Part 20

613 68 1
                                    

Happy reanding

***

"Ekhem," dehem Vina membenarkan suaranya yang hilang entah kemana.

"Emang lo mau bicara apa? Bicara aja," ujar Vina dengan suara yang masih terasa berat.

"Aku ... aku," ujar Damar gugup.

Damar mengambil napas, lalu ia mengenggam tangan Vina, hal itu sontak membuat membuat Vina merinding.

Damar tidak langsung bicara, ia menatap dalam mata Vina, begitupula dengan Vina, mereka saling menatap satu sama lain.

"Aku ... aku sebenarnya suka sama kamu," ucap Damar yakin seraya menatap manik mata Vina penuh kelembutan.

Vina senang, tapi ia juga gugup, Vina sekaan tak percaya bahwa Damar mengungkapkan isi hatinya, bahwa Damar menyukainya yang berarti Vina tidak jatuh cinta sendirian.

"Mar, ini mimpi 'kan?" tanya Vina.

"Memang terdengar seperti mimpi, tapi ini nyata, aku suka sama kamu Vina," jawab Damar yakin.

Vina tersenyum, senyuman yang begitu manis dan lebar, senyuman kebahagiaan yang tiada tara.

"Sejak kapan?"

"Sejak kamu menolongku dari Kavin, jatuh cinta pada pandangan pertama? Ya, terdengar aneh tapi memang benar, aku jatuh cinta sama kamu pada pandangan pertama," sahut Damar seraya mengusap pipi Vina penuh kelembutan.

"Bagaimana bisa?" tanya Vina.

"Akupun gak tahu bagaimana bisa aku jatuh cinta secepat itu sama kamu, tapi faktanya memang seperti itu," jawab Damar seraya menundukan kepalanya.

"Jadi, bagaimana denganmu?" tanya Damar kembali menatap mata vina.

"Aku?"

"Eum–"

"Kalau gak mau jawab sekarang juga gapapa kok," potong Damar.

"Kalau sekarang boleh gak?" tanya Vina.

"Tentu boleh, bahkan sangat boleh," jawab Damar dengan semangat empat lima.

"Tapi ulangi dulu pertanyaanya," sahut Vina.

"Oke, jadi bagaimana denganmu? Apakah kau juga memiliki rasa yang sama?"

"Iya, aku juga suka sama kamu," sahut Vina dengan malu-malu.

"Jadi, sekarang kita pacaran?" tanya Damar dengan mata yang berbinar.

Vina hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Yes!" teriak Damar lalu ia melakukan selebrasi untuk menunjukan betapa ia bahagia.

Kemudian ia berbalik dan bersiap memeluk Vina, namun ada sesosok orang yang menghalangi mereka.

Lano, lelaki itulah yang menghalangi tindakan Damar yang akan memeluk Vina. Entah darimana datangnya tetapi Lano benar-benar ada di situ.

"Seneng sih boleh seneng, tapi gak ada acara peluk-pelukan sebelum halal," ujar Lano membuat susana menjadi canggung.

"Kita bukan babi loh Bang," sahut Vina.

"Heh, gua aduin ke bokap baru tahu rasa loh," ujar Lano mengancam.

"Ekh jangan-jangan," sahut Vina.

"Ciee nikah," sahut Febi yang baru datang dengan napas yang masih ngos-ngosan, sepertinya mereka lari ke sini.

"Baru pacaran dodol," sahut Aksa yang juga masih berusaha mengatur napasnya.

"Ciee jomblo," sahut Vina dan Damar bersamaan.

"Jadi kapan lo nembak gue?" tanya Aksa tiba-tiba seraya menatap Febi.

"Gak kebalik tuh?" tanya Febi seraya memutar bola matanya kesal.

"Ciee yang mau di tembak duluan," sahut Aksa lalu tertawa terbahak-bahak. Dasar aneh. Apapun ia ketawakan bahkan yang tidak lucu sekalipun. Sepertinya mantan jatuh dari motorpun akan Aksa ketawakan.

TBC.

Nerd Boy Where stories live. Discover now