"Maaf Pak, saya kira saya tidak bisa bekerja sama dengan orang yang licik seperti Anda. Anda pikir saya bisa digoda dengan perempuan Jalang seperti itu!"
"Pa-pak Adnan salah paham, saya tidak ...."
"Saya tidak perduli."
Aku langsung keluar dari restoren tersebut dengan perasaan kesal. "Sera, saya mau membeli perusahaan milik Hanendra dan kamu urus secepatnya."
"Baik Tuan."
"Saya akan ke rumah Ayna sebentar, kamu pulanglah dan minta supir untuk menjemputmu."
~~~
Sudah kelima kalinya aku menelfon kekasihku ini, tapi tidak ada jawaban darinya. "Apa dia sudah tidur?"
"Oke, coba sekali lagi Adnan."
"Halo."
Aku langsung tersenyum mendengar suara Ayna yang terdengar seperti orang bangun tidur. "Sayang, boleh kamu turun sebentar. Aku di depan rumah kamu."
"Apa? Hmmm gimana."
"Aku di depan rumah kamu." Senyumku keluar begitu saja ketika mendengar suaranya.
"Adnan, jangan bercanda deh," sahut Ayna dan terdengar seperti ia membenarkan posisi tidurnya.
"Coba liat dari jendela kamu."
Kulihat Ayna membuka hordeng kamarnya sedikit dan langsung menutupnya kembali. Tidak lama kemudian Ayna keluar dari rumahnya dan menghampiriku.
"Kamu kenapa di sini?" tanya Ayna sambil mengerjapkan matanya berkali-kali.
Kutatap perempuan polos yang ada di depanku ini. Bagaimana bisa ia begitu menggemaskan dengan pakaian tidurnya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Secara spontan aku membawa Ayna kepelukanku. Aroma oceanic dari tubuh Ayna sangat membuatku tenang dan sepertinya akan membuatku kecanduan untuk menghirupnya lebih lama. Amarahku yang awalnya memuncak kini hilang dalam sekejap saat memeluknya.
"Kamu baik-baik aja kan?"
"Aku kangen kamu, Ayna."
Setelah kurasa cukup memeluknya, aku melepaskan Ayna dan menatapnya. "Aku besok bakal pergi, jadi jangan kangen aku ya."
Ayna sontak bingung dengan perkataanku. "Kamu mau kemana?"
"Los Angeles, cuman 2 hari."
Terlihat dari sorot matanya yang mengatakan ia tidak ingin aku pergi. Ohh Tuhan, ingin rasanya aku membawa ia ikut bersamaku tapi ini terlalu berbahaya untuknya.
"Hmmm baiklah," jawabnya dengan wajah yang tertunduk lesu.
"Aku enggak lama, nanti kita ketemu lagi."
~~~~ TBC✨
😂 om Adnannya pisah dulu ya sama Ayna. Jangan lupa vote dan comment ya Kalian juga boleh kasih saran ke author untuk cerita ini. Jangan lupa jaga kesehatan readers Love you 💙