Prolog

6.3K 444 7
                                    

Bel istirahat baru saja berbunyi, langsung saja kelas-kelas memuntahkan para murid keluar. Dalam sekejap, kelas yang tadinya penuh langsung nyaris kosong. Hanya satu-dua orang saja yang tinggal didalam. Tapi berbeda dengan satu kelas dilantai dua. Kelas itu selalu ramai selama ada dua orang itu disana.

Sasuke uchiha.

Sejak laki-laki itu masuk ke konoha high school, laki-laki itu langsung menarik perhatian nyaris semua murid perempuan dari berbagai tingkat. Setiap hari ada saja orang yang mencoba untuk mendekatinya. Tapi jangankan merespon perhatian dari para penggemarnya, Sasuke bahkan seringkali seolah tidak menyadari kehadiran wanita-wanita yang mencoba menarik perhatiannya itu.

Sasuke tidak pernah berada disuatu tempat seorang diri, Naruto Uzumaki, sahabat yang sudah dikenalnya sejak mereka masih bayi selalu ada disebelah Sasuke. Berbeda dengan Sasuke yang kelewat cuek, Naruto orang yang ramai dan sangat ramah. Dia juga cepat akrab bahkan dengan orang yang baru pertama kali dikenalnya.

Naruto selalu melindungi Sasuke, menjaga jarak aman untuk para fans Sasuke. Bukan tanpa alasan laki-laki itu melakukannya. Selama ini Sasuke selalu mengeluhkan gangguan dari para wanita yang menyukainya. Laki-laki itu juga tidak tau bagaimana caranya mengusir para fansnya karena baginya itu hanya sesuatu yang sia-sia dan membuang waktu. Perempuan-perempuan itu tidak akan pernah mendengarnya dan hanya membuatnya kesal.

Pernah sekali laki-laki itu kehilangan kendali. Mengamuk dan memaki semua fansnya. Tapi tetap saja tidak bisa membuat mereka berhenti. Karena itulah Naruto memutuskan untuk membantu sahabatnya itu.

Dengan sikap ceria dan bersahabat, Naruto selalu menjadi kurir para penggemar sasuke menyampaikan surat, hadiah, dll. Walaupun kebanyakan dari surat dan hadiah itu malah bertumpuk dirumah Naruto tanpa disentuh Sasuke.
Sore ini, Naruto sedang menemani Sasuke bermain ps dirumahnya. Laki-laki itu tau sahabatnya akhir-akhir ini sedang sangat tidak mood karena insiden disekolah waktu itu. Karena kejadian itu, sasuke harus berhadapan dengan ayahnya yang keras. Nyaris saja sasuke dikurung dan tidak diizinkan lagi keluar dari rumah kalau naruto tidak segera membujuk Fugaku Uchiha itu.

Baru bermain beberapa menit, ponselnya berbunyi. Nama Sakura Lee muncul dilayarnya. "Sebentar ya teme... Sepupuku menelepon." Sasuke masih melanjutkan permainan tanpa memperdulikan Naruto.

"Oh sakura-chan... Apa kau sudah sangat merindukanku?" Teriak naruto girang.

Seoul - korea selatan

Begitu mendengar suara nyaring sepupunya, Sakura langsung menggerutu. Gadis itu menyalakan speakernya lalu meletakkan ponselnya diatas meja.

"Tidak usah berteriak begitu." Katanya dalam bahasa jepang yang lancar.

"Baiklah, baiklah... ada apa?"

"Aku akan kembali bulan depan."

"Memangnya kau dimana?" Suara Naruto terdengar bingung. Senyum Sakura terkembang, tidak sabar mendengar reaksi sepupunya itu. Tapi tak ada salahnya kan memberi sedikit teka-teki.

"Seoul, tentu saja..."

"Lalu?" Naruto terdiam dan langsung berteriak. Sakura sungguh bersyukur dia sudah menjauhkan ponselnya dari telinga.

Samar-samar Sakura mendengar suara seorang laki-laki yang protes karena Naruto begitu berisik. Sepertinya laki-laki itu sedang bersama seseorang.

"Kau akan kembali ke Jepang?" Tanya Naruto menggebu-gebu setelah meminta maaf pada temannya.

"Eum..."

"Benarkah? Sekolahmu?"

"Tentu saja pindah..."

"Kemana?"

"Sekolahmu."

Terdengar sorakan gembira dari naruto. Sepupunya itu langsung mengatakan betapa tidak sabarnya dia menunggu bulan depan. "Kenapa kau tidak pindah besok saja."

"Masih ada yang harus di urus." Kata Sakura menerawang. "baiklah Naruto... Aku hanya ingin memberitahumu itu saja." Setelah saling bertukar salam Sakura memutus sambungan lalu berguling dikasurnya.

Gadis itu menatap langit-langit kamarnya lalu menghela nafas. Disatu sisi dia sangat senang bisa pindah ke Jepang. Itu artinya dia bisa dekat dengan Naruto. Satu-satunya saudara yang dia punya. Tapi dia juga berat untuk meninggalkan seoul dan teman-temannya. Dia sudah sangat mencintai kota ini, lebih dari kampung halamannya.

"Lebih baik mempersiapkan semuanya dari sekarang." Kata Sakura kembali meraih ponselnya dan menghubungi sahabat dekatnya.

I Will Get You ✔Where stories live. Discover now