One

4.1K 456 23
                                    

Pesawat dari Seoul baru saja mendarat, sementara Naruto mulai gelisah ditempatnya. Berkali-kali laki-laki itu melirik pintu kedatangan sampai Kushina, ibu Naruto, menyuruhnya untuk diam sementara sang ayah hanya tersenyum maklum.

"Ah, itu mereka..." kata Naruto begitu melihat sosok Sakura yang diapit kedua orangtuanya keluar.

"Lee Sakura..." jeritnya sambil berlari lalu memeluk Sakura erat.

"kau sungguh memalukan." Keluh Sakura pasrah.

Naruto terkekeh. "Terimakasih kembali. Aku juga sangat merindukanmu." Laki-laki itu melepaskan pelukannya lalu memeluk paman dan bibinya.

Sakura memutar bola matanya lalu memeluk orang tua Naruto. "Bibi... apa Naruto terbentur disuatu tempat akhir-akhir ini?"

Kushina dan Minato tertawa. "Kurasa tidak... Tapi mungkin kerinduannya pada kalian membuat telinganya tak mendengar dengan jelas."

Sakura mengangguk lalu nyaris saja terjatuh saat Naruto tiba-tiba mendorongnya. "Pelan-pelan saja..." Omel Sakura.

"Ayo kita pulang... Kau akan menginap dirumah ku dulu kan?"

Sakura memasang tampang sewotnya. "Kenapa aku harus menginap disana kalau rumah ku tepat disebelah rumah mu."

"Benarkah? Kau yang akan tinggal disebelah?" tanya Naruto kembali heboh.

Naruto memang melihat akhir-akhir ini banyak orang yang sibuk membereskan rumah disebelah rumahnya. Tapi Naruto sama sekali tidak tau kalau mereka sedang mempersiapkan tempat tinggal Sakura. Laki-laki itu terlalu cuek, padahal ibunya beberapa kali mendatangi rumah itu untuk mengecek semuanya.

"Ayo... Kalian pasti lelah." Ajak Minato membantu kakak iparnya membawa sebagian barang ke mobil.

Dengan semangat tinggi, Naruto merangkul Sakura dan menyeretnya sepanjang jalan. Mengabaikan keluhan gadis itu. Dia sedang sangat bahagia sampai tidak mempedulikan sekitarnya lagi.

***

Pagi ini Sasuke baru saja menyelesaikan sarapannya seorang diri. Kedua orang tuanya sudah seminggu keluar negeri untuk urusan bisnis, sedangkan kakaknya, Itachi, sudah pergi pagi-pagi sekali. Laki-laki itu mengeluarkan ponsel dan menghubungi sahabatnya.

"Aa, Naruto... Kenapa kau belum sampai?" Tanya Sasuke melirik jam didinding.

"maafkan aku Sasuke. aku lupa memberitahumu. Hari ini aku akan berangkat sendiri. Kau duluan saja. Tidak apa-apa kan?" tanya Naruto.
Sasuke menaikkan alisnya bingung.

Tak biasanya Naruto ingin berangkat kesekolah sendirian. "Ada apa?"

"Aku ada sedikit urusan." Dari belakang, suara seorang perempuan memanggil Naruto menyuruhnya lebih cepat. "sampai ketemu disekolah." Kata Naruto mematikan telepon sebelum Sasuke sempat bertanya.

Ini akan menjadi pagi yang menyebalkan. Pikir Sasuke.
Ketidak hadiran Naruto bersamanya pasti akan membuat wanita-wanita disekolah heboh. Selama ini Naruto lah yang selalu menghalau mereka dan membuat Sasuke terbebas dari kerumunan yang tak diinginkannya.

Benar saja... Sasuke baru melangkah keluar dari mobil dan para penggemarnya yang tidak melihat sosok Naruto langsung mendekat dan menawarkan untuk berjalan bersama. Suara mereka yang tumpang tindih membuat kepala sasuke berdenyut. Setelah menarik nafas dalam-dalam, Sasuke yang berusaha mengabaikan mereka berjalan cepat untuk masuk kekelasnya dilantai dua.

Cukup sulit melangkah dikarenakan kerumunan yang berebutan ingin berjalan disebelah Sasuke. bahkan ada yang dengan berani menghadang langkah Sasuke. Dengan dingin, laki-laki itu menyingkirkan orang didepannya tanpa sepatah katapun. Seolah-olah perempuan itu tidak ada.
Begitu sampai dikelas, Sasuke memberikan kode pada Shikamaru dan Sai yang duduk didekat pintu untuk meminta bantuan menghadang perempuan-perempuan diluar sana.

I Will Get You ✔Where stories live. Discover now