36. Family [END]

2.8K 206 43
                                    

Halloo gaysss!
Lama banget aku gak update. Maaf yaaa, maaf banget huhuhu:( aku sama keseharian aku. Banyak banget problem belakangan ini. Aku pun sibuk kuliah (habis selesai UTS dihadapkan dengan tugas lagi + revisi makalah, proposal, jurnal, dll). Banyak banget hehe:) aku juga sebentar lagi mau UAS. Otw jadi Mahasiswi semester 6 (sudah mau KKN aja) huaaa😭

Happy Reading loves❤️

🌈🌈🌈

A years later...

Pluem ❤️ Chimon

"Mi! Yah!"

"Nghh..." Suara lenguhan dari sosok yang merasa tidurnya terganggu.

"Mi! Yah!"

Pria manis yang merasa tidurnya terganggu pun, memutuskan bangun dari tidurnya.

Berjalan ke arah pintu penghubung dari kamarnya dengan kamar lainnya.

Ceklek

"Miiii~"

"Good morning, baby boy."

"Ning~"

Pria manis itu, Chimon, tersenyum melihat senyum manis anaknya.

"Bangunin Ayah yuk!" Ucap Chimon dengan semangat dan ditanggapin teriakan senang dari anaknya.

Chimon mendekati Pluem yang masih nyenyak Salam tidurnya.

"Yah~"

Chimon terkekeh geli ketika tangan mungil anaknya memukul pelan wajah Pluem.

"Yah!"

"Hm?" Gumam Pluem dengan mata masih tertutup.

"Yah~ ngun!"

Pluem dengan pelan membuka matanya, lalu tersenyum. Ia membawa anak manisnya ke dalam pelukannya.

"Morning, Benz." Pluem pun mencium seluruh wajah anaknya dengan gemas.

Benz pun tertawa.

"Hahahaha... Yah!" Pekikan cerianya membuat Pluem dan Chimon senang.

Benz Panit Vihokratana. Putra dari pasangan Pluem dan Chimon.

Benz, yang diberkati.

Panit, anak laki-laki yang dicintai.

Vihokratana, merupakan marga dari Pluem.

Kehidupan pasangan ini sangatlah menyenangkan, rumah tangga mungkin tak selamanya damai— tetapi syukurnya pasangan ini bisa melewati segalanya.

Pluem merupakan pria dewasa, ia bisa membimbing Chimon dalam membina rumah tangga mereka bersama. Lalu, dengan kehadiran Benz dalam keluarga kecil mereka, semakin membuat kebahagiaan di hidup mereka.

Benz genap berusia setahun dua bulan yang lalu. Anak itu sudah mulai bisa berjalan dan mulai agak lancar berbicara. Wajah dan sikap Benz itu, banyaknya perpaduan Pluem. Hanya bagian matanya saja yang mirip Chimon. Tapi tak apa, karena ketika Chimon mengandung Benz, ia selalu berdoa agar anaknya tampan seperti Pluem, baik seperti Pluem— pokoknya apa-apa itu selalu Pluem.

Tak salah, bahwa terkadang Benz lebih lengket kepada Pluem.

Pluem bangun dari tidurnya dan tersenyum ke arah istri tercintanya.

"Morning, baby." Ucapnya dan mengecup kecil bibir Chimon.

"Morning, Ayah." Chimon pun membalas dengan mengecup pipi suaminya.

THE NEIGHBOR - GMM✓Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum