Eight

2.9K 334 6
                                    

Pagi ini Naruto menunggu Sasuke tepat didepan rumahnya sambil sesekali melirik rumah Sakura. tak ada tanda keberadaan gadis itu sampai bibinya, Mebuki, keluar.

“bibi, Sakura mana?” tanya Naruto.

“Sudah berangkat pagi-pagi sekali. Katanya ada yang harus dilakukanya. Dia tidak bersamamu?”

Naruto menggeleng heran. Dia pikir, begitu sampai rumah Sakura akan masuk ke kamarnya dan marah-marah. Tapi sampai pagi ini anak itu sama sekali tidak memperlihatkan batang hidungnya.

Mobil Sasuke baru saja berhenti. Naruto melambaikan tangannya pada Mebuki dan masuk kedalam.

“Sakura?”

“Entahlah... Aku tidak melihatnya dari kemarin. Kau pulangkan dia kerumah kan?” tanya Naruto dengan kening keriting.

“Aa...”

Naruto tampak berfikir keras. Kalau gadis itu berangkat seorang diri kesekolah, dia berharap tidak akan ada hal buruk yang bisa terjadi pada sepupu kesayangannya itu. Tapi perkataan Kiba tempo hari terus menganggunya.

“Sasuke... Sakura akan baik-baik saja kan?” Sasuke manatapnya bingung. Tak mengerti apa maksud dari perkataan Naruto. “Maksudku, dengan semua fans mu dan apa yang kau lakukan kemarin saat pulang sekolah."

Mata Sasuke menajam, laki-laki itu langsung memerintahkan sopirnya untuk berjalan lebih cepat. Begitu sampai, mereka berdua langsung berlari menuju kelas. Tidak dipedulikannya tatapan bingung orang-orang sepanjang koridor.

“lee Sakura...” panggil Naruto saat mereka masuk. Seluruh kelas menatap dua orang itu bingung.

“Sakura dimana?” tanya Naruto saat tak melihat sosok Sakura dikelas.

“Ketaman belakang bersama Ino dan Hinata.” Kata Shikamaru.

Tanpa meletakkan tasnya, Naruto langsung berlari diikuti Sasuke. “Ada apa dengan mereka?” Tanya teman-teman sekelasnya heran.

“Sakura...” panggil Sasuke bergitu mereka memasuki kawasan taman belakang. Semua orang yang sedang bersantai disana menoleh dan melihat dua laki-laki yang nyaris kehabisan nafas itu bingung. Termasuk Sakura.

“Apa?” tanya Sakura bingung. Gadis itu mengulang dalam hati apa saja yang sudah dilakukannya sampai membuat Naruto dan Sasuke seperti orang kesurupan begitu.

Sasuke mendekat dengan langkah lebar sementara Naruto terdiam ditempatnya, merasa harus membiarkan sahabatnya itu melakukan apa yang harus dia lakukan.

“Kau baik-baik saja?” Tanya Sasuke memaksa Sakura berdiri dan menatap gadis itu tajam.

Sakura balas menatapnya malas. “Memangnya kau mengharapkan apa?” Tanya Sakura nyaris membentak.

Begitu yakin Sakura baik-baik saja, Sasuke memeluknya erat. Membuat kehebohan ketiga setelah dua kejadian kemarin sore.

“Apa yang...”

“Syukurlah kau baik-baik saja.” Kata Sasuke pelan, agar hanya gadis dipelukannya itu yang bisa mendengar. Laki-laki melepaskan pelukannya lalu berbalik menuju kelas dengan sikap dinginnya yang sudah kembali. Mengabaikan rona merah yang menggemaskan di wajah Sakura.

Sakura menghempaskan tubuhnya kembali diantara Hinata dan Ino. “apa-apaan itu tadi...” Kata Sakura antara malu dan kesal, sementara Ino memandangnya dengan tatapan menggoda sedangkan Hinata tersenyum manis, maklum akan perbuatan Sasuke.

Dalam hati Sakura mengeluhkan jantungnya yang mendadak berdegup kencang serta wajahnya yang sudah merah padam. Ini memalukan sekali.

Berada terlalu lama di dekat Sasuke mulai membuatnya tidak sehat. Gadis itu harus benar-benar menjauhi Sasuke.

***

Sakura baru saja sampai di kediaman Lee bersama Naruto yang terus membuntutinya sejak disekolah. Laki-laki itu bahkan menolak ajakan Sasuke untuk pulang bersama, membuat Sasuke menatapnya kesal lalu berlalu tanpa mengatakan apa-apa.

“Kenapa kau mengikuti terus?” Bentak Sakura.

Naruto mengerucutkan bibirnya lalu menatap Sakura tepat di manik mata.

“Kau... Apa yang sebenarnya terjadi pada kau dan Sasuke?” tanya Naruto yang membuat Sakura tambah kesal.

“Kau pikir apa yang bisa terjadi antara aku dan laki-laki dingin itu?” omelnya sambil membuka pintu kamar dan membanting tas sekolahnya di kasur.

Naruto duduk diatas kasur Sakura dan mulai membongkar isi tas sepupunya itu.

“kau tau... Aku tidak pernah melihat Sasuke seperti ini.”

“Seperti apa?” tanya Sakura terpancing.

Naruto mengangkat bahunya acuh. “Memperhatikan dan peduli dengan wanita.” Kata Naruto mengulurkan buku-buku Sakura untuk disusun di meja.

“Memangnya dia gay?”

“Tidak... Tapi...” Perkataan Naruto terpotong saat pintu kamar diketuk.

“Sakura... Kau sudah pulang?” tanya ibu Sakura mengetuk pintu dan menginterupsi apapun yang akan disampaikan Naruto. Sakura menatap Naruto sebentar lalu beranjak untuk membuka pintu.

“Ada apa Bu?” tanya Sakura.

“Oh, ada Naruto... Apa kalian sudah makan?” Sakura dan Naruto kompak mengangguk. “Baiklah... Nanti malam kita akan makan malam bersama keluarga Uchiha.”

Sakura langsung merengut mendengar kabar itu. “Apa aku harus ikut?”

“Tentu... Mereka sengaja mengundang kita sekeluarga. Mereka sangat ingin bertemu dengan mu lagi.” Kata Mebuki.

Naruto dibelakang Sakura langsung menatap punggung gadis itu penuh konsentrasi. Firasatnya mengatakan akan terjadi sesuatu. Sepertinya dia harus menyiapkan kupingnya malam ini untuk keluh kesah sepupunya itu.

“Baiklah...” kata Sakura akhirnya.

Setelah Mebuki keluar, Sakura menatap Naruto yang masih memandangnya gelisah. “Apa?” Tanya gadis itu yang hanya dibalas dengan gelengan kepala.

Sakura berjalan menuju lemarinya dan mulai mencari gaun yang pantas untuk malam nanti. “Apa aku harus memakai pakaian yang heboh?” Tanya Sakura bingung.

“Santai saja... Mereka sungguh sangat tidak sekaku itu.” Kata Naruto yang sudah merebahkan dirinya di kasur Sakura. “Yah... Kecuali ayahnya.”

“Aku bisa membayangkannya.” Kata Sakura terkikik mengingat bagaimana sikap Sasuke.

Naruto menatapnya lalu ikut terkekeh. “dia bahkan lebih parah dari Sasuke. setidaknya padamu.”

Kata Naruto sambil tersenyum. Sakura menatap Naruto bingung lalu tersadar kalau si pirang itu sedang menggodanya.

“Pulang sana...” Usirnya sambil melemparkan sebuah gaun.

-TBC-

I Will Get You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang