Chapter 40. Yang Terjadi di dalam...

158 16 3
                                    

Mari kita adakan game, saya akan memberikan kata-kata dan kalian yang membayangkan.

Pertama-tama, mari kita uraikan keadaan kita saat ini terlebih dahulu.

Kata pertama adalah pegunungan.

Lalu kata kedua adalah gurun.

Apakah kalian sudah membayangkan hal-hal itu?

Kata ketiga, hangat.

Kata keempat, dingin.

Sudah ketebak? Itu adalah hal yang menjelaskan keadaan ku sekarang.

Apa? Belum ketebak?

Kalau begitu, kata-kata ke 5, empuk.

Dan kata-kata terakhir, keras.

Bahkan dengan banyaknya kata-kata petunjuk, kalian tidak bisa membayangkan apa yang terjadi padaku sekarang?

Kalian payah.

Baiklah, ku uraikan dari awal saja.

Setelah aku meminta wanita ini untuk menjemput adik ku, dia sebenarnya tidak mengindahkan permintaan ku sama sekali.

Boro-boro mengangguk, atau menggelengkan kepala untuk menolak atau menerima permintaan ku, ia masih melekat padaku sekarang.

Tapi ya sebenarnya tidak apa-apa, maksudku adalah keempukan itu terlalu menggiurkan untuk dilewatkan.

Tindakannya semakin lama semakin berani, ia secara tidak sadar bernafas tidak normal dan Raia dapat mencium aromanya yang memabukan.

Jika tindakan ini terus berlanjut, maka tindakan yang mengharuskan pembaca berusia 18+ akan terjadi, tapi Raia tidak menyesalinya.

Jika benar-benar terjadi maka Erofu yang polos, murni, suci dan baik hati memang tidak pantas untuk melihat adegan berikutnya.

Yeah, seharusnya sih seperti itu, tetapi sebuah teriakan melengking menyadarkan kembali pikiran Raia.

"ONI-CHAAAANNNNN!!!"

Ya itu adik ku yang imut. Dan suara itu muncul langsung dari depan.

Segera Raia menyangga kakinya di sisi lain kereta kuda dan memeluk pinggang wanita itu.

Pada saat yang sama, pengemudi kereta kuda sepertinya terkejut dan menarik tali kuda yang membuat kuda berhenti secara mendadak.

Rem mendadak membuat Raia membungkuk karena terbawa, tapi untungnya wanita ini tidak terbentur karena memang sudah dipeluk Raia agar mencegahnya untuk terbentur.

Tapi Raia tidak tahu bahwa tindakannya itu akan membuat wanita itu semakin terpaku padanya.

"Bajingan kecil! Kau minggir, hoi mau kemana kamu?!" pengemudi itu terdengar marah.

Tapi suara langkah kaki yang cepat terdengar dan pintu terbuka, menampilkan sosok Erofu yang bernafas pendek dengan keringat.

Saat pintu terbuka, Erofu jelas melihat pemandangan di depannya.

Baju Raia dan wanita itu yang tidak rapih.

Serta tangan Raia dan tatapan wanita itu pada Raia.

Erofu membeku sesaat sebelum mengutuk Raia.

"Kakak! Cabul! Sesat! Selingkuh itu tidak baik!..."

Setelah serangkaian kutukan yang telah menarik perhatian warga, Erofu ditarik ke dalam kereta kuda dengan paksa oleh Raia.

Memaksanya duduk di sisinya, Raia bangun sedikit dan menutup pintu, secara bersamaan pengemudi sepertinya memahami maksud Raia dan segera pergi.

"Baik, adik ku yang manis, dengarkan... Onii-chan tidak mesum!"

Really, Can I Sleep?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang