POY 3: Alasan Misterius♡°

31 2 0
                                    

"Biasanya, kalau seseorang mengajak kita menuju ke sesuatu yang baik, bisa saja itu berisi sebuah maksud tertentu, benar?

▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪

Saat kelas Amberelyn begitu sesak dengan suara tawa dan teriakan, seorang murid dari kelas lain menyembulkan kepalanya dari pintu masuk kelasnya.

Awalnya Amberelyn tidak menyadari bahwa sosok itu mencari dirinya, namun begitu mendengar teriakan temen-temen sekelasnya, Amberelyn sadar bahwa sahabat masa kecilnya itu sedang butuh sesuatu.

"Wah ... Joshe ku yang tampan."

"Pacarku, kau sedang mencari princess mu ini, kan?"

"Ya ampun, ganteng banget masa depan aku."

"Joshe! Please be mine!"

Amberelyn memutar matanya--kesal dengan teman-temannya. Bukan karena tidak suka sahabatnya itu dikerubungi para-para betina, hanya saja, dia mau menemui sahabatnya itu tapi terhalang oleh para betina yang berdiri mengelilingi Joshe--si siswa tampan nan dingin.

"Oh Tuhan, cobaan macam apa lagi ini," gumam Amberelyn dengan miris.

Akhirnya ia pun mencoba untuk menerobos masuk kedalam lingkaran itu, tapi tidak bisa. Bahkan beberapa temannya mendorong tubuhnya hingga ia terhuyung kebelakang.

Amberelyn hanya bisa tersenyum paksa melihat perlakuan teman-temannya itu, yang terlihat begitu anarkis.

'Dasar betina bar-bar!' teriak Amberelyn di dalam hati.

Carlina melihat sahabatnya--Ami begitu kesusahan untuk bertemu sahabat masa kecilnya itu, akhirnya ia pun turun tangan. Carlina bangkit dari duduknya dan segera berjalan menuju para betina yang berkerumun mengelilingi Joshe yang hanya terdiam dan tak tahu ingin melakukan apa.

Begitu Carlina sudah tiba di tempat yang sesuai, ia pun menghela napas pelan kemudian menghirupnya dengan rakus.

"Bisakah, kalian berhenti berkerumun!?"

Teriakan Carlina sukses membuat semua kegiatan di kelas itu terhenti. Seperti waktu yang telah diberhentikan tiba-tiba. Semuanya terdiam dan fokus ke satu arah, yaitu Carlina.

"Kalian membuat sahabatku tidak bisa bertemu dengan temannya!" teriaknya lagi dengan marah.

Ia pun berjalan menuju kerumunan itu sembari mengentakkan kakinya. Tangannya dengan sigap mendorong semua teman sekelasnya yang menghalangi jalannya. Karena terlalu kuat mendorong, ada beberapa teman mereka yang terhuyung hingga mencium papan tulis dan meja belajar.

Carlina mengabaikan itu dan terus mendorong teman-temannya tanpa perduli bagaimana keadaan mereka nantinya. Setelah para betina itu telah di singkirkan, Carlina kembali menghadap Amberelyn dan tersenyum.

"Silahkan, Putri Amberelyn," ucapnya sembari bergaya seperti seorang pelayan istana.

Amberelyn tertawa pelan melihat tingkah Carlina. Ia pun segera menghampiri Joshe dan segera membawanya keluar dari kelas.

Setelah Amberelyn dan Joshe keluar dari kelas, Carlina tersenyum bangga akan usahanya. Ia pun membalikkan badan dan menatap datar pada teman-teman sekelasnya yang masih menatapnya sepeti orang bodoh.

"Kenapa menatapku? Silahkan lanjutkan aktivitas kalian yang tertunda." Setelah mengucapkan kata itu, teman-temannya pun akhirnya kembali ke rutinitas semula, begitu juga dengan Carlina yang sibuk tersenyum-senyum di tempat duduknya. Entah apa yang ia pikirkan sampai senyum tak mau hilang dari wajah cantiknya itu.

Sementara di sisi lain, Amberelyn melepaskan tangannya dari pergelangan tangan Joshe. Mereka tengah berada di luar kelas Amberelyn. Amberelyn menatap ke kanan dan ke kiri, memastikan bahwa tidak ada orang lain yang ada lewat di lorong itu.

Point of You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang