Little Space II

28 4 0
                                    

"Udah sampe, Mbak." ujar driver ojek online yang mengantarkan Ella pagi ini ke kediaman keluarga Saskara.

Ella menyerahkan beberapa lembar uang pada driver itu, "Terima kasih, Mas," ucapnya sebelum driver itu berlalu dari hadapannya.

Hari ini adalah hari Senin. Setelah bertemu dengan Pak Arga minggu lalu, Ella diminta menunggu untuk kepastian mulai kapan ia akan bekerja, dan sabtu kemarin ia dihubungi langsung oleh sekretaris Pak Arga untuk memulai kerja hari Senin.

Ella diminta langsung datang saja ke kediaman Saskara, tanpa tahu apa yang harus ia lakukan dan bagaimana ia harus menghadapi anak majikannya itu. Ella hanya diminta datang, untuk urusan dengan Sekala nanti, Ella akan dibantu oleh sepupunya Sekala yang tinggal di rumah ini.

Pak Arga? Pria itu terlalu sibuk dengan yayasan dan bisnisnya. Tipikal workaholic man.

Ella menekan bell yang berada di sudut pagar besi yang menjulang tinggi itu, membatasi luar dengan rumah megah di dalam sana.

Tak perlu menunggu lama, pagar besi itu terbuka dengan sendiri nya. Ella melangkah masuk dengan sedikit perasaan ragu.

Gadis itu menarik napas dalam-dalam hingga kedua pipinya menggembung lalu menghembuskan nya dengan kuat sebelum menekan bell rumah itu.

Dua kali Ella menekan, belum juga ada yang membuka pintu, hingga tepat saat Ella menekan bell ketiga, pintu terbuka dan menampakkan laki-laki yang cukup Ella kenal.

"Ssup!" seru laki-laki itu sambil mengangkat tangannya yang terbebas.

Ella melongo. Tentu saja, di depannya sekarang ada Abi dengan pakaian rumahannya. Ella membuka ponselnya, mengecek pesan yang dikirimkan sekretaris Pak Arga pagi ini.

"Lo gak salah rumah, La. Ini rumah Pak Arga." ucap Abi, seolah mengerti apa yang ada dipikiran Ella.

"Lah?" Ella masih dengan kebingungannya menunjuk Abi tepat di wajah tampan laki-laki itu. "Lo ngapain di sini?"

Abi mengendikan bahunya, "Ya.... Gue tinggal di sini." ucapnya. "Kan Om Arga udah bilang sama lo, gue yang bakal ngurus keperluan dan apa aja yang harus lo lakuin ke Sekala."

Ella sekarang menatap Abi datar, gadis itu kesal.

"Udah, masuk dulu yok. Marahnya entaran aja. Anaknya udah nunggu tu."

Abi mengajak Ella untuk masuk ke dalam, menemui Sekala.

"You never told me about this," telak Ella yang masih mengikuti Abi.

Abi melirik gadis yang berjalan sedikit di belakangnya itu, "about what?"

"About you who is part of Saskara."

"You never asked me tho," ucap Abi, "and, I am not part of Saskara anyway."

Ella tampak berpikir, "Right. You are not. Your name is Abiyaksa Sjah..... Wait," Ella menghentikan langkahnya, dan menatap Abi tidak percaya.

Abi pun menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Ella. Mereka sekarang berada di tengah tangga menuju lantai dua.

"If you are not part of Saskara but you are Sekala's cousin, then... You mean.... Sjahlendra in your name is that Sjahlendra?"

"Kinda...." Abi melanjutkan langkahnya, begitu pun Ella.

"So, you are rich then," ucap Ella. "If I were knew about it earlier, I would be very glad became your sugar baby," gumam Ella lumayan keras.

Anthology Of My Short StoryWhere stories live. Discover now