"Astaga pangeran, anda sungguh mengagetkan"  ucap Felix yang maaih deg deg an

"ehh maaf mengagetkan kalian semua hehehe, eh maaf.... Semoga kalian di berkahi kesejahteraan" ucap sang pangeran sambil sedikit membungkuk hormat.

Para putri di sana hampir berteriak melihat penampilan sang Orcale sekarang.

"kakak, ada apa kemari?" tanya Athanasia yang masih di samping Jennette. Jennette tidak mengalihkan perhatian nya dari sang (kakak) pangeran dari tadi dia terpana melihat senyuman itu untuk kesekian kali nya.

"ahhh itu, Hitam mengambil pembatas buku milik ku, jadi aku mencari nya, ternyata dia di sini" jawab y/n

"hitam jangan nakal sama kakak, ayo kembalikan pembatas buku nya" ucap Athanasia

Hitam mendekat ke y/n dan mengembalikan pembatas buku milik sang pangeran dengan kepala yang menunduk karena bersalah dan siap untuk di marahi, sang Orcale yang melihat itu berjongkok dan mengelus kepala Hitam pertanda dia tidak marah sama sekali.

Hitam langsung menjilat tangan sang pangeran pertanda minta maaf. Athanasia juga ikut mengelus kepala si Hitam.

"kalau tuan putri dan pangeran tidak keberatan boleh kah saya mengelus dia?" tanya Jennette

"tentu saja " jawab Athanasia

"kenapa tidak, mungkin saja Hitam akan meyukaimu " ucap y/n dengan senyuman nya.

Jennette yang mendapatkan jawaban itu langsung mengulurkan tangan nya dan langsung mengelus kepala si hitam lembut.

"wah tenang nya dia" ucap Jennette

" iya kan, si Hitam memang badan nya besar,tapi dia sangat imut...." jelas Athanasia

"akhh!! Sakit" tiba tiba Athanasia berteriak lalu tiba tiba terdiam untuk beberapa saat, y/n merasakan ada yang tidak beras

"Athy?"

"Hoek!"

Athanasia tiba tiba memuntahkan darah, darah itu mengenai gaun birunya, Kepala si hitam dan sebagian baju putih sang pangeran.

Jennette dan y/n sangat terkejut melihat Athanasia yang mengeluarkan darah dari mulut nya secara tiba tiba.

"TUAN PUTRI?!/ATHY!!" teriak Jennette dan y/n bersamaan yang membuat orang orang di sana juga ikut terkejut.

"TUAN PUTRI ANDA BAIK BAIK SA-" ucapan Jennette langsung terputus karena tiba tiba limbang dan jatuh kepangkuan y/n yang ada di sebelah nya. Merasa ada yang sesuatu pada adik nya y/n mendorong tubuh Jennette menjauh dari Athanasia agar dia tidak terluka. Jennette yang melihat itu terharu melihat sang kakak meyelamatkan nya.

Y/n langsung memeluk Athanasia erat, tidak memperdulikan baju putih nya kotor karena darah sang adik.

"TUAN PUTRI!!!, PANGERAN!!" Teriak Felix


y

/n merasa kalau mana Athanasia meleluap luap seperti akan meledak, y/n meringis Tanda Orcale nya juga bereaksi rasa panas menjalar di seluruh tubuh nya tapi, sang pangeran tetap mempertahan kan kesadaran nya.

Setelah beberapa saat tubuh Athanasia tidak lagi mengeluarkan Cahaya, y/n dengan cekatan menggendong Athanasia dengan gaya pengantin, darah Athanasia benar benar membasahi kemeja putih nya tapi sekali lagi dia tidak peduli.

"Felix tolong antar para tuan putri kekereta mereka, mohon maaf para tuan putri dengan kondisi Athanasia seperti ini dengan terpaksa pesta teh kalian harus di batalkan, dan pelayan tolong panggilkan penyihir istana" Ucap pangeran dengan nada panik dan langsung pergi dari sana tanpa mendengar jawban dari mereka semua.

The Oracle (Who Made Me A Princess X M reader) [TAMAT]Where stories live. Discover now