4. Forlorn Hope - Kang Daniel

102 9 38
                                    

Kang Daniel

Kang Daniel

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Jung Ahra

~~~••°°••~~~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

~~~••°°••~~~

Hari ini langit benar-benar tidak bersahabat. Gumpalan awan hitam membumbung siap menumpahkan
berliter-liter air ke bumi.
Seorang gadis tengah berlari menuju halte terdekat dengat tas di atas kepala untuk melindungi dirinya dari rintikan air hujan yang mulai turun. Tak lama setelah gadis itu menginjakkan kakinya di halte, hujan turun dengan derasnya.

"Sial! Kenapa harus turun hujan?" maki gadis cantik bernama Jung Ahra itu.

Tiga puluh menit sudah berlalu, bis yang Ahra tunggu tak kunjung datang. Ditambah lagi malam yang semakin larut. Namun, sepertinya langit tak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti hujan, justru semakin deras.
Lelah menunggu, gadis itu pun memutuskan untuk menerjang hujan. Ia tak perduli dengan dirinya yang akan basah kuyup. Ia hanya ingin segera bertemu kasurnya. Tugas di kampus hari ini benar-benar membuatnya kewalahan. Jika saja pak kepala botak itu tidak menyuruhnya merevisi tugas review satra bahasa Inggris klasik dan dikumpulkan hari ini juga, ia tak akan pulang larut seperti ini.

Gadis itu berjalan sembari menendang-nendang udara disekitar kakinya. Merutuki kebodohannya karena selalu tidak teliti dalam mengerjakkan tugas.

"Haahh!" gadis itu menghela napas berat, kemudian ia menoleh memperhatikan sekelilingnya.

"Kenapa aku di sini?" ucapnya bingung saat ia menyadari bahwa ia melewati gang yang salah. Seharusnya untuk sampai ke flatnya, Ahra harus melewati gang kecil sebelum gang ini.

Gadis itu memukul kepalanya dan merutuki dirinya sendiri. "Kau benar-benar bodoh Jung Ahra!"

Ahra hendak melangkah keluar dari gang kecil itu, namun tiba-tiba seorang pria asing dengan pakaian serba hitam dan topi hitamnya menarik Ahra, membekap mulutnya, dan membawanya ke gang sempit buntu yang dipenuhi oleh box-box besar. Ahra meronta. Gadis itu lalu menggigit tangan pria aneh itu hingga terlepas dari mulutnya. Gadis itu berusaha meloloskan diri. Namun sepertinya gerakkannya kalah cepat hingga pria itu dapat menangkapnya dan membawanya ke gang sempit itu lagi. Pria itu memojokkan Ahra ke dinding, membuat tangisan Ahra semakin menjadi.

Anthology Of My Short StoryWhere stories live. Discover now