"Jangan ditanya Ris, dia semakin manis. Walaupun aku melihatnya dari jauh, dia sudah sangat terlihat dewasa dan Bahagia ahhh rasanya aku ingin memeluknya," sahut mamah dengan linangan air mata yang masih terlihat di sudut matanya.
"Sabar Sa, semuanya kan butuh waktu."
"Biasa Tante Mamah kan emang gitu orangnya," selaku sambil tersenyum.
Mamah menatapku dengan kesal. "Kamu sih enggak ngerti perasaan perempuan. Nanti malem kamu pulang ke rumah kamu atau apartemen?"
"Enggak dua-duanya, aku pulang ke rumah mamah."
"Tumben, ya udah nanti Mamah masakin makanan kesukaan kamu," ujar mamah.
"Enggak usah Mah nanti Adnan ada meeting sama klien," jelasku pada mamah.
"Iya udah, Mamah makan di sini aja sama tante Risa. Anak sama papahnya sama aja."
Aku dan tante Risa yang mendengar keluhan Mamah hanya bisa tertawa. Ya bisa dibilang itu benar, aku dan Papah sama-sama gila bekerja bahkan Papah dulu pernah tidak pulang selama sebulan. Jadi, sangat wajar jika Mamah berkata demikian.
~~~
Setelah aku dan Mamah pulang dari rumah sakit, aku langsung bersiap-siap untuk bertemu dengan klienku. Aku memandangi diriku di cermin dengan setelan jas dan kemeja yang senada, sempurna.
Aku segara keluar dari kamar dan saat berada di tangga aku melihat Mamah yang sudah berbincang-bincang dengan Sera.
"Udah mau berangkat, Dear?"
"Iya Mah, Adnan berangkat dulu." Aku berpamitan pada Mamah lalu mencium tangannya.
"Hati-hati Sera bawa mobilnya."
"Baik Bu, saya permisi dulu."
Selama di perjalanan kami hanya terdiam satu sama lain, sampai Sera memberikan sebuah file kepadaku.
"Maaf Tuan, saya lupa memberi tau jika saya sudah menemukan alamatnya."
Aku membuka file yang diberikan Sera padaku, kulihat alamat dan berbagai data lain mengenai orang tersebut.
"Jadi, dia ada di Los Angeles?"
"Benar Tuan, tapi saya rasa keluarga Nelson tidak mengetahui soal ini," jawab Sera.
"Bagus, siapkan penerbangan saya besok ke Los Angeles."
"Baik Tuan."
Cukup lama kami di dalam mobil, sampai akhirnya kami tiba di sebuah restoran berbintang lima. Restoran dengan gaya bangunan modern dan dipadu padankan dengan berbagai furniture yang unik semakin menambah kesan mewah yang mereka perlihatkan.
Aku pun segera keluar dari mobil dengan pintu yang telah dibukakan oleh Sera.
"Mereka sudah menunggu Anda di meja nomor 19," ujar Sera.
"Saya minta kamu juga ikut di meeting kali ini," timpalku dan berjalan mendahului Sera.
"Baik Tuan."
Aku memang sengaja mengajak Sera untuk ikut andil dalam meeting kali ini. Karena klienku kali ini bisa dibilang sangat licik dan aku harus berhati-hati.
"Selamat malam Pak Adnan," sapa pria tua ini padaku seraya mengulurkan tangannya.
"Malam," jawabku lalu menyambut jabatan tangannya.
"Saya sudah memesankan makanan khusus dan minuman untuk Pak Adnan."
"Tidak perlu repot-repot langsung ke intinya saja," ujarku.
YOU ARE READING
Call My Name
RomanceAwalnya dia mengejarku, tapi seketika ia berubah menjadi orang menyebalkan dan pemaksa. "Aku akan terus membuatmu jatuh cinta kepadaku" - Adnan Adipramana "Silahkan ...." - Ayna Azkayra Rank #2 Dark Story (13092021) Rank #4 Mafia (17072021) Rank #1...
Part 14.
Start from the beginning
